Zico sudah menunggu Valeron sepuluh menit di Cafe Permata. Tapi Valeron belum juga datang. Zico memutuskan untuk memesan minuman untuk dirinya. Jika Valeron datang dia akan memesan lagi untuk mereka berdua.
"eh, Zico?" sapa seseorang di samping Zico.
Zico mengerutkan keningnya. "Naomi? ngapain lo disini?" tanya Zico.
"gue ma tiap malem kesini- lo ngapain disini sendirian?" tanya Naomi sambil duduk di hadapan Zico.
"lo ngapain duduk disitu?" tanya Zico tidak suka."gaada meja kosong. gue ikut duduk disini sama lo ya? kan lo juga sendirian." ucap Naomi sambil senyum-senyum.
"sana pindah, gue ga sendiri." usir Zico.
Naomi mengerucutkan bibirnya kesal.
"gamau. masa gue ga duduk si." gerutu Naomi."gapeduli." ucap Zico dingin.
Naomi diam sambil terus mencuri pandangan ke arah Zico. Tapi Zico terus sibuk dengan ponselnya tidak memperdulikan Naomi didepannya.
"ko gue dikacangin sih." kesal Naomi.
"suruh siapa lo disini." ketus Zico.
"gue kan mau nemenin lo doang, Co."
"gabutuh. bentar lagi temen gue dateng. sana lo pindah." usir Zico untuk kedua kalinya.
"emang siapa si ya-"
"gue. kenapa?" potong Valeron yang baru datang dari belakang Naomi.
"lo- adiknya Verin kan?" Naomi menunjuk Valeron. Sedangkan Valeron hanya memutar bola matanya malas.
"udah tau nanya. gajelas." sinis Valeron. "udah sana. gue mau duduk." usir Valeron.
"kan disini kursinya ada tiga. guebikut gabung ya." pinta Naomi sambil menunjukan puppy eyes nya.
"ga. sana cepet." Valeron menarik Naomi agar cepat menyingkir dari kursi yang harusnya menjadi tempatnya.
"kasar banget sih." Naomi menhentakkan kakinya lalu pergi dari hadapan Valeron dan Zico.
"ngapain si cabe sama lo?" tanya Valeron mulai mengintropeksi Zico.
"gatau tiba-tiba dia dateng." jawab Zico. "lo mau ngomong apa?" tanya Zico tidak mau berkelit.
"soal Verin."
Benar dugaan Zico. Pasti soal Verin. Ah, Zico selalu tau jika itu menyangkut kekasihnya.
"kenapa?"
"gue mau kasih tau lo aja. bokap gue udah minta maaf sama Verin soal kemarin. dia juga nyesel udah maksa Verin buat dijodohin sama Alfin." ucap Valeron mulai bercerita.
"bagus dong. berarti perjodohannya gagal?" tanya Zico.
Valeron menggeleng. "engga. bokap masih teguh sama pendiriannya buat tetep jodohin Verin sama Alfin."
Zico menghela nafas besar.
"bokap minta Verin buat selalu sama Alfin selama dua minggu kedepan sebelum tunangan. katanya biar cinta mereka tumbuh." Valeron menaikkan bahunya.
"Verin mau?"
"terpaksa. bokap juga suruh Verin jauhin lo selama dua minggu. itu yang buat Verin nangis tadi." ujar Valeron.
"gue mau yang terbaik buat Verin, Ron." lirih Zico.
Valeron menautkan alisnya. "maksud lo?"
Zico mengangkat bahunya. "lo pasti paham." ucap Zico.
Valeron menggeleng sambil tertawa.
"lo mau nyerah, hah?" Valeron menatap ke arah Zico datar. "lemah." lanjutnya.
"gue pengen Verin bahagia." ucap Zico datar.
"ck! Lo pikir dengan nikah sama Alfin bisa bikin kaka gue bahagia?" Valeron memutar pandangannya. "engga. bahagia Verin cuma sama lo." lanjutnya.
"terus, sekarang gimana?" tanya Zico.
"sumpah, Co. ternyata cinta udah buat lo bego." hardik Valeron. Zico menatap Valeron tanpa ekspresi.
"gue udah gila karena kaka lo." ucap Zico terkekeh pelan.
Valeron menggeleng sambil tertawa kecil. "kita ikutin aja alurnya. lo masih bisa selalu sama Verin." ucap Valeron.
"kenapa lo percaya banget. sedangkan bokap lo udah ngelarang keras Verin sama gue." tanya Zico.
Valeron mendengus kesal. "gue tau banget Verin kaya apa. gue yakin dia gaakan mau tiap hari sama si Caplin."
Zico mengerutkan keningnya. Seolah bertanya 'siapa?'
"Alfin, bego!" hardik Valeron.
"setan lo, Ron." ucap Zico sambil tertawa.
"gimana caranya biar gue masih tetep bisa jalan sama Verin?" tanya Zico.
"use your brain, bro!" Valeron menunjuk kepalanya dengan jari telunjuk. "masih ada gue. gue bakal bantu kaka gue. apapun yang buat dia bahagia, gue lakuin."
"adik berbakti." ledek Zico.
"harus." Valeron tertawa begitu juga dengan Zico.
"Thanks. Ron."
~•~•
Hola! Aku mau kasi kabar buruk ni.
Eh gaburuk si wkwkAku mau kasih tau kalian kalo cerita aku yang 'Antarctica' aku Unpublish. Kenapa? soalnya aku mau fokusin ZIVAL ini dulubsampe selesai baru publish ulang Antarctica. Aku keteter kalo bikin 2 cerita langsung. Takutnya ZIVAL jadi ga ketata nantinya. Makanya aku Unpublish Antarctica.
Biar aku bisa stock cerita ini juga, jadi stiap malming insyaallah up 2 part buat nemenin kalian malmingan mwehehehe
Dah ah gitu aja^^
Next?
Mifta Sachfira.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVAL •Long Story for Short Love•
Teen FictionSQUEL of My Bad Boyfriend & My Possesive Brother. [ COMPLETED] Dasha Valerin. Wanita yang berhasil menaklukan hati ketua geng motor yang sangat terkenal dengan aksi brutal nya, mampu merubahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masa SMA Zico dan...