🍓11

6.6K 578 54
                                    







Sepulang shone dari thailand, kini gantian lim yang berangkat ke milan. Kakak beradik itu sudah sepakat bahwa akan bergantian menjaga sang mama. Maka dari itu shone tidak berlama-lama di thailand mengingat lim juga akan berangkat ke milan.

Jennie memperhatikan lim yang tengah bersiap dengan membawa beberapa keperluan pribadinya untuk penerbangan esok hari. Sementara untuk pakaian sudah diurus oleh chaeng.

"Berapa lama kau disana lim.?" Tanya jennie yang masih sibuk memperhatikan lim.

"2 hari." Jawabnya singkat sambil menutup sling bag prada nya.

Masih sibuk dengan pemikiran masing-masing, ponsel lim berdering membuatnya langsung menggapai ponselnya.




"Hallo.." ucapnya dari sini, entah apa yang dibicarakan mereka namun lim nampak tersenyum menjawabnya.

"Nee, miss you too..." mendengar lim mengucapkan kata itu untuk orang yang ditelfonnya, seketika jennie bereaksi.

Istrinya langsung menatapnya dengan bertanya-tanya. Sementara yang ditatap masih tak melepaskan senyuman manisnya.

"Ah ya, aku akan ke milan. Darimana kau tau.?" Tanyanya dari sini.

"....."

"Oke, kalau begitu aku akan mengunjungimu nanti."

"...."

"Sejak kapan aku berbohong padamu hmm.?" Ucapnya lalu bangkit dan menuju ke balkon kamarnya. Sementara jennie entah mengapa sangat penasaran siapa yang menelfon suaminya. Bahkan lim terlihat sangat senang menerima panggilan itu.

"Ne... see you." Terdengar langkah lim kembali menuju kamar mereka. Jennie masih saja menatapnya seolah menagih jawaban pada sang suami.

Namun lim mengacuhkannya dan kembali fokus ke persiapannya berangkat besok pagi.


"Siapa yang menelfon.?" Tanya jennie membuat lim menghentikan aktifitasnya. Ia langsung menatap jennie yang juga tengah menatapnya.

"Apa kau perlu tau.?" Tanya nya ketus, jennie yang mendengar jawaban itu semakin kesal.

"Aku hanya ingin tau. Apa susahnya memberi tau saja." Balas jennie juga tak kalah ketus. Limario tertawa remeh dan kini bangkit mendekat kearah jennie yang sedari tadi duduk diranjang.

Ia semakin mendekati jennie membuat si gadis berpipi mandu itu otomatis memundurkan badannya kebelakang. Limario semakin maju dengan tatapan yang tak lepas dari mata kucing jennie.

"m... mau apa kau..?" Tanya jennie terbata-bata. Yang ditanya hanya menampilkan seringai yang baru kali ini jennie lihat.

Posisi jennie sudah hampir telentang dengan kaki menjuntai kelantai dan satu tangannya menahan lim untuk berhenti, namun lim sudah berada diatasnya dengan menopang kedua tangannya diatas bahu jennie hingga gadis berpipi mandu itu terkunci.

Mata elangnya juga membalas tatapan si gadis bermata kucing itu. Kini posisi wajah mereka saling berhadapan, bahkan sangat dekat hingga jennie bisa merasakan deru nafas lim diwajahnya.

"Jangan mengintimidasiku seolah aku tengah berselingkuh, sayang." Ucapnya pelan dengan seringai diwajahnya. Jennie terdiam, entah kenapa tubuhnya tak bisa memberontak dengan perlakuan lim kali ini.

Limario semakin mendekat, bahkan hidung mereka kini bersentuhan. Refleks jennie menutup matanya seolah lim ingin melakukan sesuatu yang lebih padanya.

Mendengar degub jantung jennie berdetak kencang, limario pun tersenyum lalu bangkit dari posisinya dan pergi meninggalkan jennie keluar kamar.

Why Do I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang