Masa Lalu (a)

2.1K 295 217
                                    

Kelas satu SMP

Alan dan Ara sudah bersama bahkan sejak mereka lahir. Mereka lahir dihari yang sama dengan jeda waktu lima menit. Persis seperti anak kembar. Tetapi, berbeda orang tua.

Alan dikenal sebagai anak pintar, baik, Friendly dan sangat tampan. Itu sebabnya dia disukai oleh banyak orang. Sedangkan Ara dia tidak suka basa-basi, lebih pendiam, pintar dan cantik.

Tapi karena Ara pendiam, dia tak memiliki banyak teman. Bahkan hanya Alan lah yang Ara anggap teman.

Mereka berdua kini sudah duduk dibangku SMP. Karena ketampanan nya, Alan yang baru masuk langsung menjadi most wanted di SMP mereka. Alan terlalu baik. Bahkan, lebih ke naif, itu membuat Ara sering kesal sendiri. Karena Ara tau ada banyak orang munafik yang memanfaat kan kebaikan Alan.

Hari itu, Alan sudah merengek sejak pagi pada Ara untuk menemaninya pergi ke suatu tempat. Tapi, Ara lebih memilih menolak pemintaan Alan. Karena, Ara yakin Alan akan membantu orang lagi. Benar-benar memuakkan!

"Ra. Lo beneran nih gak bisa?" Alan masih berharap Ara mau menemaninya. Tapi Ara lagi-lagi menggeleng.

"Gue gak bisa Sal. Lo gak papa kan sendiri?" Ara menatap Alan dengan sorot meyakinkan.

Alan menghela napas. "Iya gak papa kok. Gue pergi dulu."

***

Alan baru saja tiba di tempat yang dikirimkan oleh Rika kakak kelasnya. Tempat ini terlihat sangat sepi. Bangunan yang berjajar dengan rapi pun terlihat usang. "Apa mungkin kak Rika ada disini?" batin Alan.

"Kaya nya gak mungkin ada orang deh disini." Alan berbalik, dia mulai berjalan untuk meninggalkan tempat ini.

"Arsal."

Alan menoleh. Dia dapat melihat Rika yang tengah berdiri dengan senyuman manisnya. Alan berjalan mendekati Rika.

"Haii kak, maap gue pikir disini gak ada orang."

"Iya gak papa kok Sal. Kita harus cepet Sal, karena Tia butuh bantuan banget." Rika dengan cepat menarik Alan bahkan sebelum Alan memberikan jawaban.

***

Mereka berdua kini memasuki salah satu bangunan yang ada disana. Bau khas tempat yang tak terjamah langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciuman mereka.

"Kak, Mana kak Tia?" tanya Alan heran karena dia tak menemukan siapapun disini.

Alan diam. Dia menoleh dan tak mendapati Rika. Alan kebingungan.

"Hai dede gemesh. Akhirnya lo dateng juga. Kita udah lama nunggu lho."

Alan dapat mendengar suara seorang remaja lelaki tepat dibelakang dirinya. Alan memutar badannya.

Kini, dia bisa melihat Rika, Tia, dan Keira bersama dengan 4 orang remaja lelaki yang Alan kenal sebagai badboys di sekolahnya. Melihat empat orang itu menatapnya sinis, Alan sadar bahwa dirinya tengah dalam bahaya.

"Ada apa ya kak?" Alan mencoba menekan rasa takutnya. Dia berusaha bicara setenang mungkin.

Satu lelaki yang Alan tau sebagai pacarnya Rika mulai mendekat. Dia berhenti dua langkah tepat di depan Alan. Lelaki itu tersenyum sinis seraya memperhatikan Alan dari atas hingga bawah. "Jadi, anak piyik ini yang berani gangguin cewe gue!"

ALANARA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang