Kim Ha Neul POV
Jung Taek Won, CEO muda berusia 25 tahun. Seorang jenius yang memutus menjadi seorang CEO perusahaan properti menggantikan sang kakek yang baru saja meninggal. Sebelumnya ia bekerja sebagai seorang programmer, sekaligus dosen pengajar di universitas Korea.
"IQ 160, berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 100% di hari ke 5 sebagai CEO. Pria sempurna yang menjadi incaran para wanita. Cih!"
Aku menggeleng tidak percaya setelah membaca artikel tentang Jung Taek Won di internet. Entah kenapa aku paling anti dengan kata 'sempurna' itu. Jelas tak ada manusia yang sempurna di dunia ini kan, begitu juga dengan Jung Taek Won.
"Aku suka makanan manis, cake coklat, cupcake, coklat hangat, dan ice cream coklat. Aku benci sayuran hijau serta benda hijau lain yang terlihat di makananku."
"Aku suka kebersihan, tapi tidak suka membersihkan rumah, kau boleh menyentuh komik-komik kesayanganku tapi tak boleh merusaknya. Kalau kau bisa menyusun puzzle yang ku letakkan di meja ruang tamu tiap pagi, gajimu akan ku naikkan. Kau boleh mencuci pakaianku termasuk celana dalam ku, aku ingin semuanya disusun berdasarkan warna. Kau bekerja mulai dari jam 6 pagi, dan selesai begitu ku bilang kau boleh istirahat."
"Yang perlu kau ingat adalah, jangan pernah lupa menyediakan dua potong cake coklat sebagai menu makan malam. Dan tolong rahasiakan ini pada dunia, image ku sudah cukup buruk jadi kau tidak perlu menambahkannya, satu saja ada yang tau mengenai hal pribadiku ini, ku jamin kau tidak akan pernah bisa hidup tenang. Kau dan juga kakak serta keponakan kembar mu itu!."
"....."
3 hari.
Perlu dicatat, aku baru tiga hari bekerja di apartemen Jung Taek Won yang berada di lantai 7 itu. Sebenarnya dia menyediakan satu kamar khusus untukku atau khusus pembantu tepatnya, tapi sampai sekarang aku bahkan tak tau kamar itu berada dimana, karena aku belum sempat memeriksa seluruh ruangan yang ada dalam apartemen yang begitu luas itu, karena terlalu sibuk membersihkan ratusan figure anime Jepang yang ada di apartemen itu.
Percayalah, aku setuju menandatangani surat kontrak itu, karena masalah yang terjadi di restoran kakakku dan karena dia yang memintaku menyetujui tawaran gila itu, bukan karena uang yang sudah berada di rekening bank ku. Pria itu juga mempekerjakan kakakku menjadi babysitter di salah satu rumah keluarganya dan kedua keponakanku di titipkan ditempat penitipan anak yang terjamin keamanannya.
Kalau saja bukan karena hal-hal diatas, aku pastikan aku menolak menjadi pembantu pria menyebalkan itu.
Kemarin saja, aku tidak sengaja tertidur di kamarnya karena kelelahan membersihkan apartemennya yang luas itu, belum lagi merapikan buku-bukunya yang harus sesuai abjad, dan juga memasak makanan kesukaannya yang selalu berhubungan dengan coklat itu. Dan yah, pria itu marah besar, menyiram wajahku dengan sebotol air mineral lalu mengusirku keluar dari apartemen.
"Keluar dan jangan pernah kesini lagi!"
Dari perkataannya itu jelas sekali bahwa aku di pecat kan!!. Jadi tadi pagi aku dengan santainya memasak ramyeon di apartemen kakakku sambil bernyanyi dengan riang tanpa mengkhawatirkan pekerjaan di apartemen pria itu. Tapi akhirnya aku malah mendapati Jung Taek Won berdiri di dapur apartemen kakakku dengan tampang kesal entah sejak kapan.
"Aku menyuruhmu keluar bukan berarti kau bisa seenaknya tidak bekerja hari ini. Kau pikir aku tidak butuh sarapan pagi?. Gaji mu di potong bulan ini. Dan kalau kau masih membuat suasana hatiku buruk sampai malam nanti. Gaji mu juga ku potong bulan depan. Dan ini ku sita!."
"....."
Aku hanya melongo melihat pria itu mengambil panci ramyeon yang tadi ku hidangkan di atas meja, bahkan pria itu sempat-sempatnya kembali dan mengambil tutup panci yang ku pegang beserta sumpit yang berada di tangan kiri ku lalu berkata datar, "Aku lebih suka yang tidak berkuah dan ada keju diatasnya."
Apa-apaan pria itu?! Jadi apa maksudnya? Dia pikir aku akan membuatkannya ramyeon lagi setelah dia mengambil makananku. Cih!, siapa yang sudi.
Kami bertemu di pintu lift ketika aku mau kembali menjadi tukang bersih-bersih di apartemennya dan lagi-lagi pria itu kembali menatapku dengan pandangan angkuhnya, sama sekali tidak ada sapaan ramah, hanya berlalu diikuti kelima bodyguardnya.
Dasar pria batu es sialan!
Dan yah, inilah hal yang terjadi. Aku sekarang berada di dalam apartemen pria itu lagi, yang kembali menjadi sebuah kapal pecah dengan bungkusan snack bertebaran dimana-mana, pakaian kerja yang pria itu pakai kemarin bahkan masih berada di depan pintu masuk, sepatu yang tak tersusun rapi dan celana dalam.
Sial!
Kenapa pria itu hobi sekali berganti celana dalam sih?! Kalau di hitung aku sudah menemukan 5 buah celana dalam yang berceceran di lantai, dan kenapa pula aku harus menghitungnya seperti ini.
Setelah membersihkan ruang tamu, aku pindah ke dapur dan melihat panci ramyeon ku kemarin terdapat di tempat cucian piring kotor bersama piring kotor lainnya.
Stress, itulah aku tiap kali harus membersihkan ini.
Sebuah memo tertempel di dinding kulkas. Memo yang membedakan pria dingin yang kutemui di depan pintu lift tadi dengan pria cerewet yang tiba-tiba muncul di dapur apartemen kakakku.
"Puzzlenya ada 5 buah, kau harus mencari dan menemukan pasangannya dalam tumpukan itu dan kalau kau berhasil, aku tidak jadi memotong gajimu. Plus buatkan aku 100 tusuk cake pop seperti yang kemarin dan ice cream coklat, aku tidak mau yang di beli di super market. Aku juga mau Jajangmyeon. Aku tidak suka pedas. Jangan tidur di kamarku!"
"....." Menyebalkan sekali kan?!
Aku tambah stress ketika membuka ruang penyimpanan figur anime. Puzzle-puzzle itu berserakan di sana.
Sungguh, aku benar-benar ingin memaki pria itu.
Foto toples macam apa ini?! Dia pikir dia model? Dasar aneh!
Aku yang tadinya iseng mencari nama pria itu di situs jejaring sosial malah di kejutkan dengan pose-pose bak model pria, meski hampir semua foto memberikan kesan dingin.
Sebenarnya julukan apa yang pantas untuk CEO yang satu ini?
Sempurna??
Rasanya kata itu sangat tidak cocok disematkan pada seorang Jung Taek Won. Bagiku pria itu lebih pantas di sebut 'aneh' (mungkin), 'pria es batu'....atau si "alien coklat'.
Memikirkan pria itu....sepertinya aku juga ikutan jadi tidak normal
Aku meletakkan ponselku lalu menatap tumpukan puzzle yang tadi sudah ku kumpulkan. Entah harus mulai dari mana, yang pasti demi gaji ku dan demi tak membuat pria itu kesal lagi, ku putuskan mulai merangkai puzzle-puzzle itu.
Ah! Aku juga harus membuat 100 tusuk cake pop dan ice cream coklat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO and I (END)
RomancePersoal jatuh cinta, jodoh dan takdir tak hanya berlangsung oleh kebetulan belaka. Memang benar istilah cinta butuh perjuangan, butuh kesabaran dan butuh petunjuk arah dan kerelaan hati agar bisa menyatu. Sama seperti perjuangan CEO dingin Jung Taek...