Adi terus diam saat dimotor aku yang tak diajak bicara hanya bisa diam pula. Ku peluk erat Adi dari belakang seolah aku tak mau kehilangannya, hari ini aku benar-benar bahagia.
Bahagiaku tak dapat ku tuliskan dengan kata dan tak mampu ku ucapkan dengan banyaknya ucapanku. " Aku bahagia " kata itu yang terus ada dalam benakku.
Setelah beberapa menit motor Adi melaju akhirnya kami sampai di suatu tempat yang indah, bahkan begitu indah.
" Turun " Katanya lirih saat aku menoleh ke kanan dan ke kiri melihat dimana ini, aku menoleh ke arah Adi wajah kami begitu dekat bahkan aku dapat merasakan hembusan nafasnya.
" Turun sayang " Aku yang mendapat perintah untuk kedua kalinya langsung memalingkan wajahku dan segera turun dari atas motor.
Tangan Adi perlahan menggenggam tangan kananku.
" Ayo " Katanya.
Kakiku terus melangkah mengikuti Adi, tangan kami masih saling menggenggam satu sama lain. Jalan disini terus menanjak seperti di atas bukit batinku.
Saat sudah masuk ke sebuah tugu aku terpesona akan keindahan yang dapat ku liat dari atas sini, hal yang membuatku semakin tekjub adalah tempat ini mirip sekali dengan Jepang. Tidak apakah kami sudah menembus ruang waktu? Sehingga kami bisa berada di Jepang. Mana ada ruang waktu memang dikartun Doraemon.
" Tidak tidak " Menggeleng kepala.
Adi : " Ha " Mengerutkan kening.
Pipit : " Ini " Aku bingung harus menjawab apa.
Adi : " Bagus bukan? " Tanyanya aku hanya tersenyum.
Pipit : " Indah sekali " Sayup-sayup angin malam menembus sukmaku.
Aku yang sedang menikmati kesejukan hembusan anginnya, tiba-tiba ditarik begitu saja oleh Adi.
Pipit : " Mau kemana lagi " Mendongak menatap mata Adi.
Adi : " Kesana " Katanya aku hanya pasrah mengikuti Adi dari belakang dengan jemari tangan yang saling menggenggam.
Perlahan aku menaiki anak tangga dengan tangan kami yang masih saling menggenggam satu sama lain.
" Waw " Kata takjub terus ku ucap meski lirih. Ini sungguh menakjubkan dimana ada banyak sekali lampu menghiasi tempat ini. Aku merasa saat ini aku berada di Jepang.
Ku lihat satu persatu lampu yang teramat jauh dari genggamanku indah sekali lampu kelap kelip itu, lampu yang menghiasi tempat ini ditambah lagi dengan ketinggian. Aku merasa saat ini aku sedang berada di Jepang dan bersama orang yang ku cintai. Itulah salah satu impianku, semoga.
Perlahan genggaman kami terlepas, tangan Adi mengusap perlahan kepalaku seolah aku adalah anak kucing. Aku mendongak ke atas mata kami saling memandang satu sama lain.
" Terimakasih " Kataku lirih.
Seketika tubuhku ditarik Adi dan jarak kami semakin dekat Adi merangkul pundak kiriku. Aku merasa sangat bahagia, bahkan kata bahagia saja tidak cukup untuk saat ini.
Aku bersyukur benar-benar bersyukur yang maha kuasa telah mempertemukanku dengan seseorang seperti Adi, dia yang baik hati, lemah lembut dan penyayang.
Kami terus bercakap satu sama lain, sesekali aku menunjuk mobil yang melintas di jalan raya yang dapat kami lihat dari ketinggian tempat ini.
Tempat yang sempurna untuk menghabiskan malam bersama. Tanpa sadar hari sudah larut, aku mengajak Adi untuk pulang. Takut nanti dimarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Kata Teman ( TAMAT )
Novela JuvenilBELUM REVISI, JIKA ADA SALAH PENEMPATAN KATA MOHON MAAF. Cerita ini adalah kisah hidupku yang ku tulis saat aku pertama kali bertemu dengannya, namun ku revisi sedikit mengenai nama tokoh. Menceritakan tentang kisah cintaku dengan Adi orang yang ku...