31. Be Mine

359 47 11
                                    

Yoohyeon meletakkan jas, celana bahan, kemeja dan dasi di atas ranjang. Di hapusnya peluh yang menetes di keningnya. Ia hanya menyiapkan sandwich tapi entah memang musim yang sudah beralih ke musim panas atau perasaannya saja yang merasa mudah berkeringat akhir akhir ini.

"Sayang.. jangan lama lama mandinya"teriak Yoohyeon yang duduk di tepi ranjang.

Mata Yoohyeon melirik kalender yang ada di nakas. "Kok masih februari?"Yoohyeon memutar kalender duduk itu hingga bulan februari berganti ke bulan maret.

"Aku kira telat ternyata tadi pagi malah mens"Yoohyeon menghela nafas. Sudah satu bulan ia menyandang status sebagai Nyonya Park. Berharap langsung isi tapi mungkin belum Tuhan izinkan.

Padahal Yoohyeon sudah senang saat tau dirinya telat 1 minggu tapi sedih saat tadi pagi melihat bercak darah di celananya.

"Sayang.. liat sempakku ga?"dan pertanyaan itu menghiasi paginya,setiap pagi bahkan. Yoohyeon kira Xiyeon waktu itu hanya membual ternyata memang benar. Hobi suaminya itu menanyakan keberadaan sempak setiap pagi, bisa dibilang kebiasaan dari kecil.

Yoohyeon menoleh,menatap tajam suaminya yang masih memakai selembar handuk,"Cari pake mata bukan pake mulut"

"Astaga sensi banget mentang mentang lagi dapet"Rowoon membuka lemarinya dan mencari keberadaan underware nya.

Belum buka lemari aja udah koar koar nanya, Yoohyeon pengen getok kepala suaminya tiap liat tingkah aneh itu setiap pagi. Tapi takut durhaka.

Rowoon sedang ancang ancang untuk bertanya lagi tapi langsung Yoohyeon dahului,"Itu melek dulu kenapa sih? Itu udah di ranjang juga. Kurang apa sih punya istri yang rajin tiap pagi nyiapin baju kantor di atas ranjang,masih aja nanya terus"

Perasaan Rowoon aja atau istrinya ini jadi lebih galak? Biasanya emang galak, bawaan dari lahir kalo kata Jinyoung mah. Tapi ini lebih galak lagi.

Oke daripada baku hantam,Rowoon ga mau jawab ucapan istrinya. Nanti aja dinasehatin seminggu lagi,nunggu ga sensian. Itupun kalau ga lupa.

Rowoon sudah memakai celana bahan dan kemejanya. Rowoon meraih dasi,menyampirkannya di lehernya kemudian berjalan menghampiri Yoohyeon. "Sayang,pakein"

Yoohyeon berdiri dari duduknya. Walaupun sebenarnya malas. Tapi nanti kalau ga ngelayanin suami, nanti suaminya minta dilayanin sama cewek lain gimana? Itu wejangan Mommy nya yang lebih mirip nakut nakutin daripada nasehatin.

"Kamu berapa hari ga pake skincare yang?"tanya Rowoon yang memperhatikan wajah serius istrinya saat memakaikan dasi.

"Pake tiap hari"Yoohyeon mendongakkan kepalanya. Untung udah terbiasa sama perbedaan tinggi mereka yang pas awal pacaran bikin Yoohyeon tiap malem pake salonpas di leher karena pegel liatin ke atas mulu.

Rowoon menggaruk kepalanya yang sebenernya ga gatel,lagi mikir mesti dibilangin ga ya.

"Kenapa sih?"sungut Yoohyeon yang mulai sensi. Paling gasuka sama omongan tentang berat badan dan muka.

"Anu.. itu yang. Kok kamu agak iteman?"Rowoon pengen langsung mingkem begitu istrinya melototin dia tapi nanti masalahnya panjang. "Tapi gapapa kok yang. Aku tetep cinta"

"Hiks.. gitu ya giliran udah nikah bilang aku iteman. Udah bosen?"

Ehh bukan gitu. Rowoon gelagapan liat istrinya nangis sesugukan. Duhh merasa bego segala ngomongin warna kulit.

"Sayang.. ga gitu"

"Kamu pergi aja sana. Sekretaris kamu kan glowing tuh. Kamu suka kan yang glowing glowing gitu"sepertinya hormon menstruasi membuat Yoohyeon jadi sedikit berlebihan. Ga sedikit tapi banyak.

Pink Village (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang