🍓10

7.3K 566 141
                                    









Dan hari ini, hari pertama bagi pasangan pengantin baru itu tinggal dimansion manoban. Hubungan keduanya bisa dikatakan tidak baik-baik saja setelah kejadian malam itu.

Biarpun tengah tak akur, jennie dan lim mampu mengatasi sikap mereka ketika ada orang lain atau keluarga mereka.

Seperti kali ini, jennie tampak akrab dengan mama lim. Yang biasanya sang mama makan dibantu oleh perawatnya, kali ini jennie yang mengambil alih pekerjaan itu.


"Harusnya kau tak perlu repot-repot jen, suster bisa melakukannya." Ucap shone sambil menikmati sarapannya. Jennie hanya tersenyum dan kembali fokus pada aktifitasnya.

"Tidak masalah oppa. Mumpung jennie belum kembali syuting." Ucap jennie kembali menyuapkan makanan itu pada nyonya manoban. Ia tampak menyayangi sang mertua membuat shone dan nyonya manoban merasa beruntung memiliki jennie yang sayang dengan keluarga lim.

"Kau beruntung lim, istrimu menyayangi keluargamu." Ucap shone pada lim disebelahnya. Lim hanya menatap datar kearah jennie dan tersenyum tipis menanggapi shone.

"Nee. Jika tidak mana mau aku menikah dengan sembarang gadis." Ucap lim kembali fokus pada sarapannya. Mendengar itu jennie hanya meliriknya sekilas.

"Ah ya, aku akan berangkat ke thailand sore nanti. Perusahaan kita disana sedang ada sedikit masalah." Ucap shone membuat lim langsung menoleh padanya.

"Apa perlu kubantu phi'.? " tanya lim serius, shone langsung menggeleng dan membersihkan mulutnya dengan tissue karna telah menyelesaikan sarapannya.

"Tidak usah. Hanya masalah kecil, lagian bukankah kau akan ke milan.?" Tanya shone lagi dan kali ini membuat jennie menoleh.

"Nee, makanya pagi ini aku akan ke agency membahas masalah itu dengan seulgi." Balasnya lalu meneguk susu coklatnya. Mendengar itu shone menggeleng tak habis fikir.

"Kau ini baru menikah, bukannya memikirkan bulan madu malah langsung bekerja." Ucap shone dengan santai yang sukses membuat jennie dan lim serempak menoleh kearahnya.

"Mwo..?"  Tanya lim dengan mata yang sudah membulat lucu.

"Kenapa kau kaget.? Hal wajar kan kalau kalian honeymoon.? Atau perlu kuuruskan untuk..........?"


"Tidak perlu....!!" ucap jennie dan lim kompak membuat shone langsung terkekeh. Nyonya manoban juga nampak tersenyum melihat anak dan menantunya yang kaget.

"Lalu bagaimana aku punya keponakan jika kalian tidak honeymoon.?" Kekeh shone menggoda pasangan pengantin baru itu.

"Yak, punya anak tidak harus honeymoon bukan.?" Ucap lim seketika membuat shone makin terkekeh geli.

"Wah wah.. berarti kalian sudah membuatnya hmm..?" Godanya lagi membuat lim mengeram kesal.

"Haish, cepatlah ke kantor phi. Kau bisa kesiangan." Ucap lim lalu bangkit untuk berpamitan pada sang mama. Sedangkan shone masih terkekeh geli karna berhasil menggoda adiknya.

"Ma, lim pergi dulu nee. Mama jangan telat makan dan jangan lupa minum vitaminnya." Ucapnya lalu mengecup kedua pipi sang ibu. Ia melirik jennie yang masih disamping sang mama.

Rasanya ia enggan untuk berpamitan pada sang istri. Ia pun langsung beranjak meninggalkan ruang makan itu.

"Limario Manoban..!" Panggil sang kakak dengan nada tegasnya. Cara shone memanggilnya membuat lim sadar bahwa pria itu tengah marah dengannya.

Ia langsung menghentikan langkahnya dan perlahan membalikkan badannya.

"Beginikah caramu memperlakukan wanita.? Apa ini yang keluarga kita ajarkan.?" Tanya shone dengan tatapan tajam yang dilayangkan untuk sang adik. Lim langsung terdiam tanpa berani menyela ucapan shone.

Why Do I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang