5. Gombalan Maut

14.7K 823 17
                                    

"Qi," panggil seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Qi," panggil seseorang.

Qia sontak menoleh kebelakang, melihat siapa yang menyebut namanya, ia tersenyum lebar kala melihat Arka, Kenzie dan Alden berdampingan melangkahkan kakinya ke arahnya, ralat, lebih tepatnya ke arah Qia dan teman-temannya.

"Mau ke kantin?" tanya Kenzie kepada kekasihnya, Queen.

Queen mengangguk dan tersenyum, "Iya. Bareng?" tawarnya dan dijawab anggukan oleh Kenzie. Kemudian tanpa menunggu Alden yang masih dibelakang mereka, berjongkok membenahi tali sepatunya yang lepas, Kenzie langsung menggandeng Queen dan menariknya ke arah kantin.

Begitupun dengan Arka, ia menggandeng Qia dan mengajaknya ke kantin. Kini tinggal dua manusia yang saling membenci satu sama lain, Naya dan Alden.

Alden mendongak, "Lo kok sendirian? Yang lain mana?" tanya Alden sembari berdiri.

Naya yang tadinya menatap handphone-nya kini mengalihkan pandangannya kearah sekitar, benar saja yang lain sudah pergi terlebih dahulu. Tanpa menjawab pertanyaan dari Alden, Naya langsung melangkahkan kakinya cepat ke arah kantin.

Dengan perasaan jengkel, Alden mengikuti Naya dari belakang, batinnya sudah berkecamuk agar tidak memberi kata-kata indah kepada Naya.

Sesampainya di kantin, Naya langsung mengedarkan pandangannya, mencari kedua sahabatnya yang sangat laknat menurutnya. Ia berdecak kesal kala melihat Kenzie yang sedang mengacak rambut Queen, jujur, ia iri.

Ia segera duduk disamping Queen, sedangkan Alden duduk disampiing Arka, berhadapan dengan Naya.

"Udah pesen?" tanya Alden kepada teman-temannya. Kenzie mengangguk singkat sebagai jawaban, kemudian melanjutkan kembali pembicaraannya dengan Queen.

"Qi," panggil Arka.

Qia menaikkan kedua alisnya, seolah bertanya 'apa' kepada Arka.

"Buah durian, buah apel,"

"CAKEP!"

"Buah manga, buah semangka,"

"LANJUT!" jawab Qia dengan semangat 45.

Arka mengerutkan keningnya, "Apaan sih? Gue cuman ngabsen nama buah yang gue suka kali," ujarnya santai.

Plak

Tangan Arka mengusap pipinya yang terasa panas, ia menatap Qia terkejut. "Lo-"
"APA?!"

Arka menggeleng, meralat mulutnya yang akan menghina gadis kecil di depannya. Namun ia tahan, untuk menjaga hati gadisnya itu agar tidak tersakiti oleh perkataannya.

Qia berdecak, "Males gue sama lo!" sulutnya sedikit kesal.

Tangan Arka terulur pelan untuk membenahi rambut Qia yang berantakan, ia tersenyum tipis kala mengingat dirinya dan Qia tumbuh bersama-sama dari kecil hingga sekarang.

"Apasih pegang-pegang?!" sinis Qia sambil menepis tangan Arka,, sedangkan Arka menghela nafasnya lelah.

Naya dan Queen sontak menggeleng-gelengkan kepalanya takjub dengan sifat Qia yang sangat labil, untung saja Arka selalu sabar menghadapi sifat Qia sampai sekarang. Bayangkan, betapa beruntungnya menjadi Qia.

Padahal jika dilihat dari visualnya saja, Arka sangat mirip idol Korea terkenal, Kim Taehyung. Belum lagi sifatnya yang sangat lembut terhadap Qia, namun bisa dibilang ganas kepada orang lain.

;Qia sendiri mengakui bahwa ketampanan Arka itu sebelas dua belas dengan biasnya sendiri, tapi ketahuilah, Arka sering menjahilinya sampai ia sangat kesal bahkan menangis.

"Lo masih inget pelajaran SD kan?" tanya Arka tiba-tiba.

Kening Qia mengeut, "Pertanyaan yang mana? Pelajaran tuh susah-susah. Banyak banget yang harus dipelajaari, termasuk gimana caranya biar jadi makmum lo," jawab Qia diakhiri dengan kekehan.

Arka ikut terkekeh pelan, "Bisa ae lo. Pertanyaan yang ini, kebutuhan manusia dibagi menjadi tiga, yaitu?"

"Makan, biskuat, baju," jawab Qia asal, membuat Arka berdecak kesal.

"Bukan. Primer, Sekunder dan Tersier kan? Kalo Primer apa aja?"

"Lo kenapa mendadak bodoh seketika sih Ka? Padahal diantara kita-kita yang paling pinter itu lo," sahut Alden dan diangguki setuju oleh Kenzie.

Arka mendelik, menyuruh mereka untuk diam dan kembali menatap Qia yang Nampak sibuk meminum es teh manis di depannya. "Nih makanan kapan datengnya?" tanya Arka heran.

"Lo daritadi ngapain aja sampe ga liat Bi Rati nganter makanannya," jawab Alden.

"Gue terlalu sibuk ngeliatin bidadari cantik yang ada di samping gue," balas Arka santai.

Qia sontak menatap Arka, menahan senyumnya lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Arka. Yang lain ikut tertawa, mengejek Qia dan Arka.

"Makk, help Qia maluuu,"

Kemudian Qia kembali duduk seperti biasa, dan menatap Arka, "Jangan bilang lo suka sama gue?" tebak Qia.

Arka menggeleng sebagai jawaban, biarlah pertemanan ini berjalan dengan lancar, salah satunya tanpa menggunakan perasaan lebih antara satu sama lain.

Qia menghendikkan bahunya acuh, "Gue mau jawab yang tadi. Kebutuhan primer itu ada sandang, pangan dan papan," ujar Qia menatap Arka lugu.

Mulut Arka membentuk senyuman tipis, kedua matanya menatap Qia lekat, "Kurang satu Qi," ralatnya.

"Apa?"

"Kebahagiaan lo termasuk daftar kebutuhan primer di hidup gue," jawabnya serius.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang