Qia mengigit kuku-kukunya gugup, ia sedang berfikir bagaimana ia pamit dengan Arka malam ini?
Kedua orang tua Arka juga berada diluar kota sejak seminggu yang lalu, membuat situasi ini semakin sulit bagi Qia.
Jika saja ada bunda Salma disini, maka Qia akan izin kepada bunda keduanya itu, dan pastinya Arka tidak akan berani untuk melarangnya.
Qia mengambil nafasnya panjang, ia segera mengambil tas selempangnya dan berjalan keluar dari kamarnya. Lima menit yang lalu, Zeo mengirimkan pesan bahwa ia sudah dalam perjalanan, dan itu mampu membuat Qia deg-deg an.
Kedua mata Qia menelusuri rumah luas itu, namun ia tidak menemukan sosok Arka, ia tersenyum senang. Ia segera turun untuk menunggu Zeo dibawah.
"Mau kemana lo?"
Qia sontak menatap Arka sembari tersenyum lebar, "Mau nonton," jawabnya sedikit ragu.
Arka memincingkan kedua matanya, "Sama siapa?" tanyanya lagi.
"Z-Zeo," cicit Qia, kini ia menunduk, takut jika Arka akan melarangnya lagi.
"Oh," balas Arka, kemudian meninggalkan Qia begitu saja.
Melihat respon Arka yang menurut Qia berbeda, sontak Qia segera mengejar Arka, menggapai tangan besar itu, "Lo ijinin?" tanyanya.
Laki-laki tampan didepan Qia itu menatap Qia dengan tatapan yang sulit diartikan, "Mau gak gue ijinin-pun, lo tetep pergi kan? Jadi ya, terserah. Toh, gue udah gak peduli lagi sama lo, tunangan kita cuma sebatas status kan?" jelas Arka.
Qia menggeleng pelan, ia menatap kedua mata Arka, ia sedikit kecewa dengan jawaban dari Arka, "Kita masih sahabat kalau lo ingat!"
Arka tertawa remeh, "Oh iya gue baru ingat kalau kita sahabat," balasnya santai.
"Ka! Lo kenapa sih?!" sentak Qia tidak terima atas perlakuan Arka kepadanya.
Tangan Arka melepaskan genggaman Qia secara perlahan, "Tanya sama diri lo sendiri Qi," jawabnya pelan.
Qia mengerutkan keningnya tak paham, "Maksudnya?" beonya tak paham.
Tin tin
Arka tersenyum, "Tuh, udah dijemput! Maksimal pulang jam setengah sembilan. Hati-hati," ujar Arka dan meninggalkan Qia.
-MFS-
Kini Qia dan Zeo berjalan beriringan menuju tempat bioskop berada, sedaritadi mereka berdua bertukar cerita dan gurauan yang membuat keadaan menjadi berwarna.
Tangan Qia mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air matanya, Zeo yang melihat itu sontak kembali tertawa, "Sampe nangis gitu," ejeknya.
Qia terkekeh pelan, "Lo sih!"
Wajah cantik Qia membuat kedua mata Zeo terus melihatnya tanpa henti, rasanya ia sedang berada disamping bidadari surga.
"Boleh gue gandeng tangan lo?" ijin Zeo tiba-tiba, membuat langkah Qia terhenti seketika.
Ia menatap Zeo penuh tanya, "Ini serius atau bercanda?" tanyanya.
Mendengar itu Zeo tertawa renyah, "Serius-lah! Kalau bisa, gue mau gandeng tangan lo ke pelaminan," jawabnya.
Qia terkekeh dan mengangguk, "Boleh, tapi jangan kekencengan ya, entar gue dikira sama orang-orang lagi diculik sama om-om," canda Qia.
Lagi, Zeo terkekeh sejenak, sebelum akhirnya ia benar-benar menggandeng lembut tangan halus Qia, "Lo gak pernah cuci-cuci ya?" tebak Zeo sembari menarik pelan tangan Qia berjalan kearah bioskop.
"Enak aja! Gue cuci-cuci juga kali, kalau masalah halusnya kulit sih ya karena gue rawat kulit gue lah!" sewot Qia.
"Dih, nyolot banget mbak-nya," ejek Zeo lagi.
-MFS-
"Gimana? Seru gak film-nya?" tanya Zeo hanya sekedar basa-basi.
Qia mengangguk senang, "Seru sih!" jawabnya seadanya, tangannya membalas genggaman Zeo yang semakin erat.
"Kita makan dulu gimana?" tawar Zeo sembari membenahi rambut Qia yang sedikit berantakan.
Gadis didepannya itu mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam tangannya itu, jam menunjukkan pukul 17.25 WIB. Masih ada satu jam untuk pulang kerumah.
"Boleh, mau dimana?" tanya Qia sembari mengedarkan pandangannya, mencari tempat yang cocok untuk mereka berdua.
"Di restoran Jepang aja, gue lagi pingin sushi," jawab Zeo, laki-laki itu akhirnya menarik pelan tangan Qia kearah salah satu restoran Jepang yang terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance's Secret {NEW VERSION}
Roman pour Adolescents°COMPLETE!° SUDAH REVISI TOTAL! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] [DILARANG MENJIPLAK DLM BNTUK APAPUN! TINDAKAN TDK AKAN TERMAAFKAN!] Langsung baca aja! Ini hanya cerita klasik perjodohan Dan ini tentang Arkananta yang lama kelamaan menjadi bucin ke t...