"Eh, Qia!" sapa Kenzie pada Qia.
Qia membalasnya dengan senyuman canggung, kenapa Arka tidak bilang jika ia mengajaknya ke warung BuTin atau tempat tongkrongannya. Dalam hati ia berdecak kesal pada Arka, lihatlah, disini hanya dia yang berjenis kelamin perempuan.
Tangan Arka menarik tangan Qia masuk kedalam warung itu, kemudian Qia duduk disamping Arka. Banyak pasang sorot mata yang menatapnya, mungkin mereka sudah tau jika itu Qia, namun ada beberapa juga yang belum pernah bertemu dengan Qia. Dan ini pertama kalinya Qia diajak oleh Arka ke warung BuTin, warung yang selalu diceritakan oleh Arka.
"Lo mau pesen apa?" tanya Arka pada Qia.
Qia mendongak, menatap sebuah banner yang menempel di dinding bagian atas, menuliskan beberapa menu disana. Ia membacanya berurut.
"Pengen mie kuah," jawabnya sambil menatap Arka.
"Oke. Kali ini makan itu," balas Arka sebari menghela nafasnya pelan.
Kemudian Arka beranjak untuk memesankan mie kuah dan teh hangat untuk gadis kecilnya.
"Ekhem, lo yang namanya Qia?" tanya seorang remaja laki-laki berambut gondrong namun rapi, ia tiba-tiba duduk disebelah kiri Qia.
Qia terkejut, ia meneguk salivanya kasar. Remaja di depannya ini sangat menyeramkan, apalagi kedua matanya yang tajam dan suaranya yang tegas.
"I-iya," jawab Qia gugup.
Mengetahui bahwa Qia gugup, lelaki itu terkekeh pelan, benar apa kata Arka, Qia adalah gadis setengah polos dan ditaburi dengan bumbu bego.
"Santai aja, kenalin, gue Alter. Biasanya anak-anak manggil gue 'Al'," ujar Alter memperkenalkan diri.
Qia mengangguk kaku, kedua matanya menelusuri warung ini, sebenarnya warung ini cukup luas. Namun sayangnya, ini warung pinggiran, dan bangunannya pun masih tua.
Pandangan Qia terhenti ketika melihat Arka sedang bercakap-cakap dengan salah satu anak dengan santai. Ia melirik Al sejenak, kemudian ia membenahi posisi duduknya agar lebih santai.
Tak lama, Arka kembali dan duduk disamping Qia seperti semula, tangannya membenahi rambut Qia yang sedikit tidak rapi, "Lo kok keringetan?" tanya Arka heran, pasalnya disana cuaca cukup dingin, ditambah angina malam yang berhembus sedikit kencang.
Qia menggeleng pelan, jangan sampai Arka tahu bahwa ia sedang merasa sedikit tidak nyaman disini. Bisa-bisa ia akan menghancurkan pertemuan Arka dengan teman-temannya.
Arka menghela nafasnya pelan, ia ingin bertanya lagi namun Bu Tinik memotongnya dengan mengantarkan pesanan Qia, setelah itu Arka lebih memilih mengalah, membiarkan Qia memakannya terlebih dahulu.
Kedua mata Qia berbinar, mie kuah ditambah telur rebus yang ada didepannya saat ini benar-benar menggiurkan. Tanpa basa-basi lagi, ia segera melahap makanan enak itu.
Melihat Qia yang makan dengan semangat, membuat Arka tersenyum tipis, satu tangannya merogoh saku jaketnya, mengambil kuncir Qia yang selalu ia bawa. Kemudian ia menguncir rambut panjang Qia dengan lembut, tujuannya agar rambut itu tidak menghalangi acara makan Qia.
Qia yang diperlakukan seperti itu hanya diam saja, toh sudah menjadi hal biasa bagi keduanya. Namun siapa sangka bahwa di lubuk hatinya yang paling dalam ada ribuan kupu-kupu yang bertebangan kesana kemari.
Kedua mata Arka terus menatap Qia lekat, terkadang tangannya harus mengelap mulut Qia yang cemot. Sedangkan Qia, dirinya sudah mulai lelah dengan mengambil mie di sendok, namun yang terambil hanyalah kuah mie tersebut.
Arka terkekeh pelan, ia segera mengambil alih mangkuk itu, "Gue suapin,"
Qia mengangguk semangat, ia segera menghadapkan tubuhnya ke Arka dan membuka mulutnya lebar-lebar. Sedangkan Arka segera menyuapi Qia dengan lembut.
Di sela-sela makannya, Arka menurunkan mangkuk itu, ia menatap wajah cantik Qia lembut. Tatapannya pun tulus sekali, Arka tersenyum kecil, "Lo cantik banget, tapi sayang, lo sukanya mie kuah, sedangkan gue mie goreng,"
Qia terdiam sejenak, ia menelan mie-nya dengan terpaksa, menahan batuk, dan berdehem, "Gue emang cantik dari lahir," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance's Secret {NEW VERSION}
Teen Fiction°COMPLETE!° SUDAH REVISI TOTAL! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] [DILARANG MENJIPLAK DLM BNTUK APAPUN! TINDAKAN TDK AKAN TERMAAFKAN!] Langsung baca aja! Ini hanya cerita klasik perjodohan Dan ini tentang Arkananta yang lama kelamaan menjadi bucin ke t...