51. Sebelum Sidang

7.4K 470 24
                                    

Hari ini, tepat sebulan Qia kecelakaan, kondisi mental gadis itu belum sepenuhnya membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, tepat sebulan Qia kecelakaan, kondisi mental gadis itu belum sepenuhnya membaik. Ia masih membutuhkan dukungan yang besar dari keluarga dan teman-temannya.

Setiap hari Kenzie tidak pernah absen untuk menjenguk Qia dan keadaan rumah menjadi sedikit ramai karena keluarga Arka yang tinggal di kediaman Qia.

Kadang juga Kenzie ikut menginap dirumah Qia agar bisa begadang dengan Arka. Tak lupa dengan Alden, laki-laki itu selalu mengikuti Kenzie kemanapun.

Tentang hubungan Kenzie dan Queen, laki-laki yang ber-status sepupu Qia itu masih tetap dengan keputusannya, yaitu putus dengan Queen.

Jangan lupakan Zeo dan Caramel, mereka berada di tahanan dan kemarin di hari siding Zeo, laki-laki itu hanya diberi hukuman penjara selama dua tahun dengan denda lima juta rupiah.

Sementara Caramel, ia akan melakukan siding di hari rabu, artinya lusa. Sidang akan dihadiri oleh keluarga Qia dan Arka, bahkan keluarga Kenzie.

Alex menyewa pengacara terbaiknya untuk menuntut perbuatan Caramel yang membuat fisik dan mental anaknya hancur seketika.

Bahkan Alex berani membayar pengacara itu sebesar lima ratus juta rupiah jika ia berhasil membuat Caramel dijatuhi hukuman yang turut merusak masa depan Caramel.

Saat ini Arka tengah menyuapi Qia, sesekali Arka mengelap ujung mulut Qia yang terkena noda makanan.

Setelah habis, Arka segera memberi Qia segelas air putih.

"Nanti gue mau keluar, lo titip apa?" tanya Arka.

Qia meneguk air putih itu sampai habis, kemudian ia mengembalikannya ke Arka, "Emang lo mau kemana?" tanyanya balik.

Mulut Arka diam, rencananya ia ingin menemui Caramel karena harus ada yang dibicarakan olehnya. Namun ia tidak akan memberitahu kepada siapapun tentang hal ini.

Setelah terdiam beberapa saat, Arka berdehem pelan, "Ada urusan. Habis ini Kenzie katanya mau datang nemenin lo, gapapa kan gue tinggal sebentar?"

Qia mengangguk, "Titip biskuat coklat sama eskrim ya," ujar Qia.

"Iya, nanti gue beliin."

Setelah Arka menjawab, keadaan menjadi hening beberapa saat sampai Qia memanggil Arka dengan nada lirih.

"Lo gak bosen kan sama gue Ka? G-gue udah gak bisa apa-apa," lirih Qia.

Arka terdiam, ia hanya mengelus pelan rambut panjang Qia.

Merasa tidak ada jawaban apapun dari Arka membuat Qia menundukkan kepalanya, "Maaf Ka, gue bukan anak yang baik buat lo, bahkan gue udah gak ada gunanya lagi disini," sesalnya.

Tangan Arka terhenti untuk mengelus rambut Qia, kemudian tangan itu terulur untuk menggenggam kedua tangan Qia dengan erat.

"I promise I'll treasure you girl.

You're all that I've needed completing my world, you,"

Tiba-tiba saja Arka menyanyikan sedikit dari lirik lagu 'it's you' yang membuat Qia tertegun seketika.

Suara Arka sungguh merdu sampai-sampai kedua mata Qia ada bayangan wajah Arka.

Qia meringis saat merasa kepalanya sakit seketika, bayangan wajah orang tuanya, wajah Arka dan teman-temannya muncul dibenaknya.

Mendengar ringisan Qia, sontak laki-laki bernama Arka langsung memijat kepala Qia pelan, "Sakit?"

"T-tadi ada bayangan wajah mama-papa sama lo Ka," ujar Qia.

Arka tersenyum tipis, "Lo kangen sama gue ya?" tebak Arka.

"Ish! Gue gak kangen sama lo kali!" elaknya.

"Apa jangan-jangan itu pertanda kalau gue bakal bisa lihat lagi Ka?" ujar Qia menebak-nebak.

Arka menganggukkan kepalanya, "Lo pasti bisa lihat lagi Qi," jawabnya.

-MFS-

Kaki Kenzie tidak henti-hentinya menendang kecil kearah Suketi, hanya sebatas ingin menjauhkan, tidak sampai menendang kucing lucu itu.

"Qi, ini gimana cara ngusir kucingnya?" tanya Kenzie ketar-ketir.

Ia sangat takut dengan kucing, pasalnya diwaktu kecil ia pernah dicakar kucing sampai mengakibatkan ia pingsan seketika.

Alay memang, tapi itulah faktanya.

Qia terkekeh mendengar suara Kenzie yang sedikit bergetar, "Lo mau nangis ya Zie? Cengeng banget," ejeknya.

Kenzie berdecak, "Kalau gue dicakar lagi gimana? BIBI! Tolongin dong! Bawa kucingnya ke taman belakang aja, ke kandangnya," pinta Kenzie memanggil salah satu pembantu Qia.

Setelah kucing itu hilang, Kenzie duduk disebelah Qia, "Lo mau apa?" tanyanya.

"Mau bilang. Arka tadi nyanyiin gue lho Zie, gue baper banget," curhat Qia sembari memekik senang.

Kenzie tersenyum senang mendengar itu, artinya hubungan keduanya sangat baik.

"Beneeran? Nyanyi apa emang?" tanya Kenzie yang terlihat antusias.

Qia mengangguk, "Nyanyi it's you tapi cuma dua bait lirik, yang ituloh, yang reff terakhirnya," jawabnya sambil tersenyum, memikirkan kembali suara Arka yang merdu.

Kenzie mengangguk paham, ia tersenyum jahil kepada Qia, "Lo seneng kan?" godanya sambil mencolek pipi Qia.

Sontak Qia gelagapan, "E-enggak," elaknya.

"Kok gugup? Hayo," goda Kenzie lagi.

Qia berdecak, "Ish apasih Zie, enggak kok. Kan- Hahahahahha,"

Tawa Qia menggelegar kala Kenzie dengan santainya menggelitiki pinggang Qia agar gadis itu tertawa, "Lo seneng kan Qi?"

Sementara itu disisi lain, Arka menatap remeh Caramel yang sedang menangis meminta permohonan berupa bebas kepada Arka.

"Gue cinta sama lo Ka, gue gak buta kayak Qia, gue juga gak lumpuh. Lo pasti kesini mau jemput gue dan hapus semua tuntutan itu kan?"

Arka berdecih, "PD banget lo," ujarnya.

"Lo waktu itu bilang kalau gue manis Ka," kata Caramel.

Kedua mata Arka menatap Caramel datar, "Gue ngomong pakai mulut kan? Kok bisa lo masukin ke hati? Lagian gue puji lo bukan berarti gue suka," balasnya terang-terangan.

Caramel menitikkan air matanya, "Gue minta maaf. Tolongin gue Ka,"

Arka mengangguk, "Tujuan gue kesini buat bantuin lo keluar dari penjara. Tapi dengan satu syarat,"

"Apa?!" potong Caramel dengan kedua mata yang berbinar seketika.

Arka tersenyum tipis, "Gue minta dua mata lo. Gimana? Deal? Gue kasih waktu sampai besok."

"LO GILA?!" pekik Caramel kencang.

Arka hanya menatapnya tenang, tak ada ekspresi terkejut atau sedih, "Terserah. Kalau enggak, lo harus dipenjara," ucapnya.

Tangan Caramel terkepal kuat, sial, ia dijebak oleh Arka.

"Gak! Sampai kapanpun, gue gak akan donorin mata gue untuk Qia!" tolak Caramel mentah-mentah.

Arka mengangguk pelan, "Oke. Gue gak akan maksa, disini gue cuma mau bantu lo, biar di akhirat nanti lo ada sedikit pahala," jawabnya santai.

Setelah mengatakan itu, Arka beranjak pergi meninggalkan Caramel yang mencak-mencak karena kesal dengannya.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang