"Kenapa hanya pesan 1 kamar? Aku hanya setuju jadi kekasihmu, bukan istrimu. Apa kata orang nantinya? Aku sudah cukup punya reputasi buruk."
Ha Neul menatap kesal pria yang tampaknya sibuk memilih ice cream bersama si kembar. Mereka baru tiba di Gapyeon dan mampir untuk membeli ice cream sebelum pergi menuju Club Inner Hotel and Resort yang baru di pesan Taek Won semenit yang lalu.
"Aku tau kau mendengar ku, jangan pura-pura tuli!" Ha Neul makin kesal.Taek Won akhirnya menatap Ha Neul, tapi bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, ia malah sibuk menawari ice cream bak salesman.
"Aku tau kau tak begitu suka makan jagung, tapi ku jamin ice cream rasa jagung ini rasanya enak dan kau tak perlu repot menggigit biji-biji jagung karena ini ice cream ini sangat lembut dan rasanya benar-benar rasa jagung. Oh atau kau mau yang semangka, kau kan sangat suka semangka. Ayo pilih yang mana?"
"......"
"Sudahlah, aku beli semuanya saja." Taek Won segera berlalu sambil menggandeng tangan Woo Bin sementara Won Bin tetap bersama Ha Neul.
"Imo, Won Bin rasa Wonie Hyung jadi aneh. Dia suka tersenyum tak jelas, seperti..orang gila saja."
Mendengar komentar dari keponakannya itu Ha Neul mengangguk setuju. Ia malah menyarankan untuk membawa Taek Won ke Rumah Sakit jiwa terdekat.
Pulang dari beli ice cream, ternyata kesibukan Taek Won dimulai. Bahkan untuk sekedar makan siang bersama, pria itu pun tak sempat.
Tapi hal itu malah membuat julukan aneh pada pria itu terlihat makin jelas. Bagaimana tidak, Taek Won pastinya sibuk dengan serangkaian pekerjaan kantornya, tapi hampir setiap 5 menit, selalu saja ada pesan masuk ke ponsel Ha Neul. dari pertanyaan ringan 'sudah makan?' Sampai pernyataan gila 'kita akan menikah bulan depan'. Ha??? sepertinya pria itu sudah benar-benar gila.
"Kalau begitu kita menikah minggu depan saja."
"......"
Begitu kembali ke kamar hotel. Taek Won kembali mulai bertingkah aneh. Ha Neul menatap pria yang baru saja selesai mandi itu dengan pandangan datar. Bahkan pria itu tak lagi ada malu-malunya berkeliaran keliling kamar hotel dengan hanya memakai handuk, kelakuan tak senonoh itu malah diikuti oleh si kembar.
"Hei, bisakah kau tak menyebar pengaruh buruk untuk kedua keponakan ku yang polos ini." Ha Neul memohon dengan nada kesal. Ia sibuk mengejar si kembar yang sekarang berlarian tak mau dipasangkan baju, dan sang pembuat masalah hanya tertawa santai.
"Aku akan ada pertemuan malam ini dan tidak tau akan selesai jam berapa. Jadi, kau makan malam saja duluan bersama si kembar. Akan ku minta Dong Ho Hyung untuk menemanimu kalau kau ingin jalan-jalan. Ma'af karena aku tak punya banyak waktu menemani kalian." Taek Won menatap Ha Neul dengan pandangan bersalah. Ia pribadi ingin sekali menghabiskan waktu bersama, tapi sayangnya pekerjaan penting menunggunya.
Ha Neul yang berhasil menangkap Woo Bin tersenyum ke arah Taek Won. "Aku tau kau sibuk. Aku tak akan membuat mu repot, jadi tenang saja."
Taek Won mendekati Ha Neul sedikit merasa iri pada si kembar. "Bisa tolong pilihkan baju yang pas untuk ku pakai malam ini?" Pintanya sopan.
Ha Neul kembali tersenyum. Ia memang sudah menyiapkan pakaian yang akan di pakai Taek Won, tapi biasanya pria itu tak pernah memintanya melakukan hal itu.
"Bukankah kita terlihat seperti sepasang suami istri?" Taek Won tersenyum polos kala Ha Neul menuruti keinginan pria itu untuk memasangkan dasi.
"Akan lengkap kalau kau memberikan ciuman manis sebagai penyemangat." Goda pria itu, tapi sayangnya yang digoda sama sekali tak memberi respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO and I (END)
RomansaPersoal jatuh cinta, jodoh dan takdir tak hanya berlangsung oleh kebetulan belaka. Memang benar istilah cinta butuh perjuangan, butuh kesabaran dan butuh petunjuk arah dan kerelaan hati agar bisa menyatu. Sama seperti perjuangan CEO dingin Jung Taek...