ANTHRAX.

839 50 8
                                    

“woi! gila! kangen banget gue sama lo lo pada!.” teriak Beckham heboh saat memasuki Marlchos.

Marlchos. Tempat atau markas  berkumpulnya semua anggota Anthrax.

“lo bisa ga, gausa teriak teriak?.” tanya Rafly sambil melirik ke arah Beckham sinis.

“gabisa gue Fly, terlalu bahagia.” Beckham duduk di samping Rafly sambil menaikkan kakinya diatas pahanya.

“boss! apa kabar lo?.” sapa Arsa pada Zico yang baru duduk di sebelahnya.

“seperti yang lo liat.” jawab Zico enteng.

“sekarang mah sibuk terus kalian. sampe lupa nongkrong disini.” ucap Bachdim sambil membawa segelas minuman Fanta untuk Zico dan keempat temannya.

“mau gimana lagi— tugas numpuk, bang.” ucap Brylian sambil mengambil Fanta disebelah Arsa.

“paham gue paham.” Bachdim terkekeh.

“gimana nilai semester dua lo? Aman?.” tanya Nadeo sambil menyenggol lengan Zico.

“alhamdulillah. lumayan.” jawab zico singkat.

“capek ga lo jadi orang rajin belajar?.” tanya Lilipaly sambil tersenyum jail.

“capek. kalo boleh jujur mah.” Zico meringis.

“tapi gue gaboleh ngeluh. biar gue sama valerin bisa kaya dulu lagi.” ujar Zico sambil memainkan gelas ditangannya.

“gue yakin lo bisa!.” Nadeo menepuk pundak Zico memberi semangat.

“tapi soal verin sama a—”

“stop Sa. gue lagi gamau bahas itu.” potong Zico cepat, dan Arsa langsung menutup mulutnya rapat rapat.

Dewa dan Beckham sibuk berbincang dengan anak Anthrax yang lainnya di meja belakang, sepertinya mereka sangat rindu suasana berkumpul seperti ini, karena sudah lama mereka tidak berkumpul dan anggota Anthrax datang semua.

“lo udah mulai fokus kuliah, harus secepatnya cari ketua baru buat Anthrax.” ucap Nadeo pada Zico yang sedang memperhatikan suasana di Marlchos.

“lo cari yang bisa bikin Anthrax makin baik, Co.” timpal Lilipaly.

“gue udah dapet kandidatnya, Bang.” jawab Zico yakin.

Dewa dan Beckham yang penasaran dengan perbincangan ketua dan mantan ketua Anthrax itu pun akhirnya memilih untuk bergabung dalam perbincangan.

“siapa?.” tanya Bachdim.

“Valeron, biar Athallah dan Marselino yang bantu dia.” jawab Zico mantap.

“bisa juga tuh Valeron dia kan anggota baru— yang lama.” ceplos Dewa.

“anggota baru yang lama gimana maksud lo?.” tanya Rendy dengan nada aneh.

“lo tuh ya Ren, kalo matkul bahasa tuh disimak, jangan bengong mulu kerjaannya!.” hardik Beckham.

“emang lo ngerti, Tam?.” tanya Brylian meremehkan.

“ngerti lah. Veron kan dulu pernah jadi bagian Anthrax, nah sekarang baru gabung lagi, anggota baru tapi lama kan?.” jawab Beckham dengan nada over pede nya.

“pinter juga otak lo!.” Rendy menepuk kepala Beckham.

“sakit, bego!.” Beckham balik membalas memukul Rendy.

“lo yakin sama Veron?.” tanya Lilipaly meyakinkan.

“yakin.” Zico memberi jeda. “gue kenal banget sama dia, dan temen temen dia juga pernah berjasa buat Anthrax.” sambungnya.

ZIVAL •Long Story for Short Love•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang