11. Perpustakaan

12.2K 758 39
                                    

"Kepada siswa-siswi yang mendapat surat panggilan tes olimpiade silahkan menuju ke perpustakaan sekarang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kepada siswa-siswi yang mendapat surat panggilan tes olimpiade silahkan menuju ke perpustakaan sekarang!"

Pengumuman itu terdengar jelas di speaker SMA itu. Qia menghela nafasnya lelah, kenapa ia harus mendapatkan surat itu? Qia memang salah satu siswi berprestasi di sekolahnya, namun Arka adalah siswa yang paling berprestasi disana. Ingat kata paling dan salah satu memang beda tipis, namun memiliki arti yang jauh.

Selama ini, Arka-lah yang menuntun Qia dalam proses belajarnya, Arka memang keras dalam dunia pendidikan. Karena menurutnya pendidikan itu nomor satu, setelahnya adalah attitude. Percuma pintar jika tidak memiliki attitude. Jika kita punya attitude yang bagus, namun pendidikan kita kurang, itu bisa menutupi kekurangan kita. Begitupun sebaliknya, namun sepertinya sekarang yang terpenting bukanlah keduanya, hanya tampang yang bagus, alias good looking.

Meski begitu, Qia tetap mampu untuk mengejar Arka, ia terus berusaha untuk memperbaiki nilainya agar lebih bagus. Kadang ia iri dengan Arka, setiap ulangan harian pasti nilainya seratus, apapun mata pelajarannya. Beda jika UTS atau UKK, Arka selalu mendapat nilai yang bagus, minimal saja sembilan puluh lima, sama sekali tidak pernah mendapatkan nilai dibawah itu. Hebat bukan?

Tak hanya itu, selama Arka sekolah, remaja laki-laki itu memenangkan berpuluh-puluh olimpiade SAINS dengan berbagai tingkatan. Puncaknya pada Arka kelas sembilan, ia memenangkan olimpiade SAINS se-Asia Tenggara, saat itu Arka melaksanakan lomba di Singapura, Negara tetangga Indonesia. Alex dan Sarah sangat bangga kepada anaknya itu.

Lupakan Arka yang prestasinya ada ratusan itu, kini Qia bangkit, "Gue duluan ya," pamitnya kepada Naya dan Queen.

Naya dan Queen yang tadinya memakan bakso itu, mendongak, menatap Qia, tak heran jika Qia ikut dalam tes olimpiade itu, Qia itu langganan ranking satu sampai tiga. Selalu stuck di angka itu-itu saja.

"Iya, semangat!" ujar Queen memberi semangat.

Qia mengangguk pelan, ia segera melangkahkan kakinya kearah perpustakaan. Sebelum itu, ia menjemput Arka, tidak mungkin jika Arka tidak mendapat surat kesayangan itu dari guru.

Arka menggandeng tangan Qia, "Lo semalem langsung tidur lagi?" tanya Arka, pasalnya setelah membahas cincin pertunangannya itu, Arka langsung masuk ke kamar untuk belajar, dan tidak keluar kamar sama sekali.

Qia mengangguk, "Iya, habisnya badan gue pegel banget," jawabnya sembari memberi keluhan.

"Gara-gara senam lantai mungkin," ujar Arka dan Qia menghendikkan bahunya acuh, toh ini adalah hal yang biasa bagi dirinya.

Keduanya berhenti di depan perpustakaan, Qia menahan tangan Arka, "Gue belum belajar sama sekali, ini beneran tes buat olimpiade?" tanyanya.

Arka mengangguk, "Iya. Gapapa, kerjakan sebisa lo, nilai ini gak bakal masuk ke raport. Tapi, usahakan lo bisa lolos seleksi, karena gue pengen sekali lagi jadi partner olim lo tahun ini," jawab Arka. Ia berharap agar bisa mengerjakan olimpiade bersama Qia lagi, tahun kemarin mereka berdua masuk final, namun kalah karena Qia yang terlalu gugup, alhasil jawabannya salah.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang