39. Meet Up (2)

303 29 14
                                    

Sampai di parkiran motor aku melihat suasana yang begitu mencengkam. Aku masih tidak percaya dengan apa yang ku lihat.

" Ka pelan-pelan jalannya " Kata Randy yang tadi sempat berlari di belakangku.

Dengan susah payah aku mengatur nafasku yang tiba-tiba memburu, mengatur detak jantungku yang berdetak begitu cepatnya dan menahan cairan bening yang hampir saja lolos dari pelupuk mataku. Aku berusaha tetap tenang agar aku tak menangis tiba-tiba, ku gigit bibir bahwaku.

Rasanya suaraku enggan untuk keluar aku ingin berteriak dan menangis, tapi suaraku hilang.

" A..di " Kata itu terucap namun aku yakin Adi tak mendengarnya sebab dia sedang asik berpelukan dengan wanita itu. Ya sebuah pemandangan yang membuatku sakit membuatku ingin teriak. Tapi aku tetap berpikir positif.

" Adi " Kataku lebih lantang. Adi menatapku dengan tatapan terkejut tapi dia tidak melepaskan pelukan itu.

Dia menatapku pekat setelah itu dia kembali menundukkan kepalanya dipundak wanita itu. Sinta apa yang kau perbuat. Kita sama-sama wanita kita sama-sama memiliki perasaan, kau juga pasti tahu rasanya orang yang kau cintai berpelukan mesra dengan wanita lain. Bahkan laki-laki itu enggan melepas pelukannya padahal sudah tahu ada kekasihnya yang melihatnya.

" Adi.... " Teriakku sambil menahan tangis.

Aku berjalan mendekati mereka dan memisahkan mereka yang sedang berpelukan.

" Kamu ngapain " Nada bicaraku meninggi, Adi hanya mentapku begitu juga Sinta. " Di apa ini " Cairan bening yang sedari tadi aku tahan lolos meluncur bebas dari pelupuk mataku menuju pipiku.

Adi enggan menjawab bahkan dia menarik tangan wanita itu dan pergi begitu saja tanpa penjelasan. Aku tahu ini bukanlah Adi iya aku tahu. Aku tetap tegar tidak mau berpikir yang tidak-tidak.

Ku tarik tangan Adi yang sedang berjalan menggandeng Sinta.

Tanganku ditepisnya dengan kasar " Apa-apaan si " Bentak Adi aku tersentak. " Gausah ganggu kehidupan aku lagi apa kurang jelas aku mengabaikanmu beberapa hari ini. Apa kurang jelas bahwa aku sudah tidak mau denganmu lagi " Aku terkejut tangisku menjadi.

" Adi " Suara serakku memanggil namanya. " Kalo ada apa-apa coba cerita jangan kaya gini, aku tau kamu ga mungkin ngomong kaya gini " Aku tersenyum.

Aku berjalan mendekati Adi namun dengan kasar Adi mendorong bahuku hingga aku hampir tersungkur untunglah ada Randy yang sigap menangkap tubuhku.

Aku menggeleng kan kepalaku " Adi ga mungkin kasar " Batinku.

" Kamu kenapa? " Tanyaku sambil membenarkan posisi berdiriku.

" Aku mencintai Sinta " Aku terkejut.

" Ga kamu bohong ".

" Aku ga bohong " Bentak Adi.

" Kalo kamu cinta sama dia terus buat apa cincin ini " Aku mengangkat tangan kananku yang tersematkan cincin pemberian Adi.

" Aku salah. Setelah aku pikir selama ini aku ga pernah ngerasa bahagia seneng deket kamu. Tapi beda dengan Sinta " Adi menarik Sinta dan dirangkulnya. " Aku bahagia dengannya, dia memberikan rumah yang aku impikan. Rumah yang di Sinta bukan di kamu ".

Berawal Dari Kata Teman ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang