Zico dan Valeron mencoba mengejar Valerin, tapi nihil. Jeep yang ditunggangi Alfin untuk membawa Valerin sudah melaju sangat kencang. Mereka kehilangan jejak.
Zico menarik rambutnya frustasi. “arrgghh! bangsat!” teriak nya.
Valeron yang berada di sampingnya hanya diam.
“mending kita balik ke Marlchos.” ajak Valeron.
Zico menatap Valeron sinis. “Verin dibawa Alfin, Ron. kok lo santai aja? nanti kalo dia di disakitin Alfin gimana?!” teriak Zico emosi.
Valeron memutar bola matanya malas. “lo kalo emosi otak ga jalan ya?”
Zico memalingkan wajahnya.
“Alfin gamungkin sakitin Verin. kalo lo tanya kenapa. jawabannya karena Alfin suka sama Verin.” ucap Valeron.
Zico menghembuslan nafasnya kasar.
“ayo balik Marlchos.” Valeron berjalan balik lebih dulu daripada Zico.
~•~•
“gimana Verin, Co?” tanya Nadeo pada Zico yang baru sampai bersama Valeron.
“dia dibawa Alfin.” jawab Zico pelan.
“Ron, cewe lo udah gue anter pulang tadi.” Wahyu menepuk pundak Valeron.
“thanks.”
“tapi Verin baik baik aja kan?” tanya Brylian.
“semoga.” ucap Zico pelan.
Valeron duduk disamping Brylian sambil meminum minuman yang diberikan oleh Athallah.
ting!
Ponsel Valeron berdenting menandakan ada pesan masuk. Valeron langsung membuka pesa iya itu yang ternyata dari Valerin.
Ka Eyin
|yon
|alfin cma anter gue plng
|lo sma zico jngn khawatir yatapi lo gapapa kan?|
|gue gapapa
|lo cepet pulanggue pulang skrg|
(read)Valeron menghembuskan nafas lega. “Co. Verin udah di rumah. Alfin cuma anter dia pulang.” Valeron menepuk pundak Zico.
“lo tau darimana?” tanya Zico tidak percaya. Valeron menunjukan ponselnya. Zico mengangguk paham.
“yauda mending sekarang kita pulang kerumah masing-masing. Pasti kalian pada cape.” instruksi Valeron.
“gue kerumah lo.” ucap Zico.
“udah malem, lo cari mati sama bokap gue?” Valeron mengembuskan nafasnya pelan. “besok aja kalo mau ketemu kaka gue.”
“oke.”
~•~•
“lo apaan si ah!” Valerin menepis tangan Alfin dari pergelangan tangannya kasar. Kini keduanya sudah berada di rumah Valerin yang kebetulan kosong. Karena orang tuanga sedang keluar kota dengan orang tua Alfin.
“kenapa si marah-marah mulu.” ucap Alfin. Valerin mengerutkan keningnya.
“woy! harusnya gue yang tanya sama lo! lo ngajak gue pulang aja pake acara perang segala. otak lo kemana ha?!” teriak Valerin kesal.
“otak gue isinya cuma lo, Rin.” Alfin tersenyum jail.
Valerin bergidik geli. “najis.” ucapnya pelan.
“lo kenapa gasuka sama perjodohan kita sih?” tanya Alfin. Valerin mengambil tongkat baseball yang ada di sampingnya.
“karena gua ga cinta lo, Fin. kenapa si lo tanya mulu.” Valerin memukul mukul tongkat itu ke telapak tangannya.
“lo kenapa bawa-bawa tongkat gitu?” tanya Alfin heran.
“buat mukul lo kalo macem macem.” tuding Valerin menggunakan tongkat baseball itu di depan wajah Alfin.
“gue gaakan macem macem kali.” ucap Alfin. Valerin mencibir ucapan Alfin. “kan gue sayang sama lo.”
“jadi lo tetep mau perjodohan ini berlangsung? walau cuma satu diantara kita yang berjuang?” tanya Valerin penasaran.
“iya. Cinta akan datang karena terbiasa. nanti juga lo bakal cinta sama gue.” Alfin duduk di sofa depan Valerin.
“ck! omong kosong. gue gaakan pernah biarin perjodohan itu berhasil.” Valerin memalingkan wajahnya. “persetan, Fin.” lanjutnya.
Alfin menatap Valerin lekat. Lalu berdiri berjalan mendekati Valerin. Valerin mundur beberapa langkah karena takut. Tatapan Alfin berubah tidak seperti tadi.
“lo mau ngapain? gue bawa ini jangan lupa.” ucap Valerin bergetar.
“terserah lo mau bilang apa, kalo lo terus berusaha buat perjodohan kita batal, gue akan terus berusaha lebih keras biar kita cepet nikah.” ucap Alfin pelan, Alfin semakin mendekatkan.
Valerin terkejut dengan ucapan Alfin yang membuatnya ambigu dan semakin takut. Karena sekarang dirinya sudah menempel di tembok, sedangkab Alfin semakin memperkecil jarak mereka berdua. Valerin bisa merasakan hembusan nafas Alfin dekat dengannya. Sangat dekat dan semakin dekat. Valerin memejamkan matanya dan
bughh....
Valerin langsung membuka matanya ketika mendengar hantaman keras di dekatnya. Yang pertama kali ia lihat adalah Alfin yang sudah tersungkur kelantai. Kemudian pandangannya beralih ke Valeron yang sudah mengepalkan tangannya.
“bangsat! jangan berani lo macem-macem sama kaka gue!” Valeron melayangkan satu pukulan lagi pada Alfin.
“udah, Yon. udah.” Valerin memeluk Valeron dari samping untuk menghentikan aksinya.
“itu hadiah buat lo karena udah sentuh kaka gue.”
Alfin berdiri sambil memegangi sudut bibirnya.
“sekarang lo pergi? atau gue habisin lo dirumah gue sendiri?!”
Alfin menatap Valeron sinis. Kemudian ia pergi dari rumah Valerin.
“are you okay?” Valeron mengusap pipi Valerin pelan.
“i'm fine.” Valerin memeluk Valeron erat. “thanks.”
~•~•
Holaa holaa!
Maaf baru up tadi gajelas wattpadnya huhu aku udh ketik dari siang malah ilang, so sad 😫
Yaudah ni, enjoyy bacanya ya kaliann 💛
Mifta Sachfira
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVAL •Long Story for Short Love•
Fiksi RemajaSQUEL of My Bad Boyfriend & My Possesive Brother. [ COMPLETED] Dasha Valerin. Wanita yang berhasil menaklukan hati ketua geng motor yang sangat terkenal dengan aksi brutal nya, mampu merubahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masa SMA Zico dan...