Namaku Pipit aku adalah siswi dari sekolah yang terbilang favorite di sini. Aku bersekolah di SMP Negeri 4 Metro, disini aku duduk di kelas IX SMP. Saat awal masuk ke kelas IX biasanya ada pembagian kelas, seperti tahun-tahun yang lalu. Dan kali ini aku masuk di salah satu kelas yang paling ujung dan terkenal bandel, nakal, rusuh yaitu kelas 9H. Begitu cara mereka memberikan julukan kepada kelasku.
Mungkin mereka mengira bahwa kelasku, kelas yang tidak mempunyai masa depan. Padahal menenurut aku pribadi kelas yang paling akhir bukanlah masalah untuk belajar. Untuk menggapai cita-cita.
Kali ini juga aku harus berpisah dengan teman-teman yang sudah menemaniku selama satu tahun lalu. Padahal, bagiku mendapatkan teman bahkan sahabat yang mengerti aku, sangat sulit. Tapi, kenapa harus ada pengoplosan kelas lagi, setiap naik kelas.
Tapi untungnya aku masih beruntung. Aku bisa satu kelas lagi dengan salah satu sahabatku waktu aku duduk di kelas VII SMP. Namanya Lucy.
***
" Hay Lus, ternyata kita sekelas lagi ya" Sapaku dari depan pintu masuk kelas.
Hari ini hari Senin, dimana tahun ajaran baru akan dimulai.
" Iya Ka, kita sekelas lagi " Balas Lucy dari ambang pintu menatapku yang baru saja berangkat sekolah dan ingin masuk kelas. Aku memang akrab dipanggil Eka. Dengan nama lengkap Ekawati Fitriyani namun keluarga, teman-teman sd lebih kerap memanggilku Pipit.
"Tapi kita gak sekelas lagi sama Gladis ya " lanjutannya.
Aku mengangguk " Yang penting masih bisa ketemu ".
Aku berjalan untuk memilih tempat duduk.
" Sini-sini samping aku " Kata Lucy memilihkan aku bangku nomor dua dari depan.
" Makasih " Aku mencubit pipi tembem milik Lucy.
***
" Selamat pagi anak-anak " Sapa wali kelas baruku yang bernama Pak Yansyah.
"Pagi pak" Jawab kami serempak satu kelas.
"Kalian jangan bersedih dan patah semangat meski kalian berada di kelas paling ujung. Karena ini tahun terakhir kalian semoga kalian dapat sukses kedepannya" kata pak Yansyah.
"Meski kek gitu pasti masih aja di sama-samain sama kelas A" Gumamku menatap wali kelasku malas.
Ku alihkan pandanganku keluar jendela dari sana aku dapat melihat dengan jelas siapa-siapa saja yang berlalu lalang. Hanya untuk menghilangkan kejenuhan!.
Aku melihat sesuatu lewat, orang itu dapat menghilangkan kejenuhanku mataku terus mengikuti jalannya hingga pada akhirnya dia hilang. Aku merasa tak pernah melihatnya, mungkin adik kelas.
" Dia...manis " Tanpa sadar aku mengucapkan kata-kata tanpa kontrol dari pikiranku. " Ah apaan sih kaya gitu masa manis ".
" Dorr... " Tiba-tiba Lucy datang dari belakang dan mengagetkanku.
" Ih Lucy kebiasaan " Jawabku kesal dan Lucy tertawa puas.
" Kantin yok " Ajaknya.
" Ayok-ayok buruan laperni " Jawabku sambil menarik tangan Lucy.
Padahal aku tidak lapar aku hanya beralasan. Sebenarnya aku hanya ingin melihat seorang anak yang tertawa riang bersama teman-temannya tadi, penasaran.
" Mau makan apa? " Tanya Lucy kepadaku, aku tidak menjawab mataku fokus mencari sosok yang ku lihat tadi. " WOY... " Teriak Lucy tepat dikuping kiriku mataku langsung melotot ke Lucy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Kata Teman ( TAMAT )
JugendliteraturBELUM REVISI, JIKA ADA SALAH PENEMPATAN KATA MOHON MAAF. Cerita ini adalah kisah hidupku yang ku tulis saat aku pertama kali bertemu dengannya, namun ku revisi sedikit mengenai nama tokoh. Menceritakan tentang kisah cintaku dengan Adi orang yang ku...