Prolog

50.7K 1.6K 57
                                    

Haiii!!!

Kalian tim mana? 

Baca ulang?

atau

Baru baca?

Baru baca?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-MFS-

Seorang wanita paruh baya menggeleng-gelengkan kepalanya, berkali-kali ia membangunkan sang putri semata wayangnya, namun yang dibangunkan malah terus mencari kenyamanan dalam selimutnya.

"Bangun sekarang atau mama panggilin Arka?!" ancam Sarah, mama dari gadis yang masih terlelap itu.

Kedua mata Qia langsung terbuka lebar mendengar ancaman dari sang mama kesayangannya, "Ck! Mama gak sabaran sih, Qia hampir aja mau dipeluk sama Jungkook," kesal Qia.

Plak

Qia meringis kesakitan kala ia merasakan sakit di pahanya, ia mulai mengumpulkan nyawanya yang masih terombang-ambing dengan mimpi indah yang mempertemukannya dengan BTS, boyband Korea kesukaannya.

Senyum lebar tercetak jelas diwajahnya, membayangkan betapa tampannya Jungkook, salah satu anggota BTS. Sarah bergidik ngeri melihat putrinya yang seperti orang gila di pagi hari, "Malah senyum-senyum, cepet mandi Qia!" titahnya.

"Iya ma, ini Qia udah bangun," balas Qia sembari bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kakinya kearah kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Sedangkan mama Qia segera keluar dari kamar sang putri menuju dapur untuk melanjutkan kegiatan menyiapkan sarapannya yang sempat tertunda tadi.

"Assalamualaikum!"

Sarah sontak menoleh kearah pintu, "Waalaikumsalam!"

"Bibi! Tolong bukain pintunya!" titah Sarah kepada bi Harun, pembantu keluarga Qia. Dengan patuh, bi Harun segera membukakan pintu depan, "Oalah, den Arka," ujarnya.

Arka tersenyum, "Qia udah siap belum bi?" tanyanya sambil masuk kedalam untuk menyapa calon mertuanya, eh?

"Masih mandi kayaknya den," jawab bi Harun.

Arka mengangguk pelan, kakinya melangkah kearah dapur karena hidungnya sudah disuguhi oleh bau masakan yang sangat enak. "Ma," panggilnya, sembari mengulurkan tangannya untuk salim.

Sarah menoleh kebelakang, ia tersenyum dan menerima uluran tangan dari Arka, "Udah sarapan Ka?" tanya Sarah.

Arka mengangguk, "Udah kok ma," jawabnya lalu duduk di meja makan.

"MAMA! ARKA UDAH DATENG BELUM?! KALAU BELUM MENDING QIA BERANGKAT SENDIRI AJA, DARIPADA SAMA CURUT GAK GUNA!" teriak Qia dari arah tangga.

Kedua mata Arka bergerak menelusuri arah tangga yang menuju ke atas, ia menatap Qia dengan tatapan tajamnya, "Ya udah kalau gak mau. Ma, Arka ijin ke sekolah duluan," pamit Arka sembari menyalami Sarah.

"Eh! Gue ralat, lo berguna kok, gue nebeng," ralat Qia kemudian ia ikut menyalimi Sarah.

"Ma, Qia sama Arka berangkat dulu ya," pamit Qia.

Sarah mengerutkan keningnya, "Kamu gak sarapan dulu?" tanyanya. Qia menggeleng, "Gak deh ma, takut telat," tolaknya.

Arka berdehem, "Lo mending sarapan dulu Qi, gue tungguin. Yang penting lo harus sarapan," ujar Arka yang diangguki setuju oleh Sarah.

Qia mengangguk, kemudian ia segera meneguk segelas susu coklat yang ada dihadapannya selama tiga puluh detik, dan mengambil roti bakar yang telah disediakan. "Udah ma," ucapnya mengakhiri.

Setelah itu, mereka berangkat menggunakan motor milik Arka. Keduanya adalah sahabat dari kecil, karena kedua orang tua mereka bersahabat sejak SMA maka dari itu Arka sangat menjaga Qia, sahabat kecilnya.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang