20. Murid Baru

9.9K 572 2
                                    

Sudah dua minggu berlalu, hubungan Arka dan Qia makin dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua minggu berlalu, hubungan Arka dan Qia makin dekat. Layaknya sepasang tunangan yang sedang dimabuk asmara, mengabaikan status sahabat mereka.

Mungkin perjodohan sudah mereka terima, namun untuk perasaan masing-masing, mereka tidak tahu. Menganggap bahwa perasaan itu bisa dikendalikan oleh waktu.

"Katanya sih ada anak baru hari ini. Tapi gue kok gak lihat ya?" tanya Queen, membuat Naya dan Qia memutar kedua bola matanya malas.

"Lo kok malah bingung sama anak baru sih? Emang tugas matematika lo udah?" tanya Naya kesal.

Queen yang tadinya melihat kearah jendela, langsung menatap Naya dan Qia secara bergantian, "Emang ada tugas matematika?" tanyanya balik.

Qia mengangguk, "Pagi ini dikumpulin," jawabnya.

"Mampus! Gue belum! Qi, lihat dong,"

Tanpa menjawab lagi, Qia segera memberikan sebuah buku tulis kearah Queen. "Masih ada sepuluh menit," gumam Queen sembari menyontek Qia dengan cepat.

Naya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Yakin? Sepuluh menit bisa nyalin dua puluh jawaban?"

Queen menatap Naya sinis, "Gue lagi berusaha. Seenggaknya gue ngerjakan, meskipun cuma setengahnnya," belanya dan melanjutkan kegiatan menconteknya.

Sedangkan ditempat lain, Kenzie dan Alden tampak sedang sibuk menonton youtube. Kenzie terkikik kecil kala melihat adegan yang lucu, berbeda dengan Alden, remaja itu malah greget sendiri.

Arka, ia juga sama. Menonton video youtube, namun perbedaan dengan kedua sahabatnya yaitu Arka menonton tentang materi fisika yang tak ia pahami. Sesekali ia juga mencatat rumusnya di kertas kosong miliknya.

"Woi! Pak Ahmad dateng!"

Sontak semua yang berada di kelas langsung duduk di tempatnya masing-masing sembari menyimpan ponselnya dengan aman.

Sedangkan Arka, ia hanya menyimpan ponselnya, namun tetap melanjutkan menghitung soal latihan olimpiadenya. Berkutat dengan angka lebih menyenangkan menurutnya.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Pak Ahmad tersenyum tipis, ia memandang kelasnya, rapi. "Mungkin bagi tukang gosip di SMA ini, sudah tau bahwa akan ada murid baru. Siswa itu bergabung dalam kelas kita," ujar pak Ahmad.

Kemudian pak Ahmad mempersilahkan siswa itu masuk, banyak dari kalangan siswi perempuan yang sedikit histeris karena murid baru itu. Satu kata, tampan.

"Ka," panggil Kenzie dari belakang.

Alden ikut menyenggol lengan Arka pelan, "Ka, lo li-"

"Perkenalkan diri kamu," titah pak Ahmad.

Siswa itu mengangguk, ia tersenyum tipis, "Perkenalkan nama saya Zeonandra Pramudya. Kalian bisa panggil saya Zeo, mungkin waktu saya untuk sekolah disini hanya sebatas numpang UN. Tapi saya mohon kerjasamanya, terimakasih."

Arka sontak menghentikan kegiatannya, ia mendongak, memastikan bahwa yang didengarnya itu tidak benar. Satu tangannya terkepal kuat, dalam hati ia mengumpat.

Kedua matanya menatap tajam Zeo, si murid baru. Sedangkan yang ditatap, ikut menatap Arka balik sembari tersenyum remeh.

Pak Ahmad mempersilahkan Zeo untuk duduk disalah satu bangku yang kosong. Dan Zeo memilih untuk duduk disamping Kenzie.

"Long time no see Arka, how are you?"

Arka tak menjawab, ia hanya mendengarnya. Membiarkan Zeo bersikap seperti menakutinya.

Zeo tertawa pelan, ia menoleh kearah Kenzie yang sedang meliriknya sinis, "Gue denger, sepupu lo sekolah disini juga ya? Sepupu lo yang cewek kan cuman satu, Qiana? Setau gue, Qiana itu sahabat kecil Arka. Gue paham sekarang,"

Tangan Kenzie ikut mengepal, ia menatap Zeo tajam, "Gue harap, lo bukan banci yang harus bawa-bawa cewek kedalam masalah kita," balasnya dengan tenang.

"Buktikan aja, lo banci atau enggak," lanjut Kenzie sembari menatap Zeo remeh.

Sedangkan Zeo kembali terkekeh, "Kalau emang gue banci, berarti gue boleh nyoba Qiana kan?"

"Jangan bawa-bawa sepupu gue! Dia gak tau apa-apa! Sampai lo seret Qia ke masalah kita, lo bisa habis di tangan gue," peringat Kenzie dengan pelan, tak ingin teman sekelasnya tau.

Zeo membenahi dasinya, "Arka aja bawa adik gue, masa gue gak boleh?"

Arka memutar kepalanya, menatap tajam Zeo, "Lo salah. Adik lo yang kepincut sama gue, sampai akhirnya dia ngelakuin hal gila. Gue bisa bawa kasus tujuh bulan lalu ke pengadilan, tapi bokap dan nyokap lo selalu gak setuju. Karena apa? Karena lo-"

"Bagus Arka! Saya suka kamu langsung dekat dengan Zeo, semoga selalu seperti itu ya," ujar pak Ahmad.

Mendengar itu, Arka menghela nafasnya kasar, ia menatap pak Ahmad datar.

We did it

We did it

We did it

Yeah!

Horay!

Alden meringis pelan, ia lupa mematikan alarm di ponselnya.

"HP siapa itu?" tanya pak Ahmad.

Arka melirik kearah Alden, sedangkan Kenzie menahan tawanya. Rahasia mereka bertiga akan terbongkar setelah mendengar suara alarm Alden.

"Alden pak," jawab Arka.

Sontak jawaban dari Arka membuat seisi kelas tertawa. "Lo suka dora Den?" tanya salah satu anak.

Dengan perasaan tak enak dan menahan malunya, Alden mengangguk pelan. Lagi-lagi, ia ditertawakan oleh para teman-temannya di kelas.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang