49. Permintaan Maaf

7.9K 504 18
                                    

Kedua tangan Kenzie menjulur untuk menguncir rambut Qia dengan lembut, dengan melihat tutorial dari youtube beberapa kali, membuatnya paham dan akhirnya memberanikan diri untuk menguncir rambut panjang Qia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua tangan Kenzie menjulur untuk menguncir rambut Qia dengan lembut, dengan melihat tutorial dari youtube beberapa kali, membuatnya paham dan akhirnya memberanikan diri untuk menguncir rambut panjang Qia.

"Perbannya boleh dilepas kapan?" tanya Kenzie.

Qia menghendikkan bahunya tak tahu, ia merasa nyaman dengan Kenzie, rasanya sudah lama sekali tidak berdua dengan Kenzie, sepupunya.

Setelah selesai Kenzie menyingkap selimut Qia, "Gue panggilin suster dulu ya," pamitnya.

Tangan Qia meraba sekitarnya sampai Kenzie mengenggam tangan itu, "Pengen apa?" tanyanya.

Qia menggeleng, "Lo disini aja," tolak Qia.

Kedua mata Kenzie menatap wajah Qia, ia mengangguk, "Iya. Gue disini," balasnya dan segera memencet tombol nurse call.

Tak lama, seorang suster datang dan menanyakan apa yang dibutuhkan. Dengan sopan Kenzie meminta tolong kepada suster itu untuk membantu memandikan Qia.

Tanpa menjawab lagi, suster itu segera membantu Qia didalam kamar mandi. Sedangkan Kenzie hanya dapat membantu menggendong Qia ke kursi roda.

Setelah dua puluh menit lamanya, suster itu mendorong kursi roda Qia keluar dari kamar mandi. Kenzie tersenyum tipis, ia melihat wajah Qia yang sedikit segar.

Kemudian ia mengangkat tubuh Qia dengan perlahan keatas brankar, "Mau apa sekarang?" tanya Kenzie.

Qia menggeleng, kepalanya sedikit sakit begitupun dengan tubuhnya. Ia merasa seperti ia tidak memiliki kaki, rasanya enteng sekali. Tapi jika digunakan untuk bangun, rasanya sangat berat, aneh memang, tapi Qia harus terbiasa.

"Yaudah. Lo tidur aja sekarang," ujar Kenzie sembari menyelimuti tubuh Qia.

"Zie, kepala gue sakit," ringis Qia.

Tangan Kenzie dengan cepat memijat pelan kepala gadis itu, ia sangat berhati-hati dengan pijatannya, bahkan sama sekali tidak menyentuh perban yang ada di dahi Qia.

"Sakit banget ya?" tanya Kenzie, ia segera duduk disamping Qia.

Qia hanya diam tidak menjawab pertanyaan itu, ia menikmati pijatan dari Kenzie sampai kedua matanya tertutup perlahan.

-MFS-

Sore ini keadaan kamar inap Qia banyak orang, namun ruangan itu sepi karena Qia yang masih terlelap.

Layaknya perkumpulan keluarga dan teman, ada kedua orang tua Kenzie, Arka dan Qia, bahkan juga ada Queen, Naya dan Alden.

Lengkap sudah.

Tapi sangat disayangkan karena Qia terserang demam tadi siang yang membuatnya harus istirahat total.

Seperti yang dijelaskan oleh dokter, kondisi Qia nge-drop karena tubuhnya terlalu lemah untuk stress ataupun banyak pikiran.

"Bun, suapin," rengek Arka pelan.

Sontak seluruh pasang mata menatap Arka heran, sedangkan yang ditatap hanya memasang wajah cool miliknya.

Ia berdehem, "G-gue itu kangen sama bunda, makanya gue minta disuapin," ujarnya.

"Ma?"

Sarah langsung menghampiri Qia, "Iya? Kenapa sayang?" tanyanya sambil mengelus tangan Qia.

Qia hanya diam, ia membuka kedua matanya, gelap. Sepertinya ia harus membuang jauh-jauh pikiran agar dia melihat kembali.

"Ada yang sakit Qi?" tanya Arka menyahut karena melihat Qia yang hanya diam saja.

Qia menjawab dengan gelengan lemah, ia merasa sedikit kesepian di penglihatannya.

"Qi," panggil Queen.

"Queen? Lo disini? Ada Naya juga enggak?" tanya Qia sedikit terkejut sambil menitikkan air matanya.

Naya menyenggol pelan bahu Queen, kemudian keduanya mendekat ke ranjang Qia, "Iya. Naya juga disini," jawab Queen.

"Hiks," isak Qia tiba-tiba yang membuat semuanya panik seketika.

Arka mendekat, "Apa yang sakit? Bentar ya, dipanggilin dokter dulu," ujarnya.

Qia menggeleng, "Gue mau minta maaf sama mereka, hiks," jawabnya pelan.

Kedua mata Queen dan Naya ikut meneteskan air mata, "K-kita yang minta maaf Qi, kita nyesel. K-kita udah buat lo hiks kayak gini," balas Queen.

Tangan Qia dengan perlahan merentang dan langsung dipeluk oleh keduanya sedikit hati-hati karena takut melukai Qia lagi.

"G-gue udah buta dan lumpuh, hiks, gue udah gak bisa sekolah lagi sama k-kalian, hiks," ujar Qia.

Queen menggeleng, begitupun dengan Naya, "Enggak. Lo masih bisa sekolah sama kita kok Qi," elaknya.

Kemudian keduanya segera melepas pelukan itu, takut Qia akan sesak.

"Lo pasti bisa sekolah lagi Qi. Maafin kita ya,"

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang