05• Tidak Segan.

510 43 20
                                    

Jika aku tau ada yang menyakitimu. Aku tidak akan segan untuk menghabisi orang itu.”
–Muhamad Valeron–

~•~•~•~•~•~

Sepulang dari kampus. Zico dan empat temannya memilih untuk mampir ke Marlchos. Bukan karena mereka rindu kesana, karena kemarin baru saja mereka kesana. Tapi Zico perlu menenangkan pikirannya. Sejak tadi dia memikirkan Valerin. Zico membentaknya. Membuat dia menangis. Zico sadar dia sudah kelewatan. Dan sekarang ia merasa sangat bersalah karena sudah membiat air mata kekasihnya itu lagi - lagi mengalir.

“jangan terlalu dipikirin. besok lo minta maaf sama dia.” Brylian menepuk pundak Zico.

Zico hanya diam menunduk tanpa berniat membalas ucapan Brylian.

“kenapa dia?” tanya Nadeo pelan pada Brylian sambil menunjuk Zico menggunakan dagunya.

“biasa.” Brylian menjawab singkat. tapi Nadeo cukup paham.

“gue ingetin sama lo, Co. jangan pernah bentak Valerin lagi, apalagi sampe bikin dia nangis. kalo dia capek terus ninggalin lo, gimana?” ucap Nadeo.

Zico menghela nafasnya kasar lalu memejamkan matanya untuk menetralisir rasa bersalah nya.

“Tam, lo mau makan apa?” tanya Nadeo pada Beckham.

“tumben tanyain. mau traktir lo, Bang?” bukannya menjawab. Beckham malah bertanya balik.

“Bang Lilipaly yang mau traktir lo pada.” jawab Nadeo sambil memanaskan motornya.

“asikk, acara apaan dah?” tanya Dewa sambil menyulutkan api ke rokoknya.

“gausah banyak tanya. mending jawab enaknya makan apa.” ucap Nadeo.

“nasi padang enak tuh, Bang.” usul Rendy.

“iya tuh, boljug.” timpal Beckham.

Nadeo mengerutkan alisnya karena penuturan Beckhan.

“boleh juga maksudnya.” ucap Dewa yang paham ekspresi Nadeo.

“tanya bos lo. mau ga nasi padang.”

Beckham melirik ke dalam. ke arah Zico lebih tepatnya. Ia ingin bertanya tapi cepat cepat mengurungkan niatnya. Tidak bisa bertanya pada Zico saat Zico sedang emosi seperti ini. Yang ada malah Beckham yang kena semprot.

“beliin aja dah. apa aja mau dia mah.” ucap Beckham tidak mau ambil resiko.

“oke.” Nadeo menyalakan motornya lalu bergegas pergi dari Marlchos.

Beberapa menit setelah Nadeo pergi. Valeron datang bersama kedua temannya. Marselino dan Athallah.

“mana Zico?” tanya Valeron datar.

“kenapa lo, Ron? emosi kayanya.” tanya Rendy.

“jangan banyak bacot. jawab aja.” ucap Valeron jengah.

“tuh didalem sama Brylian.” Dewa menunjuk Zico menggunakan dagunya.

“ada apa ko lo kaya marah ba—” belum selesai Beckham berbicara. Valeron sudah lebih dulu melenggang pergi dari hadapannya.

“belum selesai ngomong gue cok!” teriak Beckham.

“bacot lo, Bang!” ucap Athallah yang kini berjalan mengikuti Valeron.

“anjir, junior pada songong ama gue.”

Dewa dan Rendy hanya menepuk pundak Beckham menyuruhnya untuk perbanyak sabar.

ZIVAL •Long Story for Short Love•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang