30.TERIMAKASIH

500 31 6
                                    

Aku berlari entah kemana lariku asal-asalan. Hingga aku lelah dan duduk di sebuah batang pohon tumbang yang besar, aku mengatur nafasku. Hal yang masih saja ada dalam benakku " Kenapa Adi seperti itu? ". " Apa dia mencintaiku atau cinta ini hanya permainan baginya ".  Aku tak tahu.

Ku selonjorkan kakiku perlahan sambil ku pijat-pijat karena aku lari begitu jauh.

" Bruk ".

Ku dengar suara jatuh dari atas pohon tempat aku duduk. Aku mencari asal suara ke kanan dan ke kiri tapi hasilnya nihil.

" Dor " Suara berat laki-laki dari sebelah kananku, aku terkejut dan seketika menoleh.

" Yah kaget " Ledeknya dan tertawa.

Pipit : " Fito " Kataku terkejut.

Fito : " Ngapain sih lari-lari mau jadi tentara juga " Ledeknya sambil duduk di batang pohon di sampingku.

Pipit : " Enggak " Aku menggeleng. " Km kok bisa di sini " Kataku penasaran karena sudah beberapa Minggu ini aku tak melihat Fito.

Fito : " Mama sama papa jenguk Abang " Jawabnya.

Pipit : " Abang? " Wajah heran.

Fito ' " Iya Abang aku pendidikan di sini lulus tahun ini kayanya " Aku hanya ber-oh ria.

Pipit : " Terus ngapain coba manjat-manjat tadi ".

Fito : " Bosen aja tiap taun gak ada yg berubah, selalu kakak yg di duluin " Jawabnya getir.

Pipit : " Kok " Dia menggeleng.

Fito : " Km sendiri ngapain di sini ".

Pipit : " Jenguk pacar niatnya eh taunya si doi lebih asik ngobrol sama yg baru " Aku sedikit menunduk.

Fito : " Yg baru " Aku hanya diam.

" Siapa bilang doi lebih asik ngobrol sama yg baru " Suara yang sudah tak asing di telingaku, aku menoleh ke asal suara ku dapati Adi sedang berdiri memandang'i aku dan Fito bergantian.

Pipit : " Kamu " Kataku judes sambil berdiri dan berjalan meninggalkan Adi, namun tangan kekar Adi menghalangiku. Dia menarikku, aku yang tak seimbang pun ambruk di dadanya yang begitu bidang itu.

Diam dan tenang saat aku berada di dekatnya, sungguh tenang saat ini inginku peluk dia dan ku curahkan semua kerinduanku padanya.

" Ehm.. " Suara Fito terdehem membuyarkan lamunanku. Aku berdiri dengan sigap dan berjalan meninggalkan kedua orang itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Hey tunggu ".

" Berhenti ".

" Sekali aja berhenti ".

Kata-kata yang berkali-kali di lontarkan oleh Adi namun aku tak menanggapi. Aku terus berjalan cepat dan berlari sesekali.

Tanganku di tarik olehnya, mata kami saling menupuk. Bulu matanya semakin lebat dan kornea matanya semakin indah untuk ku pandang.

Adi : " Sekali dengerin aku " Suara lemah lembutnya yang membuatku terpana setiap kali mendengarnya. " Dia aku anggap adek aku, dia juga anak komandan udah gak lebih " Penjelasannya.

Aku masih saja diam enggan untuk berkata apapun, mataku masih fokus memerhatikan matanya sesekali ku pejamkan mataku. Ku nikmati setiap hembusan angin di sore ini, dia masih sama tak pernah berubah inilah alasan kenapa aku enggan melepaskan dia.

Berawal Dari Kata Teman ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang