Arka masuk kedalam kamar Qia dengan hati-hati karena tidak ingin membangunkan gadis cantiknya.
Tadi saat ia ingin berangkat ke sekolah, ia menyempatkan untuk mampir kerumah Qia, namun sayangnya ia mendengar kabar buruk yang membuatnya mengurungkan niat untuk ke sekolah hari ini.
Gadis itu terserang demam tinggi pasca kejadian mati lampu tadi malam. Alex sudah memanggil dokter pribadinya sekitar jam lima pagi tadi dan dokter itu menyarankan agar Qia tetap istirahat saja, tidak perlu dibawa ke rumah sakit.
Semenjak kemarin malam Qia masih tertidur lelap, padahal Sarah sudah mencoba membangunkannya untuk sarapan dan minum obat namun Qia hanya menggeliat pelan dan kembali tidur.
"Kenapa jadi gini sih Qi?" gumam Arka pelan.
Tangannya mengelus puncak kepala Qia dengan lembut, merasakan sensasi panas yang ada di dahi Qia.
Ia melihat bubur yang berada di meja kecil tepat disamping ranjang Qia, bubur itu masih utuh.
Arka duduk disamping Qia, "Qi, bangun dulu, makan,"
Qia menggeliat, namun kedua matanya masih tertutup rapat, "Arka?" panggilnya dengan suara serak.
Kedua tangan Arka segera membantu Qia untuk duduk, meski Qia masih tidur, laki-laki itu sengaja memaksa tunangannya untuk bangun sekarang juga.
"Makan dulu!" titahnya.
Dengan terpaksa, akhirnya Qia membuka kedua matanya yang terasa panas, kepalanya pening sekali, ia menyandarkan kepalanya ke belakang.
Arka segera menyusun bantal-bantal empuk agar bisa menumpu kepala Qia dengan baik.
Kemudian ia mengambil bubur tadi, "Buburnya udah dingin. Gue panasin dulu ya?" tawar Arka.
Qia menggeleng, "Gak usah. Biar dingin aja," tolaknya sambil memegang tangan kekar milik Arka.
Arka mengangguk pelan, ia segera mengaduk bubur itu sampai tercampur rata, karena ia tahu bahwa Qia adalah golongan orang yang memakan bubur dicampur, bukan seperti dirinya. Ia menyukai bubur yang belum dicampur.
Setelah itu, Arka menyuapi Qia dengan lembut, sesekali ia mengusap ujung bibir Qia yang terdapat noda bekas bubur itu.
Di suapan keempat, Qia menolak, perutnya terasa dicampur aduk sehingga membuatnya mual.
"Dua lagi deh," tawar Arka sembari mengelus pelan rambut Qia.
Qia kembali menggeleng, "Pengen muntah Ka," rengeknya.
"Jangan dimuntahin dong sayang," ujar Arka.
Qia diam, ia malas sekali berbicara dengan Arka si pemaksa.
Namun Arka kembali ingin menyuapi Qia, dan ditolak lagi oleh Qia.
Kini Arka menyerah, ia menaruh mangkuk itu kembali ke mejanya, "Lo tau gak cita-cita gue waktu kecil apa?" tanya Arka.
Kedua mata Qia melirik kearah Arka, "Polisi kan?" tebaknya.
Arka mengangguk membenarkan, "Iya. Tapi sekarang udah berubah, cita-cita gue jadi dokter," ujar Arka.
Sontak Qia menoleh kearah Arka, ia terkejut mendengar penuturan dari laki-laki itu, pasalnya Arka dulunya anti banget sama yang namanya dokter! Arka selalu membayangkan betapa susahnya kuliah di jurusan kedokteran dan praktek dengan para mayat!
"Lo serius?! Ini yang sakit gue atau lo?!" pekik Qia.
Melihat itu Arka terkekeh, "Serius Qi, gue mau jadi dokter karena lo," balasnya sembari tersenyum.
Telunjuk Qia menunjuk dirinya sendiri, keningnya mengerut, "Gue?" beonya.
Arka mengangguk, "Iya, lo. Lo adalah alasan terbesar gue masuk kedalam ilmu kedokteran. Gue ingin jaga lo dengan baik Qi, gue yang akan ngobatin lo kapanpun lo mau," jawab Arka.
Mendengar jawaban dari Arka, Qia tertegun, ia menatap Arka sambil tersenyum, "Makasih banyak Ka,"
"Makasih buat?" tanya Arka.
"Semuanya." jawab Qia.
Arka tersenyum tipis, "Sekarang lo minum obat dulu," titah Arka dan mengambil sebutir obat yang telah disiapkan di nampan. Kemudian ia menyodorkannya ke Qia, tak lupa dengan air putihnya.
Qia menerimanya, ia segera meminum obat itu dengan satu kali tegukan.
Setelah itu, Arka memijat pelan kepala Qia, sedangkan Qia meminta agar posisinya tidur terlentang, Arka menurutinya.
Tangan Arka terus memijat kepala Qia karena gadisnya itu masih merasa pening dan lemas.
Sampai akhirnya, Qia benar-benar pulas dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance's Secret {NEW VERSION}
Teen Fiction°COMPLETE!° SUDAH REVISI TOTAL! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] [DILARANG MENJIPLAK DLM BNTUK APAPUN! TINDAKAN TDK AKAN TERMAAFKAN!] Langsung baca aja! Ini hanya cerita klasik perjodohan Dan ini tentang Arkananta yang lama kelamaan menjadi bucin ke t...