36. Terbawa Perasaan

7.1K 449 5
                                    

"Kayaknya gue kena enter wind deh," Alden mengeluh sembari memijat punggungnya sendiri yang terasa pegal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kayaknya gue kena enter wind deh," Alden mengeluh sembari memijat punggungnya sendiri yang terasa pegal.

"Enter wind?" tanya Kenzie bingung.

Sontak Alden mengangguk pelan, "Masuk angin Zie, lumayan kan bahasa inggris gue?!"

Mendengar itu, Kenzie dan Arka langsung menghela nafasnya lelah, sejak kapan bahasa inggris masuk angin jadi seperti itu? Atau jangan-jangan ada penyakit baru yang namanya enter wind? Jika benar, Alden harus diberi sertifikat oleh pemerintah atas penemuan penyakit barunya.

"Lo jadi les bahasa inggris?" tanya Kenzie.

Alden mengangguk lesu, "Gue disuruh nyokap gue, katanya sih biar gue gak stupid-stupid amat," jawabnya.

"Den, semangat belajar bahasa inggrisnya ya!"

-MFS-

"Kayaknya gue suka sama Zeo deh," gumam Qia pelan, nyaris tak didengar namun sayangnya kedua sahabatnya itu mempunyai pendengaran yang tajam.

Kedua mata Queen mendelik lebar, terkejut mendengar pengakuan dari mulut Qia. Dekatnya sama siapa, jatuh cintanya sama siapa.

Naya menggeleng-gelengkan kepalanya heran sekaligus takjub, "Lo beneran suka sama Zeo?"

Qia menghendikkan bahunya acuh, "Kan gue bilang kayaknya, soalnya akhir-akhir ini gue selalu mikirin Zeo," balasnya tenang.

"Yang selalu ada dipikiran bukan berarti dia juga ada dihati lo Qi," ujar Naya membenarkan.

Mendengar itu, Qia mengangguk lesu, perkataan Naya memang benar adanya, yang selalu ada dipikiran bukan berarti ada juga dihati, namun jika sudah ada dihati, pasti selalu ada dipikiran.

Queen dan Naya diam, padahal sejak dulu mereka selalul mendukung Arka dan Qia untuk menjalani hubungan yang lebih. Tapi mengapa Qia malah kepincut Zeo sih?

"Lo gak mau pacaran gitu sama Arka?" tanya Queen tiba-tiba.

Qia sontak menggeleng, "Gak! Gue gak mau ngerusak hubungan gue sama dia, gue udah nyaman banget sama hubungan ini," tolaknya mentah-mentah.

Lagipula, Qia sendiri ragu tentang perasaannya yang sebenarnya. Menurutnya, Arka baik, perhatian, dan memperlakukan dia seperti ratu juga karena Arka tidak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa.

"Yaampun Qi, lo gak lihat apa? Arka kurang apa sama lo? Dia ganteng, pinter, sabar, baik, care sama lo, kaya, sholeh, kurang apasih?" gemas Naya.

"Gak tau! Gue gak tau! Gue juga bingung sama dia, perasaan gue, dan lain-lain. Ditambah, kayaknya Arka suka sama Caramel deh,"

Queen mengerutkan keningnya, "Caramel sepupu lo yang dari Singapur itu? Gak mungkin lah Qi! Ish, lo sukanya sama Arka, bukan sama Zeo! Bodo amat tentang Caramel, pokoknya kalian harus jadian!"

Naya mengangguk setuju, bagaimanapun caranya, Arka dan Qia harus jadian!

-MFS-

Zeo bersenandung pelan, ia melangkahkan kakinya santai kearah kelas Qia, niatnya hanya sekedar mengajak gadis itu untuk dinner berdua di salah satu restoran termahal di Jakarta.

Ia rela menghabiskan uangnya demi gadis cantik itu, sepertinya rencana untuk mempermainkan Qia sudah ia buang jauh-jauh, ia malah terkena jebakannya sendiri.

Seperti pepatah, senjata makan tuan.

Pesona Qia bukan main-main, setelah ia fikir-fikir juga, mengapa balas dendamnya ke Qia? Padahal kan ia punya masalah dengan Arka, sepertinya masa lalu sudah tidak terlalu penting lagi baginya.

Sekarang tujuannya hanya satu, yaitu membuat Qia jatuh cinta kepadanya lalu mereka akan hidup bahagia. Mudah bukan?

"Hai Qi!" sapa Zeo dengan semangat.

Qia sontak menoleh, tersenyum manis kala melihat wajah tampan Zeo yang berada di depan pintu kelasnya. Padahal baru saja bel pulang berbunyi, laki-laki itu sudah berada disini.

"Kenapa Ze?" tanyanya.

Naya dan Queen melihat Zeo dengan tatapan tidak sukanya, tapi Zeo tidak peduli, toh ini adalah hidupnya. Mau suka atau tidak suka itu hak mereka.

"Gue mau ajak lo dinner nanti malam bisa?" ajak Zeo sembari mengelus pelan kepala Qia.

"Dua hari lagi Qia olimpiade. Dia harus belajar sama gue,"

Suara Arka memotong pembicaraan antara Qia dan Zeo, untung saja Arka menjemput Qia untuk melakukan tambahan pelajaran dengan pak Joe, menyiapkan olimpiade yang akan datang.

Qia berdehem, "Maaf ya Ze, gue harus belajar. Habis olimpiade kita dinner deh," ringis Qia pelan, ia merasa tidak enak kepada Zeo.

Mendengar itu Zeo tersenyum, ia mengangguk, "Iya, semangat belajarnya!" balasnya sembari mengepalkan kedua tangannya keatas dan tersenyum manis.

Qia terkekeh melihatnya, Zeo benar-benar mempengaruhi otak dan hatinya.

Sedangkan Arka dan yang lainnya menatap malas kearah mereka, meski Arka menahan sesuatu yang seperti menyakiti dirinya.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang