🍓45

8.4K 479 46
                                    








Pagi ini Limario terbangun lebih dulu dari sang istri. Ia melihat jam wekernya yang ternyata masih menunjukkan pukul 05.30. Ia beralih menatap sang istri yang masih tertidur pulas sambil memeluk dirinya. Jennie yang terlihat sangat nyenyak membuat Lim tak tega membangunkannya. Mungkin efek karna tadi malam mereka pulang agak larut dari acara pernikahan Seulgi.

Limario tersenyum, memandangi istrinya terus seperti ini bahkan tak membuatnya Jenuh. Malah ia semakin ingin berlama-lama memandang wajah istrinya yang seperti bayi.

"Hah, bahkan sebentar lagi kamu melahirkan bayi sayang. Bagaimana bisa wajahmu masih seperti bayi.?" Gumam Limario sembari mengusap lembut pipi mandu sang istri. Pipi yang sering ia cubit lembut, bahkan mengigitnya gemas hingga sang istri menangis.

Perlahan Limario berusaha bangkit, namun Jennie menyadari pergerakan suaminya hingga ia perlahan membuka matanya.



"Boo....." rengek Jennie sambil berusaha membuka matanya. Limario menatap istrinya lalu mengecup pipinya lembut.

"Masih jam 4 pagi sayang. Tidur lagi nee. Aku mau ke kamar mandi dulu." Bisiknya lembut, Jennie yang berniat bangun kini kembali memeluk gulingnya dan memejamkan matanya. Sengaja sang suami berbohong agar sang istri bisa kembali beristirahat.





....







Sinar matahari masuk menyeruak ke dalam melalui celah ventilasi kamar Jennie dan Lim. Terasa silau, Jennie membuka matanya perlahan dan menoleh ke arah nakas dimana ada jam weker disana. Ia kaget melihat jam menunjukkan pukul 07.20 pagi.

Ia menoleh mencari sang suami yang sudah tidak ada disebelahnya.

"Boo...." panggilnya lalu bangkit dari ranjang. Ia hendak menuju kamar mandi,  namun ia mengurungkan niatnya karna mendengar suara pintu yang terbuka. Ternyata disana, sang suami masuk membawa nampan sambil tersenyum kearahnya.

"Pagi sayang..." sapanya lalu meletakkan nampan tersebut di atas nakas. Melihat sang suami, Jennie menghela nafas lega ternyata Lim belum pergi ke kantor.

"Aku fikir kamu udah ke kantor. Mana aku belum siapin sarapan kamu. Kenapa kamu gak bangunin aku boo...?" Jennie langsung duduk di ranjang diikuti sang suami.

"Ucapan selamat pagi tadi kok gak dijawab sayang...?" pria itu membelai kepala sang istri sembari tersenyum hangat. Jennie yang mendengar itu juga ikut tersenyum hangat membalas sang suami.

"Morning boo..." balasnya sambil mengecup pipi suaminya. Limario mengerutkan keningnya mendapat balasan dari Jennie.

"Kenapa di pipi.?"

"Aku belum cuci muka, belum sikat gigi.." balas Jennie, Limario malah semakin mendekat membuat Jennie memundurkan tubuhnya.

"Memangnya aku pernah peduli hmm...?" Ia perlahan meraih pipi istrinya dan mengecup bibirnya. Jennie pasrah, ia memejamkan matanya merasakan kehangatan bibir suaminya.

Limario melepas pagutan mereka dan kini menatap sang istri.

"Sayang sarapan dulu nee. Nih udah aku siapin." Ucapnya sembari meletakan nampan diatas pahanya. Jennie tersenyum, perhatian yang diberikan sang suami benar-benar membuat jantungnya berdebar kencang.

"Thank you boo. Kan harusnya aku yang nyiapin sarapan buat kamu." Ucap Jennie lalu membelai pipi suami tercintanya.

"Gak tega banguni, tadi sayang keliatan nyenyak banget tidurnya." Ucap Limario. Jennie hanya bisa tersenyum mendengarnya.

"Ahm sayang, nanti kita nginep dirumah mama mau nggak.? Phi shone ada kerjaan diluar kota dan mama hanya dengan suster disana." Ajak Limario pada sang istri. Jennie langsung tersenyum lebar dan mengangguk menyetujuinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Do I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang