Kini jennie dan lim masih sama-sama diam. Mereka duduk berhadapan di meja makan dengan wajah datarnya.
Jennie yang masih kesal karna lim seenaknya masuk kamar tanpa mengetuk pintu hingga ia harus rela menyedekahkan pemandangan langka untuk limario.
Sedangkan lim sendiri masih bingung, dimana salahnya ia masuk ke kamar dan melihat pemandangan itu.
Bukankah jennie istriku.? Bahkan harusnya aku boleh melakukan lebih dari sekedar melihat. Monolognya sendiri dengan sesekali mencuri tatapan pada jennie.
"Mulai sekarang aku mau kita tidur dikamar terpisah apapun alasannya. Termasuk ketika kita pulang nanti." Ucapnya ketus. Mendengar itu limario tak terima. Oke, mungkin bisa mereka tidur terpisah ketika disini.
Lalu dirumah.? Apa alasan mereka ketika nanti shone, ataupun keluarga mereka bertanya alasan mereka pisah kamar.?
"Mana bisa. Bagaimana jika phi shone curiga mengapa kita tidur dikamar terpisah.?" Tanyanya pada jennie. Jennie hanya berdecak sebal mendengarnya.
"Jika memang begitu, kita harus tinggal ditempat lain." Ucap jennie seketika membuat lim kaget.
"Apa.? Tidak.. tidak, aku tidak setuju.!" Ucap lim sambil menggeleng.
"Ooh berarti kau memang ingin seperti tadi hmm..? Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan." Ucapnya dengan nada mengejek membuat limario geram.
"Sudah kukatakan bahwa aku tidak sengaja. Aku hanya ingin memberimu....."
"Aish sudahlah. Aku tak butuh penjelasan klasik seperti itu. Intinya aku ingin kita tidur dengan kamar terpisah sampai kontrak ini berakhir.!" Potongnya cepat mempertahankan keinginannya.
"Tapi bagaimana dengan mama.? Aku tidak tega meninggalkan mama sendiri." Ucapnya lirih dengan menatap kosong kebawah.
Mendengar itu jennie juga terdiam. Ia tau, limario sangat dekat dengan ibunya. Bahkan ia tak pernah absen menyapa sang ibu dan menyiapkan kebutuhannya setiap hari.
Tapi jennie tetaplah jennie si kepala batu. Ia tak mau keinginannya tidak dituruti. Ia tetap keras kepala mempertahankan keinginannya agar dituruti.
"Mama kan ada shone oppa. Kita juga masih tinggal dikorea. Jika rindu dengan mama kau bisa menjenguknya setiap saat. Jangan manja, kau ini anak lelaki lim.!" Ucapnya dengan nada ketus. Apapun akan ia lakukan asal keinginannya dituruti.
Limario lagi-lagi harus mengalah jika jennie sudah mengeluarkan pendapatnya. Sekalipun hatinya masih berat untuk berpisah dengan sang mama, satu-satunya harta berharga limario saat ini.
Ck, dasar bucin.
"Baiklah, kita tinggal diapartemenku saja. Kurasa itu cocok, apartemenku juga tidak terlalu jauh dengan agency mu. Jadi nuna tidak terlalu lelah nantinya." Ucap lim akhirnya mengalah.
Lagi-lagi, ia memikirkan nasib jennie. Padahal jarak dari mansion manoban menuju apartemennya cukup jauh. Ia pasti akan semakin jauh jika ingin menjenguk sang ibu.
Jennie jelas menyetujui hal ini. Selain menguntungkan dirinya, ia juga lebih mudah nantinya jika pulang pergi diantar oleh kekasihnya tanpa ada yang mengusik.
Pasalnya shone, sudah memergoki dirinya dan jong in tempo hari. Itu salah satu hal yang bisa merusak media play yang sudah mereka jalani.
"Yasudah, nuna minum dulu coklat hangat ini. Setelah itu baru istirahat, aku akan menonton film dulu." Ucap lim lalu bangkit dari duduknya setelah ia menghabiskan tegukan terakhir coklat hangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Do I Love You
RomansaKetika cinta bertepuk sebelah tangan, kau merelakan dia bersama bahagianya. Namun bagaimana jika akhirnya ia ingin bersamamu setelah ia memberikanmu luka yang begitu dalam untukmu. Masihkah ada alasan kau tetap mencintainya.? WHY DO I LOVE YOU..? B...