8. Byuntae

3.1K 329 0
                                    

Ha Neul seperti biasanya, datang ke apartemen Taek Won pagi-pagi untuk membersihkan tempat pria itu, memasak sarapan sekaligus makan siang untuknya, dan juga sebagai tambahan, ia juga di wajibkan menemani pria itu makan.

Sedang membersihkan kamar Taek Won, Ha Neul menyadari bahwa pria itu masih tertidur pulas.

Apa dia baik-baik saja? Dari kemarin belum bangun-bangun. 

Ha Neul berniat membangunkan Taek Won yang sudah tertidur selama 2 hari itu, tapi suara telepon rumah membatalkan niatnya. Gadis itu terdiam sebentar, berharap tak ada panggilan telepon ke-dua, tapi telepon itu kembali berdering. Ha Neul memutuskan segera pergi untuk menerima panggilan telepon dari luar kamar agar tak membangunkan Taek Won.

"Pak Jung, semua data keuangan perusahaan sudah saya kirimkan kemarin ke email Bapak, beserta data-data karyawan yang Bapak pinta 3 hari yang lalu. Besok siang Bapak harus segera ke Jepang untuk tanda tangan surat kerja sama serta survei lokasi pembangunan rumah."

"....." Mendengar suara yang sepertinya dari sekretaris Jung Taek Won, Ha Neul kebingungan untuk menjawab. Gadis itu takut di salah sangkahi sebagai orang asing di rumah Taek Won.

"Bapak? Oh, ma'af sekali. Saya sudah berulang kali menghubungi ponsel Bapak, tapi ponsel Bapak tidak aktif, jadi....saya menelpon ke telpon rumah Bapak, mohon ma'af telah mengganggu."

"I...!!!"

"Aku sudah menerima emailnya. Nanti kutelpon lagi."

Ha Neul menatap Taek Won sedikit terkejut. Pria itu tiba-tiba saja sudah berdiri dibelakangnya dan mengambil ganggang telpon dari tangan Ha Neul tepat sebelum gadis itu  akan menjawab.

"Aku lapar." Ucap Taek Won segera menuju dapur. Ha Neul mengikuti pria itu sambil bertanya apa pria itu baik-baik saja.

"Kau tertidur semala 2 hari, itu.....mungkin kau harus memeriksakan kesehatanku ke dokter."

Taekwon tersenyum senang. "Kau menghawatirkanku yah? Oh, senang nya."

"......" Mendengar jawaban aneh itu, Ha Neul hanya bisa melongo.

Taek Won mulai sarapan pagi sambil tersenyum. Ia benar-benar sibuk belakangan ini sampai tak sempat pulang. Banyak sekali perusahaan dan investor asing yang ingin bekerja sama dengannya,  ia bahkan sudah 10 kali ke bolak balik Jepang dalam 1 bulan ini. Dan hal itu semua berkat iklan romantis bersama gadis yang sekarang sedang mengomelinya persoal celana dalam.

"Aku sudah 3 bulan bekerja di sini, sebenarnya aku tak mau mengatakan hal ini padamu, tapi aku benar-benar tidak tahan lagi dengan kebiasaanmu ini. Kenapa selalu ada celana dalam yang menyambutku ketika membuka pintu? Kenapa calana dalam itu bisa berada tepat didepan pintu? Kau sengaja melemparnya kesana atau, jangan-jangan kau punya masalah pada saluran kencing, jadi setiap kali pulang kau menghabiskan stok celana dalammu dengan berulang kali ke toilet. Apa tak sebaiknya kau segera memeriksakannya ke Spesialis ObGin (Obstetri Ginekologi)."

Ha Neul menarik nafas dalam sebelum kembali mengomel. "Lalu bagaimana kalau mendadak ada tamu yang datang dan melihat celana dalam itu, apa kau tidak malu? Jadi sebaiknya lain kali setelah dari toilet, kau langsung pungut celana dalam mu itu, atau nanti kau bisa malu sendiri. Hei...., bisa tidak kau berhenti tersenyum seperti itu, kau pikir ini lucu ya?!"

Taek Won yang memang sejak tadi terus tersenyum itu, akhirnya beranjak dari meja makan dan mendekati Ha Neul.

"Sudah ku bilang berhentilah tersenyum seperti itu. Jangan-jangan.....kau jadi gila karena terlalu lama tidur ya? Kau benar-benar harus di memeriksakan kesehatanmu."

Meraih celana dalam yang di pegang Ha Neul, Taek Won berdiri di depan gadis itu sambil bersandar ke diding di sampingnya. "Percayalah, aku benar-benar tak tau kenapa aku terus saja tersenyum. Hanya saja setiap melihatmu, aku benar-benar tidak mengerti kenapa sudut bibirku terus terangkat seperti ini." Taek Won menunjuk Wajahnya yang masih tersenyum itu.

"Dan lagi, mungkin ini terakhir kalinya kau melihat celana dalamku berserakan. Aku juga tak akan mengizinkanmu mencucinya lagi, atau kalau tidak aku mungkin akan mulai berpikir aneh tentang kau yang sedang memegang celana dalamku."

"....Apa?" Apa maksudnya??

Taek Won  mengelus puncak kepala Ha Neul. "Untung saja kau masih anak-anak ya, hahaha"

"Hei!!! Aku ini sudah 17 tahun tau!" Ha Neul tidak terima di katai anak-anak. Mendengar keluhan gadis itu Taek Won malah kembali mengelus puncak kepala Ha Neul.

"Kalau begitu......harusnya kau punya keluhan yang lebih baik ketimbang saluran kencing yang bermasalah. Sudahlah, aku harus segera bekerja, aku mungkin tidak akan pulang lagi hari ini jadi kalau kau rindu padaku, datangi saja kantorku, kau tau kan dimana ruang kerjanya."

Setelah berkata seperti ini Taek Won beranjak pergi ke kamarnya dan tak lama kemudian segera berangkat kerja.

****

"Itu kan wajar saja, hahahaha" Ha Na tertawa terpingkal-pingkal ketika adiknya itu menceritakan persoal celana dalam milik Taek Won.

Ha Neul menatap kakaknya itu dengan pandangan datar. Pagi itu setelah Taek Won berangkat kerja, Ha Neul segera kembali ke apartemen kakaknya dan mendapati Ha Na masih di rumah, padahal biasanya kakaknya sudah pergi bekerja. Dan begitu Ha Neul tanpa sadar berkeluh kesah tentang Taek Won, kakaknya malah memberikan respon yang membuat Ha Neul bertambah kesal. "Apa nya yang wajar? Kak, kau mulai membuatku kesal tau!"

Ha Na melirik adiknya yang sedang serius melipat pakaian."Ng.....celana dalamnya besar tidak?"

".......Ha???"

Ha Na menutup mulutnya, berusaha menahan tawa. Wanita itu lalu duduk mendekati Ha Neul. "Ehmmm, Biasanya.... kalau bagian depannya sedikit menonjol berarti itunya juga besar, kau mengerti tidak?"

"???"

"Kakak bicara apa sih? Apanya yang menonjol? Dan apanya yang besar? Kita sedang membicarakan celana dalam di sini."

Ha Na menutup wajahnya dengan kedua tangannya merasa sedikit malu. Lalu ia menatap adiknya yang terlalu polos itu dan berkata setelah menarik nafas dalam. "Dia tidak mau kau mencuci atau lebih tepatnya menyentuh celana dalam miliknya lagi, karena dia takut dirinya membayangkan sesuatu yang hanya boleh dibayangkan usia 18 tahun ke atas, tapi toh kau memang terlalu polos jadi bahkan meski sudah dijelaskan seperti ini kau tetap saja mengerutkan dahi tidak mengerti. Jadi apa kau yakin nilai biologi mu 100 wahai adikku sayang?"

Di jelaskan seperti itu Ha Neul malah makin mengerutkan dahinya. Biologi?? Apa hubungannya dengan pelajaran biologi??

"Aigoo.....Hubungannya adalah terletak pada organ reproduksi. Nah, sudah kau pikirkan saja sendiri yah! Kakak mau menjemput si kembar dulu."

Ha Neul masih mengerut kan dari tidak mengerti sementara Ha Na sudah pergi meninggalkannya bersama pernyataan aneh seputar hubungan celana dalam, biologi dan organ reproduksi.

"....."Celana dalam.....lalu.....pelajaran biologi....lalu.....organ repro....

"Oh, Ya ampunnn!!!"

Ha Neul menepuk jidatnya sendiri lalu mengepalkan tinju dengan perasaan super kesal.

"Dasar Byuntae (dasar mesum)!!!"

*****
 

CEO and I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang