44. Awal Baru (3)

237 16 4
                                    

Aku naik ke atas motornya untuk kedua kalinya.

Motornya pergi dengan suara yang sedikit bising ditelinga yang mendengarnya.

Aku sedikit tersenyum melihat wajahnya yang begitu bersinar. Baru kali ini aku melihatnya seperti ini. Kenapa dari dulu aku tak pernah melihat wajahnya yang tampan ini. Aku kemana saja.

Aku terus menggerutu di dalam hatiku. Karena kami saling diam tak banyak bicara.

" Kamu memang selalu diam ya? " Akhirnya dia memulai pembicaraan.

"Hm " Jawabku singkat. Aku bodoh padahal aku sangat ingin menjawab bahwa aku sesungguhnya tidak suka diam seperti ini.

" Kamu tadi udah makan di rumah? " Tanyanya lagi.

" Udah " Jawabku singkat. Ini ada apa si sama hati dan mulutku yang tak kompak.

" Kamu males ya aku ajak jalan? ".

" Ha apa " Kataku pura-pura tidak dengar.

" Engga " Sambil menggelengkan kepalanya.

" Awas hati-hati " Kataku saat Fito mulai menambah kecepatan motornya.

" Fito jangan ngebut-ngebut " Tanpa sadar aku memeluknya dari belakang.

" Ga apa-apa " Jawab Fito sedikit berteriak. " Aku suka ngebut-ngebut ".

" Tapi bahayaaaa " Jawabku dengan meninggikan nada bicaraku.

.
.
.
.
.
.

Selama diperjalanan aku hanya terus berteriak karena Fito memang tidak kira-kira dalam mengendarai motornya.

Padahal jarak rumah dan biskop sekitar 1 jam 30 menit. Tapi karena Fito yang seperti pembalap kami tiba di bioskop hanya berkisar 50 menitan.

Turun dari motor " Uhukk.... Uhukk.... ".

" Eh nggak apa-apa? " Tanya Fito.

Aku tak menjawab, aku menundukkan kepalaku sambil batuk-batuk.

" Aku beliin minum ya " Terdengar dari nada suaranya dia kuatir.

Aku membalikkan badanku " Bodoh " Umpatku sambil memukul lengan kiri Fito.

Fito hanya diam tak menjawab. Ku tatap bola mata coklatnya dengan intens. Aku langsung tertawa melihat wajahnya yang mulai memuncat.

" Kok malah ketawa si " Katanya.

" Kamu bodoh " Jawabku.

" Maaf aku nggak tau kalo kamu nggak suka naik motor ngebut-ngebut ".

" Iya kamu itu bodoh. Sangking bodohnya aku sampe mau mukul kamu ".

" Aku minta maaf ya, eh tapi kan udah di pukul barusan ".

" Bodo ah ngeselin ".

" Maaf yaaa " Dengan wajah memelas.

" Gimana yaaa " Kataku. " Maafin nggak yaaa ".

Fito tertawa " Kamu tau nggak si aku kira tadi kamu beneran mau mabuk " Aku tersenyum.

" Ya nggaklah " Memukul pundak kiri Fito. " Orang cuma batuk juga ".

Fito mengusap-usap kepalaku yang berbalut hijab " Makanya lain kali jangan buat orang kuatir. Udah gitu kamu mengumpat aku bodoh ".

Aku diam.

Berawal Dari Kata Teman ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang