“Verin!.” panggil seseorang dari belakang Valerin.
Valerin menoleh menatap orang yang menghampirinya. Pria itu memakai kaus lengan panjang hitam dengan lengannya digulung sampai sikut, dan celana hitam panjang, dipadukan dengan Valerin yang memakai sweater rajut abu abu, dengan celana panjang hitam. Membuat mereka sangat serasi disetiap mata yang memandang mereka.
“kenapa?.” tanya Valerin.
“berangkat bareng?.” tawarnya.
“eng—”
“eh udah dateng. yauda sana cepat berangkat, nanti telat lho” potong Vallen yang tiba tiba kluar dari rumah.
“iya tante. ini mau berangkat.” pria itu menyalimi tangan Vallen dan diikuti oleh Valerin setelahnya.
“hati hati dijalan ya!.”
^^
“capek ga kaya gini terus?.” tanya pria itu tiba tiba saat mobilnya berhenti karena lampu merah.
“capek banget malah.” lirih Valerin.
“masih terus mau lanjut kaya gini?.” tanya nya lagi.
“jalanin aja dulu.” ucap Valerin pelan.
Lampu merah yang berubah hijau membuyarkan lamunan mereka, dan mereka meneruskan jalan menuju kampus mereka dengan suasana sangat hening didalam mobil, karena tidak ada pembicaraan sama sekali.
Mereka sampai di parkiran kampus, begitu turun dari mobil Valerin langsung mendapat tatapan iri dari seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang melewatinya. Karena ia dan pria di sebelahnya sangat serasi. Sangat.
“jangan dipikirin.” ucap pria itu membuyarkan lamunan Valerin.
“ayo.” ajak Valerin berjalan lebih dulu meninggalkan pria itu.
“VERIN!” teriak seseorang yang berlari ke arah Valerin.
“aduh Lif, jangan lari lari gitu dong.”
Lifi. Teman baru Valerin di kampus, Lifi sama seperti Naza dan Anel, sifatnya hampir sama, oleh karena itu Valerin nyaman berteman dengan Lifi.
“iya ih maap.” Lifi meringis. “anjir lo berdua cocok banget sih, sumpah dah gue gaboong!.” hebohnya setelah mengamati pakaian Valerin dan pria disebelahnya.
“iya lah cocok.” ucap pria itu.
“pede banget lo, Cupin!” Lifi memutar bola matanya malas. “nyesel gue bilang cocok.”
Cupin? Alfin Daniel. Pria yang bersama Valerin tadi, kenapa dipanggil Cupin? tidak tau. Kebanyakan perempuan yang suka dengan Alfin memanggilnya dengan nama Cupin. Alfin juga banyak dikagumi dikampus ini. Selain pintar dia juga sangat pandai. Buktinya dia masuk Program Studi Farmasi bersama dengan Valerin dan Lifi.
“udah. kantin yuk, kelas masih satu jam lagi kan?.” tanya Valerin.
“ayo.” ajak Alfin sambil menggandeng tangan Valerin.
Valerin merasa sangat risih dengan tangannya yang digenggam Alfin seperti ini. Apalagi suasana sekarang sedang ramai.
“Lif?” panggil Valerin pelan pada Lifi yang duduk disampingnya.
“hm?”
“Informatika masuk jam berapa?.” tanya Valerin pelan sambil melihat ke arah Alfin yang sibuk dengan ponselnya.
“hari ini— sama kaya kita kayanya.” ucap Lifi. Dan hanya dijawab anggukan oleh Valerin.
Valerin melihat ke sekelilingnya mencoba mencari seseorang ditengah ramainya manusia yang berlalu lalang di kantin. Dan tatapan Valerin tertuju pada segerombolan mahasiswa yang berjalan menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVAL •Long Story for Short Love•
Teen FictionSQUEL of My Bad Boyfriend & My Possesive Brother. [ COMPLETED] Dasha Valerin. Wanita yang berhasil menaklukan hati ketua geng motor yang sangat terkenal dengan aksi brutal nya, mampu merubahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masa SMA Zico dan...