"Kalian masih bertengkar?" Tanya Ha Na pada adiknya yang sedang sibuk memasak makan malam. Ha Neul menjawab bahwa ia tidak akan berbaikan dengan Taek Won sampai pria itu mengizinkannya kuliah.
Ha Na menghela nafas dalam. Yah. Adiknya satu ini memang sangat keras kepala kalau berhubungan dengan masa depannya, meskipun ia berhasil menjalani kehidupannya dengan menunda kuliah setahun ini, tapi hampir setiap malam, bisa Ha Na pastikan kalau Ha Neul tetap rajin membaca buku-buku kesehatan.
"Nanti ujungnya masih mencari uang juga kan! Kenapa kau mau tetap repot kuliah, toh kau sekarang sudah mendapatkan uang yang banyak." Calon suami mu yang bodoh itu juga kaya raya.
Ha Neul menatap kakaknya dengan pandangan datar, rasanya ia sudah pernah mendengar komentar seperti itu sebelumnya. "Sekarang aku sudah punya uang, aku juga sudah punya pacar kaya raya yang siap memberiku apa saja. Nah yang kurang adalah pendidikan ku, jadi mumpung masih banyak waktu, tak ada salahnya kan kalau aku memperbaikinya. Dengan begitu aku bisa jadi paket lengkap. Kaya, pintar, punya kedudukan dan juga pacar super tampan, tak akan ada yang berani merendahkan ku lagi."
"Tapi kan....
"Onnie." Ha Neul menghentikan kegiatannya memasak lalu berbalik menatap Ha Na yang sedang menyuapi Woo Bin. "Aku sangat memuja onnie, bagiku onnie itu wanita paling sempurna. Tak ada seorangpun yang berani menghina meskipun onnie pernah menjalani masa sulit. Onnie tetap menjalaninya dengan santai. Aku ini tak secantik dirimu, juga tak memiliki keterampilan yang bisa menghasilkan uang seperti onnie. Makanya hanya dengan kuliah dan meraih gelar dokter, aku bisa mengakui pada diriku sendiri bahwa aku juga orang yang pantas untuk bersanding dengannya."
"....Oke!" Ha Na akhirnya mengangguk paham. Setidaknya adiknya itu tidak berniat putus dari Taek Won.
Ha Neul meletakkan Soondubu Jiggae, Samgyetang, Japchae, dan Buldak di atas meja. Tugasnya membuat makan siang sudah selesai.
"Aku buang sampah dulu, pastikan si kembar memakan sayurannya sampai habis." Ha Neul melepas celemek yang dipakainya dan pergi untuk membuang sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO and I (END)
RomancePersoal jatuh cinta, jodoh dan takdir tak hanya berlangsung oleh kebetulan belaka. Memang benar istilah cinta butuh perjuangan, butuh kesabaran dan butuh petunjuk arah dan kerelaan hati agar bisa menyatu. Sama seperti perjuangan CEO dingin Jung Taek...