°COMPLETE!°
SUDAH REVISI TOTAL!
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!]
[DILARANG MENJIPLAK DLM BNTUK APAPUN! TINDAKAN TDK AKAN TERMAAFKAN!]
Langsung baca aja!
Ini hanya cerita klasik perjodohan
Dan ini tentang Arkananta yang lama kelamaan menjadi bucin ke t...
Dengan segera, Arka menancapkan gasnya lebih kencang sedikit agar mereka bisa keliling kota Jakarta hari ini.
"Hari ini cuma keliling-keliling aja ya, lo masih butuh istirahat," ujar Arka dan diangguki paham oleh Qia.
Setelah keluar dari rumah sakit, Arka pamit kepada kedua orangtuanya dan orangtua Qia agar ia yang membawa Qia pulang. Bermodal menaiki mobil Adam, akhirnya mereka dapat berdua kembali.
Kau membuatku merasakan indahnya jatuh cinta
Indahnya dicintai saat kau jadi milikku
Oh takkan kulepaskan dirimu oh cintaku
Teruslah kau bersemi di dalam lubuk hatiku
Arka bersenandung kecil mengikuti alunan dari radio dengan menghayati lagunya.
Kedua mata Qia melirik Arka, ia tersenyum kecil melihat wajah tampan Arka yang terus bersinar.
"Ka, gue pingin es krim," pinta Qia sambil menarik-narik tangan Arka.
Arka terdiam sejenak, "Dikit aja ya," ujarnya dan diangguki semangat oleh Qia.
-MFS-
Satu tangan Arka memegang es krim miliknya sedangkan satu lagi ia gunakan untuk membantu Qia membuka bungkus es krimnya.
Arka sengaja menepikan mobilnya agar mereka bisa makan di dalam mobil, lagipula Qia sendiri yang tidak ingin mereka masuk kedalam kedai es krim itu.
Ia hanya tak ingin menyusahkan Arka.
Sosial media milik Arka sudah sepenuhnya kembali, begitupun dengan nomor whatsapp miliknya. Untuk berbagai pertanyaan lainnya, Arka masih enggan menjawab, karena ia juga sudah menyesal lari dalam masalah.
Setelah membuka bungkusnya, Qia segera memakan es krim coklat kesukaannya itu dengan senang hati, begitupun dengan Arka.
"Ka, gue pengen sekolah lagi bisa gak?" tanya Qia pelan.
Sontak Arka menatap Qia, "Bisalah!" jawabnya.
Qia menunduk, menatap kedua kakinya yang mati rasa, "Tap-"
Seolah mengerti Arka langsung menggenggam tangan Qia, "Ada gue sama temen-temen lo Qi, lumpuh bukan berarti gak bisa nuntut ilmu lagi," potongnya.
"Gue yang bakal antar lo kemanapun yang lo mau, lagipula habis ini lo akan terapi pelan-pelan, lo bisa Qi," lanjut Arka.
Qia mengangguk dan tersenyum kearah Arka, "Makasih ya Ka,"
"Gue juga makasih karena lo udah bertahan jauh selama ini."
-MFS-
Tubuh Qia dengan perlahan mengangkat keatas, ia membuka kedua matanya, melihat siapa yang menggendong badan kecilnya itu.
Tunangannya itu tersenyum manis, "Gue bangunin lo ya?" tanyanya.
Qia menggeleng pelan, ia merasakan tubuhnya kembali diturunkan di kursi roda, ternyata sepanjang perjalanan pulang ia tertidur.
Setelah itu Arka mendorong kursi roda Qia dengan pelan-pelan kedalam rumah, lebih tepatnya ke kamar Qia, agar gadis itu bisa istirahat.
Tadi Alex sempat menelfonnya, mereka sedang berada di restoran untuk makan siang sekaligus menemui pengacara untuk berunding kembali.
Sidang tidak hanya dilakukan sekali, Alex tidak ingin Caramel bebas begitu saja, meski hukuman yang diberikan oleh hakim tergolong hukuman berat, namun tetap saja bagi Alex itu adalah hukuman yang ringan.
Memang Caramel adalah saudara mereka, tapi dengan perbuatan Caramel, apakah ia masih pantas disebut saudara?
Sesampainya di kamar, Arka membantu Qia untuk duduk di kasur.
Kemudian Arka segera membereskan kursi roda Qia dan berjalan kearah Qia dengan langkahnya yang pelan.
Tangannya merogoh saku celananya, ia berjongkok di depan Qia, "Maaf waktu itu gue terlalu cepat untuk memutuskan sesuatu dan gue egois. Lo mau kan pakai cincin ini lagi?" tanya Arka sambil menjulurkan sebuah cincin logam, cincin pertunangannya.
Qia langsung terkesiap, ia meneguk ludahnya kasar, tiba-tiba saja hawa menjadi sangat panas, ia mengangguk pelan, "I-iya Ka, gue pakai cincinnya lagi," jawabnya
Mendengar itu, Arka lantas segera memakaikan cincin itu ke jari manis Qia, ia tersenyum, "Makasih. Gue gak janji untuk jaga lo dengan baik, tapi gue akan berusaha untuk membuat lo hidup bahagia sama gue Qi," ucap Arka menatap kedua mata Qia.
"Jadi dilanjut nih hubungan kita?" tanya Arka menggoda Qia.