25. Ramadhan

508 25 4
                                    

Ramadhan telah tiba
Kapan kamu akan kembali?
Aku disini
Masih dengan rasa yang sama dan pada orang yang sama pula

Ku disini masih terus menunggu dan hanya hal itu yang selalu ku lakukan semenjak kepergiannya. Sudah hampir satu tahun aku dan dia tidak bertemu dan hanya seminggu dua kali bertukar kabar, bahkan pernah selama seminggu kami tidak saling bertukar kabar. Aku bisa apa? Rindu itu benar-benar menyiksa ada kalanya aku biasa-biasa saja dengan semua ini dan ada kalanya aku merasa rindu, di mana rindu itu sangat menyesakan.

Apakah kamu itu candu? Entahlah yang ku inginkan hanyalah bertemu denganmu meski aku sendiri tahu jika semakin sering aku bertemu denganmu maka akan semakin rindu.

***

Ibu Pipit : " Nduk bantuin ibu nyiapin takjil ya " Kata seseorang yang begitu juga sayangi.

Pipit : " Iya buk sebentar lagi ngajarin adek ngerjain matematika " Jawabku dari ruang tamu karena adikku Zahra memintaku untuk mengajarinya mengerjakan tugasnya.

Ibu Pipit : " Iya nduk buruan ya " Kata ibu tidak sabaran. Aku pun berjalan ke arah dapur ku dapati ibuku sedang mengupas bawang putih dan merah.

Pipit : " Buk nanti aku laper gimana kalo bantuin masak " Dengan wajah memelas.

Ibu Pipit : " Km ini ya anak gadis itu harus bisa masak, sini udh buruan bantuin ibu masak " Dan aku hanya mengangguk.

Ku bantu ibu mengupas bawang merah dan ibu mengupas bawang putih. Mataku terasa pedih bagaimana aku lupa jika bawang merah dapat menyebabkan siapa yang mengupasnya merasa pedih dan serasa ingin menangis.

Ibu Pipit : " Yoh yoh nduk cuma di suruh bantuin ngupas bawang kok sampe nangis-nangis segala lebay " Sambil terkekeh kecil.

Pipit : " Ih ibuk mah aku gak nangis tapi bawangnya yg ngeselin " Sambil menyeka air mataku yang sedikit membasahi pipiku.

Ibu Pipit : " Km itu ya " Mencolek hidungku dengan bawang merah.

Pipit : " Ih ibuk bau tau gak " Aku merasa kesal dengan kesulitan ibuku ini.

Bapak Pipit : " Pada ngapain ini ribut-ribut " Kata seseorang dari arah pintu dapur yang membuat aku dan ibu seketika menoleh ke asal suara.

Pipit : " Bapak udh pulang " Berdiri menyalami bapak.

Bapak Pipit : " Anak,ibu sama aja " Kata bapak sambil mengambil minum di kulkas.

Ibu Pipit : " Yoh Pak'e jeneng'e juga anak karo ibune " ( Yah paknya namanya juga anak sama ibunya ), aku mengulum senyum saat ibu menjawab kata-kata bapak dengan menggunakan bahasa Jawa.

Bapak Pipit : " Buk'e besok bapak ada acara ke Bandung beberapa hari " Kata Bapak kepada ibu.

Ibu Pipit : " Acara apa pak? " Tanya ibu sambil melanjutkan memotong bawang putih, aku yang mendengar percakapan mereka berdua hanya tersenyum dengan percakapan ibu dan bapakku.

Bapak Pipit : " Ini Buk'e dapet undangan pernikahan dari temen bapak waktu SMA dulu " Jelas bapak sambil menunjukan undangan pernikahan kepada ibu.

Ibu Pipit : " Mana Pak'e ibu liat " Mengambil undangan di tangan bapak.

" Acaranya kapan pak? Kan masih puasa ini " Lanjut ibu.

Bapak Pipit : " Minggu depan, kan minggu depan itu lebaran Buk'e gimana ini yang ngirim undangan " Jawab bapak mulai pusing.

Pipit : " Mana sini Pipit liat buk undangannya " Mengambil undangan di tangan ibu.

Berawal Dari Kata Teman ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang