🍓14

6.5K 593 64
                                    







"Lalu mengapa kau menerima pernikahan ini lim.?" Tanya nayeon serius. Awalnya ia bahagia mendengar limario sudah menikah, ia berfikir bahwa kini limario telah bahagia. Biarpun ia yang merasakan sakit, tapi kebahagiaan limario adalah kebahagiaannya juga.

Namun setelah lim menceritakan semuanya, dirinya memberontak tak terima sahabat tercintanya diremehkan seperti itu.

"Aku tidak ingin karirnya hancur karna media menyebarkan foto itu. Mereka pasti akan membuat berita yang bisa menjatuhkan nama baiknya agar berita mereka banyak direspon masyarakat." Jelas lim dengan pandangan kosongnya.

Mendengar itu nayeon berdecak sebal, masih saja limario memikirkan nasib orang yang jelas-jelas tidak peduli dengannya.

"Apa kau bahagia menikah dengannya.?" Tanya nayeon seketika membuat lim langsung menoleh kearahnya. Pria jangkung itu tersenyum, mata hazelnya seolah memancarkan aura bahagia disana.

"Aku bahagia. Hanya saja, dia belum bisa menerimaku. Mungkin dia butuh waktu karna pernikahan kami sangat mendadak." Ucapnya pelan dengan senyum yang sedikit luntur.

Mendengar jawaban lim, nayeon tersenyum tipis. Ia benar-benar melihat betapa limario mencintai istrinya, sekalipun perasaannya belum terbalas.

"Aku berharap dia segera sadar bahwa kau sangat mencintainya. Kau jangan menyerah, aku yakin lambat laun dia akan membalas perasaanmu." Ucap nayeon sambil menahan perih dihatinya. Limario memgangguk, ia mendekati nayeon dan memeluk sahabatnya itu dengan tulus.

"Terima kasih nayeon, aku senang kau disini sekarang." Ucapnya sambil mengusap lembut punggung nayeon. Nayeon mengangguk sambil merasakan matanya yang memanas dan siap meneteskan air matanya.




....








"Semuanya sudah siap, kalian tinggal berangkat saja.!" Ucap jisoo yang kini sudah selesai menyiapkan barang yang akan dibawa jennie dan lim honeymoon.

Jennie hanya diam sambil memainkan ponselnya, ia tak peduli apapun yang menyangkut honeymoon ini.

"Chaeng, jam berapa lim sampai.?" Tanya jisoo lagi pada chaeng yang juga tampak mengecek barang bawaan mereka.

"Seharusnya sudah sampai unnie. Mungkin masih dalam perjalanan." Ucap chaeng yang kini bangkit dan bergabung disofa bersama jennie dan jisoo.





Cklek...





Pintu kamar terbuka menampilkan sosok yang sedari tadi mereka tunggu-tunggu. Pria jangkung itu masuk dengan sedikit terburu-buru sambil menyengir.

"Ah mianhe, jalanan macet jadi aku terlambat.!" Ucap lim yang juga ikut duduk disofa.

"Jalanan yang macet atau kau masih sibuk dengan gadismu yang lain.?" Tanya jennie ketus tanpa melihat kearah limario. Mereka semua serempak menoleh kearah jennie yang masih saja sibuk dengan ponselnya.

Lim hendak menjawab namun chaeng menahannya.

"Sudah jangan memperpanjang masalah." Bisik chaeng sambil menggelengkan kepalanya. Limario hanya bisa menghela nafasnya dan menyandarkan dirinya di sofa.

"Kau tidak membawakanku oleh-oleh lim.?" Tanya jisoo seketika membuat lim langsung menoleh. Ia melirik barang bawaannya sejenak lalu kembali menatap jisoo dengan cengiran bodohnya.

"Mian nuna, aku hanya membawakan untuk jennie, mama dan mommy." Ucap lim merasa bersalah. Melihat ekspresi lim, jisoo malah terkekeh geli.

"Aish, aku hanya bercanda. Tidak kusangka kau pria yang pengertian. Jennie beruntung memilikimu, ah andai saja kau belum menikah lim.!" Goda jisoo yang langsung mendapat tatapan tajam dari jennie.

Why Do I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang