Jung Taek Won POV
Aku membawa cake coklat kesukaan kakek ku, ia sekarang sedang di rawat di Rumah Sakit, yang menyebabkan aku harus mengambil alih dan sibuk mengurusi perusahaannya. Tapi aku tetap harus mengunjunginya kan! toh hanya dia satu-satunya orang yang ku sayangi di dunia ini.
Tapi apa-apaan pembicaraan itu? Siapa wanita yang bersama kakek ku itu? Dan kenapa ada bayi di sana? Apa mereka cucu lain dari kakek ku? Tapi bukankah kakek hanya punya satu anak perempuan. Lalu siapa mereka?
Di jodohkan? Istri?? Woi...woi.... Aku mungkin ada niat menikah muda, tapi bukan berarti aku mau dijodohkan seperti itu. Dan apa-apan wanita itu, seenaknya saja menawari adiknya untuk dinikahkan padaku. Jangan-jangan mereka sama saja dengan wanita-wanita lain yang punya niat busuk pada kakek ku. Tak kan ku biarkan hal itu terjadi.
Aku segera menelpon salah satu bodyguard yang selalu mengikuti ku dan meminta mereka mencari informasi tentang wanita yang bersama kakek ku.
Faktanya ternyata jauh dari apa yang aku perkirakan. Mereka tidak seperti wanita-wanita jahat itu.
Wanita itu baru saja mengalami kecelakaan. Suaminya meninggal dan wanita itu melahirkan bayi kembar tapi prematur. Memiliki satu adik perempuan bertubuh gendut dan pendek.
Oh. Yah, ampun!!! Tidak mungkin gadis gendut itu yang mau di jodohkan denganku kan!. Dan dia....bukankah dia masih di bawah umur? Jangan bercanda!
Satu bulan, 2 bulan, hingga 1 tahun berlalu tapi aku jelas masih belum terbiasa dengan kehadiran wanita itu di samping kakekku. Bukan menyingkirkan wanita itu yang membuatku takut, tapi sepertinya aku jadi menyukai kehadiran wanita itu yang terlihat sangat menyayangi kakekku. Dan aku, jadi ikutan memperhatikan adik wanita itu yang sampai sekarang selalu menjadi topik utama di obrolan antara kakek dan wanita itu. Heran sendiri kenapa aku jadi menyukai kegiatan menguping seperti ini.
Kim Ha Neul, gadis itu sepertinya lumayan tegar juga. Meski tidak memiliki orang tua, meski kakak perempuannya masih di rawat di rumah sakit, dan meski mendapat perlakuan buruk dari teman-teman sekolahnya, ia tetap rutin datang mengunjungi kakaknya dengan wajah ceria.
Gadis itu bak penipu ulung, dengan senyum yang selalu ia tunjukan ke semua orang, ia menipu dunia. Mengabaikan cemoohan orang mengenai bentuk fisiknya, atau ketakutannya yang berlebihan akan tempat gelap hingga ia sering jadi bahan bullyan para siswi yang iri dengan kepintarannya. Belum lagi keluarga suami kakaknya yang tidak mau bertanggung jawab atas kakak perempuan serta anak kembar yang dilahirkan kakaknya.
Rasanya...gadis itu mirip denganku, tapi dari sudut pandang berbeda. Aku lebih memilih menyembunyikan diri, menjauhi orang-orang yang membenciku, sedangkan dia memilih diam dan pura-pura mengacuhkan mereka dengan senyum tenang.
Entah kenapa memperhatikan gadis itu membuatku merasa mempunyai teman senasib. Dia pintar dan aku suka gadis pintar sepertinya. Kami memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Gadis itu jelas bisa menjadi programmer yang handal, dan memiliki bakat di bidang IT, tapi minatnya menjadi dokter jauh lebih besar dari pada menjadi seorang programmer. Padahal kalau saja dia berminat, aku bersedia mempekerjakannya di perusahaan ku.
Setelah kakaknya keluar dari rumah sakit, aku jarang mendengar cerita tentang Ha Neul, kakek memang lebih sering memegang ponsel dan ber chating ria menanyakan kabar mereka dan itu berarti kecil kemungkinan untukku tidak ketahuan kalau berani mengambil ponsel kakek, aku kan tidak serumah dengannya.
Yah, akhirnya aku mempercayakan dua bodyguard ku untuk menguntit Ha Neul, bukan, maksudku.....dia dan keluarganya.
Kami berpas-pasan ketika Ha Neul selesai mengantarkan nasi kotak ke perusahaan kakekku dan aku yakin sekali kalau gadis itu adalah Ha Neul gendut pendek yang ku kenal, tapi kenapa sosoknya tiba-tiba menjadi mungil seperti itu?
Dan dia juga mengabaikan ku. Kami hanya tak sengaja bertatapan di tengah hujan, lalu berlalu begitu saja.
Ah....benar juga, bodohnya aku berharap ada sebuah sapaan hangat teman lama. Kami bahkan belum pernah benar-benar bertemu dan saling bicara sebelumnya. Tapi kenapa aku malah begitu merasa kecewa?
Uang perusahaan tiba-tiba di curi, dan dana untuk memperluas bangunan yang harusnya sudah jadi sejak 2 bulan yang lalu sebelum kakek meninggal, sekarang habis tak bersisa. Dan siapa lagi pelakunya kalau bukan anak dari bibiku yang mata duitan itu. Dia bahkan menipu orang untuk membeli sebuah restoran yang masih berdiri di tanah perusahaan. Dan orang itu adalah kakak Ha Neul, Kim Ha Na.
Hal itu benar-benar membuatku marah.
Aku sudah menjadi CEO perusahaan itu, dan rela melepaskan jabatan ku sebagai programmer dan CEO di perusahaan IT milik ku. Rela muncul dan mengakui bahwa aku adalah cucu seorang milyader Kim Tae Han, dan dengan kekuasaan ku, aku langsung memecat orang tidak berguna itu dari perusahaan, tidak peduli dia bagian dari keluarga kakekku. Orang itu hanya sampah yang lebih pantas berada di tumpukan sampah.
Aku mendatangi restoran itu, berniat meminta ma'af, tapi jiwa anti sosialku selalu saja muncul disaat-saat yang tidak tepat, dan aku terpaksa menyuruh bodyguard melaksanakan tugasku untuk meminta ma'af sementara aku menguping di balik pintu. Selalu saja menguping.
Mereka menangis. Ha Neul juga menangis. Dan aku pun ikut menangis. Rasanya seperti aku telah menghancurkan impian orang yang ku sayangi, dan entah sejak kapan mereka sudah menjadi bagian dari orang-orang yang ku sayangi itu.
Aku jelas tidak rela Ha Neul menghancurkan impiannya, seperti impianku yang hancur karena harus mempertahankan perusahaan properti yang puluhan tahun berdiri dan sukses di tangan kakek ku. Tiba-tiba saja ide konyol muncul bertepatan dengan penerimaan pegawai di perusahaan. Mungkin aku terlihat jahat dengan rencana ku ini, tapi setidaknya mereka bisa berada di tempat aku bisa melihat dan bicara pada mereka. Meski dengan kepribadianku yang aneh ini.
Aku ingin mereka mengenalku seperti aku mengenal mereka, meski dengan caraku yang tidak masuk akal ini. Orang lain mengenalku dengan image dingin dan menakutkan karena aku jarang bicara dan langsung main pecat orang yang tidak kusukai, tapi aku ingin mereka mengenali sosokku yang sebenarnya.
Dulu aku membekukan hatiku untuk orang lain, dunia hanya membuatku semakin hancur. Mereka yang selalu menghinaku, menghina ibuku, menghina lahirnya aku, mengatai ku dan ibuku pecundang dan perusak rumah tangga orang. Aku menjauh dari dunia karena hal itu. Menjauh dari hal-hal yang membuat hatiku makin sakit. Tapi Ha Neul mengusikku dengan kepribadiannya yang bertolak belakang denganku, dan dengan senyum ramahnya yang diam-diam ku rindukan.
Yah, ini kesempatanku kan!. Aku akan mencoba membuka hatiku untuk seseorang seperti mereka.
****
Suara alarm dari ponsel Ha Neul membangunkan gadis itu.
Taek Won semalam tidur di sofa, namun begitu bangun pria itu pindah ke tempat tidur untuk menggoda Ha Neul. Ia sengaja mengatakan selamat pagi dengan senyum hangat agar Ha Neul yang baru bangun itu menyadari bahwa ia tertidur di kamar dan ditempat tidur pria itu, dan tentu saja detik berikutnya suara teriakan ketakutan dari gadis itu terdengar memekakkan telinga.
Ha Neul berlari keluar kamar sementara Taek Won kembali menutup matanya sambil tersenyum bahagia. Ia bermimpi tentang masa lalunya sebelum ia memberanikan diri mendekati Ha Neul. Tentang masa lalu yang membuatnya ingin membantu gadis itu.
Entah apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, padahal dulu Taek Won bukan tipe agresif seperti ini.
Tapi....ia menyukai perasaan ini.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO and I (END)
RomansaPersoal jatuh cinta, jodoh dan takdir tak hanya berlangsung oleh kebetulan belaka. Memang benar istilah cinta butuh perjuangan, butuh kesabaran dan butuh petunjuk arah dan kerelaan hati agar bisa menyatu. Sama seperti perjuangan CEO dingin Jung Taek...