34. H-7 Olimpiade

7.1K 458 12
                                    

Tidak terasa hari berlalu begitu cepat, hubungan antara Qia dan Arka masih sama, ralat, sepertinya ramalan Kenzie waktu itu benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa hari berlalu begitu cepat, hubungan antara Qia dan Arka masih sama, ralat, sepertinya ramalan Kenzie waktu itu benar. Keduanya benar-benar merasa berada di posisi paling benar.

Ditambah kehadiran Caramel, sepertinya Arka sempat tergoda dengan kebaikan Caramel, namun laki-laki itu dengan cepat mengusir pikiran jeleknya.

Sedangkan Qia, gadis itu merasa sedang jatuh cinta kepada Zeo. Laki-laki tampan itu mampu membuat perhatian Qia teralihkan dengan sempurna.

Entah apa yang dimantrakan oleh Zeo kepada Qia, tapi Qia benar-benar terpikat oleh pesona seorang Zeonardo.

Seminggu lagi, olimpiade akan diadakan di Bandung tepatnya. Pak Joe kuwalahan karena kerjasama tim olimpiade tahun ini tiba-tiba saja menurun.

Contohnya seperti Qia yang enggan bermusyawarah dengan Arka, kemudian Arka yang enggan memberikan jawabannya kepada Qia, dan masih banyak lagi.

"Saya mohon sekali lagi, kalau kalian ada masalah pribadi, tolong jangan sampai mempengaruhi olimpiade ini. Usahakan bisa membedakan mana urusan pribadi dan urusan sekolah," nasehat pak Joe untuk kedua kalinya.

Arka mengangguk pelan, "Iya pak, maaf," balasnya sungguh-sungguh.

"Kalau seperti ini, gimana kita mau menang? Pertama kali saya mengadakan jam tambahan sudah saya tegaskan kalau kerja sama tim itu sangat penting!"

Qia menghela nafasnya lelah, "Kami salah pak, setelah ini kami akan belajar bersungguh-sungguh," ujarnya penuh sesal.

Pak Joe memijat keningnya yang terasa pusing, "Saya mau kalian maaf-maafan disini bisa?"

Sontak keduanya langsung menatap pak Joe, terkejut dengan permintaan guru itu, Qia meneguk ludahnya kasar, dan menatap Arka ragu.

"Gue minta maaf," ucap Arka cepat, ia tak ingin Qia meminta maaf kepadanya, alasannya karena Qia perempuan, dan ia harus menjaga kodrat perempuan itu tinggi-tinggi.

Apalagi Qia adalah sahabat kecilnya, ia tak ingin merendahkan Qia sedikitpun.

Bagaimanapun, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, Qia adalah tanggung jawabnya.

-MFS-

Qia menghela nafasnya lelah, tubuhnya terasa remuk seketika dan kepalanya pusing karena memikirkan berbagai macam soal olimpiade.

Satu tangannya berinisiatif untuk memijat bahunya sendiri, ia menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dengan nyaman.

Arka melirik kearah Qia, jalanan cukup padat, sehingga keduanya terjebak kemacetan.

Untung saja Arka tadi membawa mobil, jika tidak, ia pastikan Qia akan tertidur dalam bahunya sekarang juga.

Rasanya sudah lama sekali mereka tidak menaiki kendaraan berdua, simple-nya sih, satu mobil berdua.

Melihat wajah Qia yang sedikit pucat, tangan kiri Arka sontak mengecek suhu tubuh gadis itu dengan spontan. Tidak panas, artinya Qia hanya sekedar kelelahan biasa.

Qia sedikit terkejut, namun ia segera menetralkan serangan jantungnya mendadak.

"Perut lo sakit?" tanya Arka.

Qia menggeleng sebagai tanda jawaban, ia hanya merasa lemas dan pusing, selain itu tidak ada.

Kemudian tangan kekar Arka itu langsung beralih untuk menggenggam erat tangan Qia, "Jangan dilepas, gue kangen," ujar Arka sebelum Qia ingin melepaskan genggaman itu.

Qia terdiam, ia memilih membiarkan Arka untuk menggenggam tangannya erat-erat. Jujur saja, ia-pun merasakan hal yang sama, yaitu rindu.

"Gue minta maaf,"

Arka menatap Qia, "Buat?" tanyanya.

"Semuanya," jawab Qia sungguh-sungguh.

Lagi-lagi, Arka menghela nafasnya, "Kalau gitu, boleh gue minta lo jauhin Zeo?" tanya Arka.

Kini Qia menduduk, "Tapi kenapa Ka?" cicitnya pelan.

"Karena gue cemburu Qi. Masih kurang jelas?"

Qia diam, ia benar-benar bingung bagaimana cara menjawab Arka saat ini. Apa dugaannya benar jika Arka menyukainya? Atau memang Arka benar-benar mempunyai masalah besar dengan Zeo sehingga Qia dilarang berdekatan oleh laki-laki yang mampu memporak-porandakkan hatinya itu.

"Gue cemburu karena sahabat gue lebih deket sama orang lain," lanjut Arka pelan.

Qia mengumpat dalam hati, Arka benar-benar handal dalam mempermainkan orang lain.

"Gue suka sama Zeo!" seru Qia menggebu-gebu.

Mendengar kalimat itu, sontak Arka langsung melepaskan genggamannya dengan perlahan, ia menatap Qia sendu, "Oke. Itu terserah lo, tapi gue mohon sama lo, fokus ke olimpiade minggu depan,"

"Iya Ka," jawab Qia pada akhirnya.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang