12• Musuh Baru?

411 34 6
                                    

Zico melajukan motornya menuju Marlchos setelah mengantar Valerin pulang. Hari ini tidak ada adegan romantis yang Valerin inginkan, karena Zico sedang dalam mood yang tidak baik. Pasalnya Zico memergoki Valerin berpelukan dengan Alfin di loker. Sebenarnya Zico juga tau kalau itu pasti yang memulai adalah Alfin. Ck! Kekasihnya tidak akan melakukan hal bodoh itu pada pria lain. Menurut Zico.

“ga lo apa-apain kan kakak gue?” Valeron menatap Zico dengan curiga saat Zico baru memasuki Marlchos.

“engga lah.” sewot Zico.

“gue takut aja, karena lo cemburu jadi kasarin kakak gue lagi.” Valeron menghisap benda tabung ditangannya kemudian mengepulkan asap berwarna biru itu dimulutnya hingga keluar dengan bentuk lingkaran.

“gue gabakal kasarin Verin lagi. itu janji gue. lo tenang aja.” Zico menepuk pundak Valeron.

“gue pegang janji lo.”

“eh, tumben kalian sekolah jam segini udah pulang.” tanya Beckham.

“sultan mah bebas.” jawab Athallah sambil memainkan jari jari nya diatas layar ponsel miring.

“madol terus kerjaanya.” sindir Dewa.
“kan kita pengikut lo, Bang.” ucap Marselino yang juga sibuk dengan ponsel miringnya.

“udah geh main em-el nya. mau ngomongin sesuatu ni.” omel Rendy. Athallah hanya mendelik pada Rendy kemudian kembali pada layar ponselnya.

“setan! turret bawah mau ancur tuh!” teriak Marselino panik.

“sabar sabar gue turun dulu.” ucap Athallah tenang.

“gila!” hardik Valeron yang memalingkan wajah malas melihat kedua temannya itu sibuk dengan game.

“Ron, soal Alfin lo udah tau?” Brylian akhirnya angkat bicara setelah menyimak beberapa saat.

“udah— gue tau dari lama Alfin tuh siapa. cuma gue mau mastiin dulu itu bener atau engga.” Valeron menjeda kalimatnya. “tapi makin kesini makin nunjukin kebenarannya.” lanjutnya.

“lo udah coba selidiki tentang dia?” tanya Zico.

“dalam proses. kemarin anak buah gue udah nemuin satu bukti kalo—” Valeron mencari sesuatu di ponselnya. “Alfin anak geng Vagos.” lanjutnya sambil memperlihatkan foto di ponselnya.

“Vagos? gue kaya pernah denger nama geng itu.” Rendy menerawang mengingat kembali nama geng itu.

“itu geng motor yang terkenal sadis dijalanan dulu. waktu Anthrax masih di pimpin sama Bang Bachdim. tapi setelah kejadian rebut wilayah itu kayanya mereka udah bubar deh.” tutur Zico.

“iya, mereka pernah bubar. tapi setahun yang lalu mereka bangkitin geng itu lagi.” ucap Valeron.

“setahun lalu? ko pas banget sama Alfin yang tiba tiba dateng dikehidupan Verin?” tanya Rendy bingung.

“dia punya tujuan tertentu.” ucap Brylian setelah mencerna semua penjelasan dari Valeron maupun Zico.
“gue yakin itu. cuma gue belum tau apa tujuan dia sebenernya mau dijodohin sama Verin.” Valeron memasukan kembali ponselnyabkedalam saku hoodienya.

“kayanya dia bakal jadi musuh baru kita.” celetuk Athallah.

Valeron, Zico, Brylian dan Rendy langsung melirik ke arah Athallah dengan tatapan heran.

“kok lo denger sih? bukannya sibuk em-el?.” tanya Valeron sewot.

“kita jadi penyimak yang baik asal lo tau.” jawab Athallah. Ternyata semua temannya memperhatikan percakapan mereka berempat.

“Ron, soal tunangan itu—”

“lo tenang aja, Co. pertunangan itu ga akan pernah terjadi.” potong Valeron cepat.

“lo juga ga setuju soal pertunangan kakak lo?” tanya Dewa.

“lo pikir aja sendiri. mana ada adik yang mau liat kakaknya sedih.” jawab Valeron tidak santai.

“yee lo santai dong.” ucap Dewa sengit.

“emosi Bang, maap.”

“tapi kok si Alfin keliatannya kalem gitu deh, masa iya dia anak Vagos?” Beckham masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

“di depan kita emang kalem, kita kan gatau aslinya dia tuh gimana.” jawab Rendy.

“bisa aja dia bermuka dua, dan dengan gampangnya berekspresi lain di depan kita.” timpal Athallah.

“bisa jadi tuh. tapi—” Marselino meringis sebelum melanjutkan kalimatnya. “kaya psikopat ga sih.” lanjutnya.

“ada benernya juga, Sel.” ucap Athallah.

“bisa jadi. makanya kita harus lebih hati-hati lagi. jangan sampe salah langkah.” ucap Zico.

“kalo salah langkah ya mundur lah, Co.” celetuh Beckham. lalu semua menatap kearah Beckham sinis. “bercanda wey gue. serius amat lo pada.” elaknya.

“pasti ada rencana yang Vagos buat diacara event kita nanti.” ucap Valeron kembali ke alur masalah.

“bener. apalagi event ini terbuka untuk umum.” timpal Rendy.

“pengawasan harus lebih ketat.”

~•~•

Holaa!
Maaf kemarin ga up, aku sibuk nugas pas malem minggu jdi ga sempet up maafin yaa?:')

Gimana ni sama Alfin, kalem padahal kan dia ya wkwk

Next?

Mifta Sachfira

ZIVAL •Long Story for Short Love•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang