"Aku hanya ingin mengklaim sesuatu yang sudah jadi milikku. Memastikan tak ada yang bisa merebutnya dariku. Karena itulah aku ingin kita menikah!"
"....."
"Bagaimana caranya membuat hal itu bisa dimengerti dengan mudah tanpa harus bertengkar atau saling menghindari. Aku benar-benar tak sanggup lagi! Apa menerima ajakan menikah dariku itu begitu sulit?"
"....."
Yong Guk akhirnya meletakkan potongan steak sapi yang sejak tadi tertahan didepan mulutnya yang terbuka. Ia bahkan tak sanggup untuk sekedar meneruskan makan siangnya lantaran mendengar ucapan Taek Won yang membuat orang-orang yang sedang makan siang didekat mereka menoleh dengan pandangan antara takjub, penasaran dan jijik.
"Wahai bos ku tercinta, bisakah kau pelankan suaramu! Kau seperti sedang melamarku dan orang-orang berpikir bahwa kita pasangan gay. Dan apa-apaan buket bunga serta boneka beruang itu? Kenapa tidak diletakkan di mobil saja!" Yong Guk yang malu langsung memanggil pelayan restoran untuk membayar makanan yang belum sempat mereka makan. Ia tak sanggup menerima tatapan gila dari sekeliling mereka dan menyesal menerima ajakan Taek Won makan siang di restoran itu.
Mereka akhirnya mampir di mini market dekat perusahaan, membeli ramyeon cup dan langsung memakannya disana. Yong Guk makan dengan raut wajah sedikit kesal. Steak dan ramyeon, benar-benar tak sebanding dengan seleranya.
Suasana di mini market itu sepi, hanya ada beberapa pembeli berseragam sekolah, tapi Yong Guk sudah lebih dulu memperingatkan bosnya itu untuk memelankan pembicaraan mereka.
"Kau tau! Aku paling benci ketika kau punya masalah dengan Ha Neul. Karena setiap kali kau tidak menemukan solusi, kau pasti mengajakku makan berdua ditempat yang lebih cocok untuk sepasang kekasih, membuat orang lain salah sangka dengan segala ucapan dan tingkah laku mu itu. Lain kali tolong beri tau aku kalau kau sedang punya masalah, jadi aku bisa bawa bekal dari rumah dan makan di kantor sambil mendengar ocehan mu itu." Ungkap pria itu sembari memberikan ramyeon yang sudah dimasaknya untuk Taek Won.
"Jadi...bagaimana solusinya?" Taek Won tak peduli ungkapan asistennya itu. Ia hanya butuh jawaban dari masalahnya dan hanya Yong Guk lah yang selalu ia percayai bisa memberikan jawaban yang tepat, karena itulah ia setuju menjadikan pria itu asisten pribadinya atau lebih tepatnya teman curhatnya.
"Dong Ho hyung bilang bilang, aku harus menerima keputusan Ha Neul. Sang Hyuk hyung bilang, aku tak bisa terus-terusan memaksakan kehendak ku pada gadis itu dan Hae Jin Hyung bilang, aku harus bisa merelakan sesuatu untuk bisa mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Semua jawaban itu bertentangan dengan keinginanku, jadi apa hyung juga akan memberikan jawaban seperti itu?"
Yong Guk berpikir sebentar sebelum menjawab. "Kau ingin dapat nasehat baik atau buruk. aku bisa memberimu keduanya." Tawar pria itu.
"Bagaimana dengan nasehat buruknya? Aku...mungkin bisa mengambil resiko apapun, lagipula, nasehat dari hyung, tak akan seburuk itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO and I (END)
RomancePersoal jatuh cinta, jodoh dan takdir tak hanya berlangsung oleh kebetulan belaka. Memang benar istilah cinta butuh perjuangan, butuh kesabaran dan butuh petunjuk arah dan kerelaan hati agar bisa menyatu. Sama seperti perjuangan CEO dingin Jung Taek...