Valerin masuk kekelasnya dengan wajah yang masam karena Zico meninggalkannya tiba tiba tadi. Semangatnya menjadi hilang dan kekesalannya semakin bertambah. Apalagi setelah melihat Alfin yang terlihat senang karena melihat Valerin datang.“kenapa? Zico gamau ketemu lo?” terka Alfin sambil tertawa.
Valerin tak memperdulikan Alfin yang berbicara padanya.
“Tan. Lifi belum dateng?” tanya Valerin pada Intan.
“gamasuk dia, Rin. ada acara keluarga mendadak.” jawab Intan.
Valerin mengangguk. “kenapa ga kasih tau gue si.” gumam Valerin sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.
“gue duduk sini deh.” Alfin mendudukkan bokongnya di bangku samping Valerin.
Valerin meliriknya kesal. “lo sana aja deh.” Valerin mendorong Alfin agar menjauh darinya.
“gue mau disini.” kekeh Alfin.
“ck! Up to you, Fin.” Valerin kembali fokus pada ponselnya. Tiba tiba ada panggilan masuk dari mamanya. Valerin segera mengangkat panggilan itu.
“hallo ma.”
“kamu lagi sama Alfin, nak?”
Valerin melirik ke arah Alfin.
“iya, kenapa ma?”
“pulang kuliah, kamu sama Alfin susul mama ke butik tante Dian ya, sayang.”
“emang mau ngapain?”
“nanti mama jelasin, langsung kesini ya nanti, nak.”
Valerin menghela nafasnya. “oke ma.”
Valerin memutuskan sambungannya lalu menaruh kepalanya diatas tangan yang ia letakkan diatas meja.“kenapa?” Alfin mengusap kepala Valerin.
“mama suruh gue sama lo susul dia ke butik tante Dian.” ucap Valerin masih di posisi yang sama.
“yauda nanti kita kesana.”
~•~•
“ngapain si kesini.” gerutu Valerin setelah mereka sampai di butik yang cukup besar milik teman mamanya itu.
“masuk aja dulu.” ucap Alfin lalu berjalan lebih dulu dari Valerin.
Valerin menghentakkan kakinya kesal dan menyusul Alfin masuk kedalam.
“eh sudah datang. makin cantik aja kamu Rin. udah lama tante ga liat kamu.” seorang wanita cantik yang umurnya sudah menginjak kepala dua itu mencium kening Valerin.
“makasih, tante juga masih cantik banget.” puji Valerin pada Dian.
“ah bisa aja. ayo ikut tante. tante udah siapin gaun pengantin yang pas buat kamu, pasti kamu suka.”
Valerin menautkan alisnya bingung, lalu menatap mamanya yang sejak tadi hanya diam. gaun pengantin?
“ni pasti kamu suka sama gaun ini. cocok lho buat kamu.” Dian menyerahkan gaun berwarna putih dan bertabur bunga berwarna merah muda itu pada Valerin.
Valerin menatap mamanya bingung. “Ma, Verin kan cuma tunangan dua minggu lagi. kenapa pake gaun semewah ini?”
Vallen terdiam bingung untuk menjawab pertanyaan Valerin. Sedangkan Alfin hanya menyimak saja karena ia tau semuanya.
“loh? tunangan? katamu tadi minggu depan udah pelaksanaan pernikahannya?” tanya Dian pada Vallen.
Pernikahan? Dipercepat? Damn! Valerin semakin dibuat bingung oleh semuanya.
“apa ini ma? jawab Verin.” ucap Valerin pada Vallen. Tapi Vallen hanya diam tak menjawab pertanyaan Valerin. Karena ia sendiri tidak tega melihat anaknya sedih seperti ini.
“turutin dulu ya, sayang.” ucap Vallen lembut. Valerin tidak tega membantah mama nya sekarang. Jadi ia harus menuruti semua yang disuruh oleh Vallen sekarang.
Selesai mereka memilih baju oengantin yang pas untuk Alfin dan Valerin. Mereka pergi ke cafe untuk bertemu dengan Mama Alfin.
“aduh udah lama nunggu? maaf ya tadi macet.” ucap Ani —mama Alfin.
“ah gapapa, kita juga baru selesai.” ucap Vallen.
“jadi gimana? Verin suka sama gaun yang tante pilihin?” tanya Ani pada Valerin.
Valerin tersenyum kaku. “suka tante, bagus banget gaunnya.” Valerin meringis.
“kamu juga suka kan, Fin?”
“suka banget, Ma.”
Valerin semakin malas berada di tempat itu, ia ingin pergi dari tempat secepatnya, tanpa Alfin dan mamanya. Apapun caranya. Lalu sebuah ide terlintas di kepala Valerin.
Eyon💛
Yon, jmpt gue diblkng cafe permata|
skrg :( |Valeri menunggu jawaban Valeron dengan penuh harap, semoga Valeron cepat membalas dan cepat menjemputnya.
ting!
Eyon💛
|ada apa kak?
|gue berangkat skrgValerin bernafas lega dengan jawaban Valeron. Sekarang hanya tinggal menunggu Valeron.
Sepuluh menit berlalu. Valeron belum juga memberi kabar. Valerin sudah jengah mendengar obrolan yang isinya hanya pernikahan pernikahan dan pernikahan.
ting!
Eyon💛
|gue udh di blkng cafe
Valerin tersenyum. Sekarang tinggal berbuat suatu kebohongan agar bisa terbebas dari sana.
“em— Fin. gue ke toilet sebentar ya.” izin Valerin pada Alfin.
“mau dianter ga?” tanya Alfin.
“gausa lah, kan gue udah gede.” Valerin berdiri. “Ma, Verin ke toilet dulu sebentar ya.”
“jangan lama ya sayang.”
Valerin berjalan ke arah toilet dengan santai, untungnya toilet cafe dekat dengan pintu belakang, jadi Valerin tidak perlu susah untuk melarikan diri. Valerin melihat Valeron yang sudah menunggunya di pinggir jalan, Valerin segera mengampiri Valeron.
“ayo Yon.” Valerin mengambil helm dari tangan Valeron.
“lo kenapa?” tanya Valeron panik.
“nanti gue cerita. sekarang kita pergi dari sini. jangan kerumah dulu.”
“oke, ayo.”
~•~•
Gaunnya seperti yang di mulmed tuu, langsung nikah 😱 gagal ga ni pernikahannya menurut kalian?
Komen ya
Next?
Mifta Sachfira
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVAL •Long Story for Short Love•
Teen FictionSQUEL of My Bad Boyfriend & My Possesive Brother. [ COMPLETED] Dasha Valerin. Wanita yang berhasil menaklukan hati ketua geng motor yang sangat terkenal dengan aksi brutal nya, mampu merubahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masa SMA Zico dan...