Ha Neul bertanya bagaimana dengan si kembar, jika mereka hanya pergi berdua seperti ini. Tapi pria di sampingnya itu tidak menjawab, bahkan menoleh padanya.
Mereka sampai di tempat yang di tuju Taek Won, tapi pria itu hanya berkata 'turun' dan 'ikuti aku'.
"Kalau kau masih mendiamkan ku seperti ini, aku tidak akan naik." Tolak Ha Neul, ketika Taek Won menarik tangannya, memaksanya naik sebuah kapal.
"Aku akan memarahi mu di sana!" Setelah mengatakan hal itu, Taek Won kembali menarik tangan Ha Neul, dan gadis itu terpaksa mengikutinya.
"Bukankah aku sudah bilang kalau aku menyukaimu, aku bahkan sudah pernah melamar mu. Kenapa kau masih saja tidak mengerti dan malah dengan teganya membuatku cemburu. Kau pikir aku akan diam saja kau perlakukan seperti itu!"
"....." Pria ini benar-benar tidak waras. Bagaimana dia bisa marah dan berteriak-teriak di tempat seperti ini, jangan-jangan setelah ini aku akan di lempar ke sungai, benar-benar gila.
Ha Neul menelan ludah sambil melihat ke sekeliling ruang kapal, memang hanya ada petugas kapal yang curi-curi pandang ke arah mereka tapi tetap saja Ha Neul merasa malu. Ia benar-benar tak menyangka kalau pria itu membawanya berlayar di Sungai Seine hanya untuk memarahinya seperti ini.
"Aku memintanya menjadi bodyguard mu, bukan sebagai teman kencan di saat aku sibuk kerja. Padahal aku sengaja mengajakmu ke sini, sengaja membeli tiket, memesan hotel. Memindahkan pekerjaanku kesini karena aku pikir kau bersedih dengan gosip-gosip itu. Nyatanya malah kau sangat bersenang-senang."
"......"
"???" What the....
Gadis itu menatap Taek Won yang entah sejak kapan sudah berhenti mengomel dan malah memesan makanan hanya untuk dirinya sendiri. Cih! Apa-apaan ini?
"Kita tidak akan pergi dari sini, dan kau tidak akan mendapatkan makanan apapun sampai kau menyadari kesalahanmu dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, jadi segera renungi kesalahanmu dan minta ma'af!" Perintah pria itu dengan nada kesal.
"Toh, aku juga tidak lapar." Ucap Ha Neul santai yang jelas langsung membuat pria di depannya itu membanting sendok yang dipegangnya sampai terpelanting ke lantai.
Ha Neul hanya menarik nafas dalam dan menggelengkan kepalanya berusaha sabar. "Kalau lapar, makan saja dengan tenang, tidak usah marah-marah seperti itu, seperti anak kecil saja!" Sindir gadis itu
PRANGGG!!!!
Kali ini bukan hanya sendok, Taek Won bahkan melempar semua piring yang ada di atas meja itu ke lantai, membuat Ha Neul dan petugas kapal benar-benar terkejut.
"Hei!!! Apa-apaan kau ini! Kalau marah kau bisa melampiaskannya dengan mengomel, tidak usah sampai merugikan usaha orang lain, buang-buang makanan seperti ini, kau tak tau kalau kokinya pasti berusaha keras memasak makanan dan menata rapi....
"Memang nya kenapa?" Lagi-lagi Taek Won berteriak kesal. "Toh, aku yang membayar semua ini, dan aku sudah membayar lunas semuanya, jadi tak masalah bahkan kalau aku sampai mau menenggelamkan kapal ini. Karena aku sudah membelinya!"
"......"
Ha Neul menarik nafas dalam, frustasi dengan sikap pria di depannya itu. Bukankah pria itu usianya jauh lebih tua darinya. Tapi dari tempramen nya malah tak menunjukkan kedewasaan sama sekali. "Baiklah. Aku akan mengatakan ini dengan sejelas-jelasnya, aku harap setelah ini kau tidak akan mengomeli ku lagi."
"Aku minta ma'af. Aku ini hanya gadis 17 tahun yang ingin menjalani kehidupan dengan cara yang biasa-biasa saja. Tidak untuk diperlakukan buruk oleh orang lain, tidak untuk diperlakukan seenaknya seperti barang oleh orang yang banyak uang sepertimu. Apa kau pikir hati bisa dibeli dengan uang, orang lain mungkin iya, tapi aku tidak!"
Ha Neul menatap langsung ke mata pria yang terlihat sangat kesal itu. "Aku tidak mengerti kenapa kau marah, aku tidak tau kenapa kau cemburu. Tapi aku minta ma'af."
"......"
"Bukankah kau hanya menginginkanku sebagai pembantu di rumah mu, lalu kenapa tiba-tiba kau bisa menyukaiku bahkan seenaknya mengambil ciuman pertamaku dan membuatku menjadi bahan cemoohan orang yang menonton iklan menyebalkan itu. Aku diam saja karena kau juga memperlakukan aku dan kakak ku dengan baik. Diam bukan berarti aku tak merasa sakit hati, aku hanya berusaha untuk tidak peduli sama sekali."
Ha Neul menghapus air mata yang jatuh di pipinya. "Kau itu pria yang baik, sungguh! Kecuali untuk sikapmu yang seenaknya dan tempramen mu yang sungguh kekanak-kanakkan ini. Dulu kau pernah marah dan menyiram ku, aku mengingatnya dalam hati. Ah, aku tidak boleh membuatmu marah, lalu aku menuruti saja semua keinginanmu. Sekarang, kau yang mengajak ku ke sini, kau yang bilang kalau aku boleh jalan-jalan, kau yang bilang kalau....kalau....
Ha Neul kembali menghapus air matanya. Ia mengeluarkan kartu kredit yang diberikan Taek Won padanya kemarin dan meletakkan kartu itu diatas meja.
"Aku tidak menggunakannya sepeserpun. Kau bisa memeriksanya kalau kau ragu. Aku dibayar ketika bekerja dirumah mu, jadi aku menggunakan uang ditabungkan ku untuk jalan-jalan dan membeli kamera itu, juga beberapa makanan dan sovenir untuk si kembar, kakak ku, dan juga...untukmu. Meski mungkin hanya barang murahan, tapi aku berharap kau menghargainya, atau setidaknya tidak membuangnya di depan mataku seperti yang kalau lakukan pada kamera itu."
"......"
"Kau tau! Aku ini di juluki gadis gendut, jelek, pendek, itik buruk rupa, sekarang aku juga di juluki mata duitan, bahkan aku sempat membaca artikel yang menyebutkan kalau aku bekerja di rumah mu sebagai gadis panggilan, melakukan operasi plastik untuk menjual tubuhku padamu. Hebat sekali kan aku ini!"
Taek Won terkejut ketika Ha Neul tiba-tiba tersenyum padanya. Senyum yang membuat hatinya berdenyut sakit.
"Aku sangat berterima kasih padamu yang sudah membantuku serta kakak ku, aku tak pernah sekalipun membencimu, makanya aku tenang-tenang saja dan tak mau menambah beban mu. Hidupmu juga pasti sulit kan! Gara-gara kau menampung ku dan kakak ku, kau di terpa gosip gila. Maka dari itu, untuk membuat semuanya kembali seperti semua, sebaiknya hilangkan saja perasaan suka itu."
"Aku sudah sangat sadar kalau kau dan aku berada di dunia yang berbeda, yang berarti aku tak pantas bahkan untuk berdekatan denganmu, dan bagiku, orang sepertimu itu sedikitpun tak masuk dalam daftar orang yang bahkan ingin ku jadikan kenalan. Jadi....kau tak perlu susah-susah untuk menarik perhatianku. Tidak perlu bersikap terlalu baik padaku."
Ha Neul menarik nafas dalam. "Kau itu CEO perusahaan properti Jung Company, juga CEO perusahaan IT Black &White, juga si hacker handal White Paper, dan juga orang yang menggaji ku dan berjanji akan membiayai uang kuliahku. Aku hanya melihatmu dari sisi itu. Kau majikan dan aku pembantunya."
"Kesimpulannya....kalau kau mau aku menilai dirimu dari 1 sampai 10, kau itu berada di angka 0, yang berarti aku tidak punya perasaaan apapun padamu."
Setelah mengatakan semua hal itu, Ha Neul berdiri lalu berjalan keluar ruangan itu. Gadis itu lebih memilih duduk sendiri di luar kapal. Ia jelas tau kalau dirinya baru saja menghancurkan perasaan Taek Won, tapi entah kenapa hatinya juga berdenyut sakit.
Apa rasa menyesal itu......sesakit ini?
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO and I (END)
RomancePersoal jatuh cinta, jodoh dan takdir tak hanya berlangsung oleh kebetulan belaka. Memang benar istilah cinta butuh perjuangan, butuh kesabaran dan butuh petunjuk arah dan kerelaan hati agar bisa menyatu. Sama seperti perjuangan CEO dingin Jung Taek...