55

977 136 188
                                    

Cue !

.

.

.

💜💜💜

Dua jam sebelum jadwal resmi dimulai.

Yoongi menerima telepon dari Habeom untuk menemuinya di ruangan sang mantan Main Manager mereka dulu, Kim Sejin.

Disinilah Yoongi setelah dihidangkan kopi instan oleh si pemilik ruangan, duduk berhadapan dengan Habeom yang tengah memeluk sebuah map.

Setelah Sejin mempersilahkan Yoongi menyesap kopi tersebut dan diminum oleh sang anak asuh, ia pun memberi gestur kepada Habeom untuk memberitahu tujuan mereka memanggil Yoongi.

Dua kontrak kerja dalam empat lembar kertas diletakkan Habeom di depan Yoongi. Berhubung Yoongi tak memakai kacamatanya, ia harus mengangkat salah satu lembar tersebut dan mendekatkan pandangannya pada kertas tersebut. Sengaja Yoongi mengambil kontrak kerjanya dengan Aera pada lembar tandatangan. Namun, seperti saat ia serahkan kontrak tersebut pada Sejin dan Habeom, hanya ada cap dan tandatangan miliknya tanpa dibalas oleh sang manajer pribadi yang artinya tempat khusus tandatangan si manis masih bersih dan kosong.

Habeom terdengar menghela nafas kasar, "Dia tidak mau memperpanjang kontrak yang kau buat" ujarnya.

Lembar kontrak tadi sedikit ia turunkan untuk menatap lawan bicara. Raut mukanya terlihat bingung dan heran. Pasalnya, enam bulan yang lalu, si manis malah meminta memperpanjang kontraknya menjadi setahun namun saat ia memenuhi keinginan tersebut, Aera tak mau menandatangani kontrak kerja mereka.

Habeom serahkan kertas lainnya yang merupakan bagian tandatangan untuk kontrak sebagai Tim Protokoler BTS, "Dia juga tidak mau memperpanjang kontrak yang kami buat"

Yoongi mengambilnya dan membacanya sekilas. Ia gigit pipi bagian dalamnya sejenak. Tatapannya berubah tajam, "Apa ada alasan yang diberitahu olehnya, mengapa dia tidak mau memperpanjang dua kontrak kerja ini ?"

Habeom menggeleng. Sejin menjawab, "Dia hanya bilang tidak bisa lagi melakukannya"

Spontan, Yoongi mengurut pangkal hidungnya.

"Heokshi.." ucap Habeom menggangtung, "Ku harap aku salah.." lanjutnya.

Yoongi melirik sang manajer utama, "Ne ?"

"Ayat terakhir dikontrakmu itu. Apakah karena itu ?" Terka Habeom.

Buru-buru Yoongi menggeleng, "Animnida, hyungnim. Dia tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut"

"Apa kau tahu apa alasannya ? Mungkin dia pernah memberimu sinyal untuk berhenti atau apa ?" Tanya Sejin. Orang yang lebih kecewa dari Habeom adalah Sejin. Dia tahu dari awal bagaimana Aera, dia tahu progres si manis, dia tahu bagaimana antusiasnya Aera saat memulai bergabung dengan tim protokoler, ia tahu semuanya tetapi tiba-tiba semangat itu memundar dan memutuskan untuk berhenti membuat Sejin bagai tersambar petir.

"Aku akan bertanya langsung padanya" kata Yoongi.

Habeom mengangguk, "Geurae. Tolong jangan biarkan dia pergi. Kami sudah kesulitan kehilangan Woohyunie, jangan Aera juga. Butakhae"

"Akan aku usahakan. Kalau dia tetap pada pendiriannya, aku tidak bisa berbuat banyak" balas Yoongi, "Kalau begitu, aku permisi. Geureom"

Yoongi pun keluar dari ruangan tersebut dengan pikiran yang semrawut. Ia ingin buru-buru ke studionya untuk memanggil Aera tetapi jika dalam perjalanan bertemu si manis, itu lebih baik.

YUNGIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang