Tuan kim dan istrinya langsung menuju apartemen lim. Mendengar menantu kesayangannya sakit, pasangan suami istri itu langsung bergegas melihat keadaan sang menantu.
"Jadi apa kau sudah kedokter lim.?" Tanya tuan kim pada sang menantu. Lim pun mengangguk pelan, wajahnya kini terlihat lebih segar.
"Sudah dad, jennie yang memanggilnya." Jelas lim sambil tersenyum. Jennie kembali dari dapur membawakan minuman dan cemilan untuk kedua orang tuanya.
"Daddy harusnya tak perlu repot-repot kemari. Lim tidak apa-apa kok." Ucap lim lagi.
"Haish, begitu mendengar kabar bahwa kau sakit, mommy mu langsung sibuk mengajak daddy kesini. Makanya kami langsung kemari." Ucap tuan kim lagi, sementara jennie duduk di sofa single sambil memainkan ponselnya.
"Jennie, apa lim sudah minum obat.?" Tanya nyonya kim,
"Sudah mom. Nanti malam baru minum lagi." Ucap jennie kembali memainkan ponselnya.
"Shone sudah tau kau sakit.?" Tanya tuan kim pada menantunya.
"Sudah dad. Tapi lim bilang jangan khawatir, karna lim tidak apa-apa. Takutnya mama nanti khawatir kalau sampai mendengarnya." Ucap lim lagi dan tuan kim mengangguk.
Tuan dan nyonya kim akhirnya memutuskan untuk pulang setelah membiarkan limario untuk beristirahat. Pasangan suami istri itu sangat protektif terhadap lim, bahkan jennie yang mendengar pesan mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Limario tidur dikamarnya,sementara jennie juga berdiam diri dikamarnya. Kini ia mulai merenung tentang perasaannya. Belakangan ini ia merasakan sesuatu yang berbeda ketika dekat dengan lim.
Padahal, sebelumnya mereka cukup dekat, mengingat dulunya mereka adalah rekan kerja. Tapi sekarang, jennie bingung dengan perasaannya sendiri. Karna ia merasakan gejolak yang pernah ia rasakan sebelumnya.
Getaran yang dulu ia rasakan dengan jong in kini terjadi ketika ia dengan lim. Dan perasaan ini membuat hatinya gundah gulana.
Ditambah sesuatu yang terjadi tadi malam antara dia dan lim, membuat ia tak bisa melupakan moment tersebut. Moment dimana ia dan lim memang dikatakan sebagai suami istri.
Flashback
"Kau sudah makan.?" Tanya jennie dan lim menggeleng, jennie langsung bangkit berniat untuk membuatkan bubur untuk lim dan mengambilkan obat.
Namun lim malah menariknya hingga gadis bermata kucing itu jatuh tepat diatas tubuh lim. Pandangan mereka langsung bertemu, mata hazel lim berhasil menghipnotis jennie.
Jantung jennie berdetak lebih kencang berada dalam posisi intim seperti ini. Ia masih menatap dalam mata lim, mata yang benar-benar indah menurutnya.
Jennie perlahan menatap bibir tebal lim yang nampak menggoda. Bibir yang sudah lama tidak ia rasakan.
Terakhir kali ia merasakan itu saat drama mereka berakhir. Dan kini, rasa rindu itu menjadi penasaran, seperti apa rasanya kini.? Apa rasanya masih sama dengan yang dulu.
Entah siapa yang memulainya, bibir mereka saling menempel. Cukup lama bibir itu menempel, dan si gadis bermata kucing itu merasakan hangat dibibirnya.
Jennie hendak melumat bibir lim, namun dengan cepat limario menariknya membuat jennie heran.
"Mianhe nuna, aku takut kau ketularan." Ucapnya pelan dengan wajah merasa bersalah. Jennie langsung bangkit dari tubuh lim dan merasakan canggung diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Do I Love You
RomanceKetika cinta bertepuk sebelah tangan, kau merelakan dia bersama bahagianya. Namun bagaimana jika akhirnya ia ingin bersamamu setelah ia memberikanmu luka yang begitu dalam untukmu. Masihkah ada alasan kau tetap mencintainya.? WHY DO I LOVE YOU..? B...