Matahari mulai meninggi, bahkan sinarnya berhasil masuk ke kamar melalui celah ventilasi. Pagi itu, aroma embun pagi terasa menyegarkan. Membuat si gadis bermata kucing itu perlahan mengerjapkan matanya.
Ia memandang sekitar kamarnya yang masih sedikit gelap dan perlahan bangkit mendudukkan dirinya di ranjang.
Sampai pada akhirnya pandangannya terhenti pada seseorang yang berstatus sebagai suaminya masih terlelap diatas sofa kamarnya. Pria itu tampak nyenyak dengan satu tangannya yang menjuntai kelantai.
Sesaat jennie mengingat kondisi tadi malam dimana lim masih memeluknya untuk membuat dirinya tenang. Bahkan pria itu masih sempat mengutarakan isi hatinya.
Dan mengapa lim tidak tidur diranjang dengannya.? Setakut itukah lim padanya.?
Jennie pun bangkit dari ranjang dan berjalan perlahan kearah lim yang masih terlelap. Ditatapnya pria itu yang ternyata ketampanannya bertambah ketika tertidur seperti ini.
Ia memberanikan diri mendekat dan mengusap lembut pipi sang suami yang sama sekali tak merasa terusik. Senyumnya mengembang melihat sang suami yang masih betah dialam mimpinya.
"Terima kasih selalu ada untukku." Ucapnya pelan, ia lalu bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
....
"Dad, mommy kangen dengan jennie dan lim." Ucap nyonya kim sambil menyiapkan sarapan untuk sang suami yang hendak pergi ke kantor.
"Mommy, jangan ganggu dulu anak dan menantu kesayangan kita. Biarkan mereka fokus membuat cucu untuk kita." Ucap tuan kim yang tampak tak sabar untuk menyantap sarapan buatan sang istri.
"Aish, daddy." Tegur istrinya sambil menyenggol lengan sang suami mendengar ucapannya yang terlalu frontal.
"Haha, benar kan mom. Mereka sedang membuat baby disana dan sebaiknya kita menahan diri untuk tidak mengganggu mereka." Sambung tuan kim lagi.
"Mommy harap jennie segera membawa kabar baik. Dan juga mommy berharap krystal juga segera menyusul. Sudah tahun kedua dia menikah dengan amber namun belum juga kita mendengar kabar bahwa brian akan memiliki adik." Ucap wanita paruh baya itu dengan fikirannya yang sudah menerawang pada anak pertamanya.
Tuan kim terdiam, memang benar ia berharap krystal juga cepat hamil. Tapi mau bagaimana, mungkin mereka belum diizinkan tuhan untuk memiliki momongan.
"Disana krystal dan brian didampingi oleh amber saja daddy sudah sangat tenang. Daddy percaya amber bisa diandalkan mom. Itu yang terpenting." Ucap tuan kim menenangkan sang istri.
Sementara disisi lain, sepasang suami istri itu baru saja melaksanakan ritual wajib. Nafas keduanya jelas masih terengah setelah bertempur hingga keduanya klimaks.
Amber yang masih berada diatas tubuh sang istri kini menyembunyikan wajahnya di ceruk leher krystal sambil mengatur nafasnya. Sementara sang istri juga masih terengah dibawahnya.
Ia mengangkat kepalanya dan menatap wajah cantik sang istri yang masih terengah dengan keringat yang menetes disekitar dahi dan lehernya.
"Yeppeo." Ucapnya pelan dengan senyum manis membuat pipi sang istri memerah.
Terdengar biasa saja memang pujian semacam itu, namun bagi krystal jika itu amber yang mengatakan mampu menggetarkan hatinya dan memicu jantungnya untuk berdetak lebih kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Do I Love You
RomanceKetika cinta bertepuk sebelah tangan, kau merelakan dia bersama bahagianya. Namun bagaimana jika akhirnya ia ingin bersamamu setelah ia memberikanmu luka yang begitu dalam untukmu. Masihkah ada alasan kau tetap mencintainya.? WHY DO I LOVE YOU..? B...