Ara malam ini menginap di rumah Alan. Mereka berdua berencana untuk belajar bersama. Baru mendengar rencana itu, Sarah dan Ranti sudah sangat bahagia. Sarah bahkan menyiapkan banyak camilan untuk menemani Alan dan Ara belajar.
"Liat deh Lan, Bunda sama Mama antusias banget denger kita mau belajar." Ara menunjukkan beragam makanan dan minuman yang tertata rapi di atas meja.
"Hahaha, iya mereka gak tau aja. Definisi belajar bagi kita itu beda." Alan tertawa geli.
"Iya, bener banget." Ara ikut tersenyum riang.
Ara duduk di atas ranjang. Dia melihat ke arah Alan yang tengah memilih anime. "Cepetan Lan," Alan mengangguk. Setelah selesai mengatur semuanya, Alan bergegas duduk di samping Ara.
Mereka berdua asik menonton anime Beelzebub. Sesekali mereka tertawa karena adegan lucu Baby Beel bersama Oga.
Menonton Anime adalah definisi belajar bersama bagi Alan dan Ara. Sungguh, jika Sarah dan Ranti tau akan hal ini. Pasti Sarah dan Ranti akan menyesal karena sempat melakukan sujud syukur.
***
Ara bergumam. "Kok bisa ya, penulis nya bikin adegan lucu kaya gitu."
Alan dan Ara kini tengah berbaring seraya menatap langit-langit kamar. Mereka baru saja menyelesaikan lima episode terakhir dari anime Beelzebub.
Alan menyahut. "Mungkin, penulis nya humoris."
"Berarti kalo gue mau nulis novel Romance. Gue harus romantis dong."
"Hm. mungkin."
"Itu berarti, gue harus pacaran." Alan dengan segera menoleh pada Ara, dia menatap Ara tajam.
Ara masih betah dalam posisinya. Tetapi Ara tau Alan sedang menatapnya tajam. "Canda Lan. Baru juga ngomong gitu doang."
"Hm"
Ara kini tidur menyamping. Dia dapat melihat Alan yang tengah terpejam. Tapi, Ara tau bahwa Alan masih terjaga. "Lan, tiba-tiba gue dapet ide cerita menarik loh. Gue kepikiran buat bikin cerita Dewasa. Pasti cerita gue bakalan banyak yang baca. Otomatis, impian gue buat punya cerita yang dibaca banyak orang, bakalan terwujud dalam waktu singkat. Pinter kan gue," Alan membuka mata. Dia dapat melihat Ara tersenyum dengan mata yang berbinar.
Alan mengusel dahi Ara hingga Ara meringis. "Ish.. sakit tau Lan."
"Bodo! Lagian ide lo itu ada-ada aja. Inget umur woii!"
"Bentar lagi kan kita delapan belas. Berarti wajar kan?"
"Emang lo tau isi novel Dewasa itu apaan aja?" pertanyaan Alan membuat Ara mengeryit bingung.
Untuk sesaat Ara terdiam kemudian Ara menjetikan jarinya. Seolah baru mendapat ide. "Covernya ada unsur dewasa, terus dikasih tanda 18+, terus ada tulisan Mature Content. Tau kan gue." Ara menjawab dengan bangga.
Alan tertawa sangat keras. Persis seperti dugaannya. Ara masih polos. dia tidak mengerti arti konten dewasa yang sebenarnya. Yang Ara tau hanya lah hampir semua cerita berkonten dewasa banyak yang membaca. Itu berarti peluang ceritanya untuk dibaca akan semakin besar.
Ara sudah tau Alan pasti akan menertawakan dirinya. Tapi Ara merasa sangat kesal. Karena Alan tertawa sampai serenyah rengginang. Segitu terlihat bodohnya kah Ara?
Selagi Alan sibuk tertawa. Ara dengan cepat mengambil ponsel dan membuka aplikasi Wattpad miliknya.
"Lo mau ngapain?" tanya Alan setelah lelah tertawa.
"Mau baca novel dewasa," jawab Ara enteng.
Alan dengan segera mengambil alih ponsel milik Ara. Dia tersenyum miring. "Gak perlu baca. Mending gue aja yang ngajarin lo."
Alan menatap Ara dengan tatapan yang sulit Ara artikan. Kemudian, Alan melingkarkan tangannya pada pinggang ramping milik Ara. Alan memperpendek jarak mereka. Ara speechless. Dia menelan salivanya sendiri. Ara tak bisa berkutik. Raut wajahnya benar-benar tegang.
Alan dan Ara berpandangan cukup lama, sebelum akhirnya Alan semakin mendekatkan wajah mereka. Alan mengembuskan napasnya membuat bulu kuduk Ara meremang.
"Gak usah tegang. Muka lo makin jelek tau," bisik Alan pelan membuat Ara langsung melotot. Ara paham sekarang. Ternyata, Alan tengah mengerjai dirinya.
"AWW! LEPASIN RA! PLEASE! GAK LAGI-LAGI BENERAN DAH!"
Alan menjerit kesakitan. Saat gigi Ara menancap dengan indah di tangan kanan nya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANARA [ SUDAH TERBIT ]
Teen FictionAlan dan Ara dua orang yang memiliki kesempatan, kekayaan dan kekuasaan memilih meredupkan cahaya gemilang yang sebenarnya bisa mereka manfaatkan. Alan yang notabennya anak dari pemilik sekolah bersama sahabatnya Ara, memilih berpenampilan cupu, me...