🍓43

6.8K 555 43
                                    









Pagi hari, Jennie tersentak dari tidurnya setelah merasakan hangat ditubuhnya. Ia berfikir bahwa dirinya sakit, namun ternyata setelah ia bangkit dan melihat sekitarnya, ia melihat kondisi sang suami yang sudah berkeringat dengan keadaan masih tertidur.

Jennie menempelkan telapak tangannya di dahi sang suami yang memang benar suhu tubuhnya lebih hangat dari biasanya.

Limario sakit.?

Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Jennie membuka selimut yang menutupi tubuh mereka dan mengusap dahi suaminya yang masih tertidur.

"Boo, kamu sakit sayang..." bisiknya pelan. Kini perasaannya khawatir akan kondisi suaminya. Merasa terusik karna Jennie mengecupi wajahnya, Limario perlahan membuka matanya dan sudah mendapati sang istri menatapnya serius.

"Sayang, jam berapa ini.?" Tanyanya pelan sembari meregangkan tubuhnya.

"Sekitar pukul enam pagi. Kamu demam, dan hari ini tidak boleh kemana-mana. Harus istirahat.!" Jennie menangkup wajah sang suami dan mengusap pipi pria itu dengan lembut.

Limario heran, tak percaya akan keadaannya sendiri, ia menempelkan punggung tangannya di lehernya memastikan bahwa ia benar sakit.

"Benar kan.?" Tanya istrinya, dengan wajah bingungnya ia mengangguk dan kini berusaha mendudukkan dirinya.

"Ashh...." ringisnya sambil memegang kepalanya. Jennie membantu suaminya agar bersandar di headboard.

"Jangan ngapa-ngapain. Aku mau kebawah buatin kamu bubur dan obat untuk kamu. Kamu harus segera makan dan minum obat agar sakitnya gak berkepanjangan.!" Perintah Jennie pada sang suami.

"Tapi sayang, hari ini aku harus ke agency. Seulgi akan fitting baju pengantinnya dan Girlgroup baru yang kemarin akan segera debut dalam waktu dekat. Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan." Ucap Lim mengingat pekerjaannya hari ini diagency.

Tatapan tajam dilayangkan Jennie dan ia menggeleng tanda tak setuju.

"No.! Kamu pokoknya gak boleh keluar boo. Kamu harus istirahat, kamu ngerti gak sih kalau kamu ini sakit.!" Dan sekarang, Jennie menjelma menjadi istri yang posessif. Bukan apa-apa, jika saja keadaan suaminya sehat tidak mungkin ia melarangnya bekerja.

Bukankah memang orang sakit harus beristirahat.?

"Sayang, tapi ini emergency. Aku takut gara-gara ini, jadwal debut mereka harus mundur karna persiapannya belum matang. Hanya sebentar sayang, jam makan siang aku sudah selesai." Rengeknya pelan, sebenarnya ia sendiri juga merasa berat untuk ke agency.

Tapi ia juga tidak ingin semuanya kacau. Jadwal debut girlgroup nya bisa mundur dan Seulgi akan gagal fitting baju pengantinnya. Karna pernikahan mereka tinggal menghitung hari, tidak mungkin juga diundur.

"Boo, kalau kamu sehat apa mungkin aku gak izinin hmm..? Sayang, aku takut kamu kenapa-napa.." Jennie pun berusaha membujuknya. Ia takut jika berbicara kasar dengan Lim, pria itu akan meninggalkannya. Karna ia tak ingin Lim salah persepsi dan malah marah dengannya.

Jennie benar-benar trauma ditinggalkan oleh Limario.

"Sayang, nanti jam makan siang urusannya sudah selesai. Habis itu aku langsung pulang untuk istirahat. Janji.!" Ia menunjukkan kelingkingnya sembari menyengir kuda. Jennie hanya menghela nafasnya, ia pun mengangguk pelan membuat wajah suaminya itu sumringah. Bahkan seperti tak kelihatan sakit.

"Oke, aku izinin. Sekarang kamu tunggu disini, aku mau buatin kamu sarapan sekalian bawa obat buat kamu. Kamu jangan mandi, nanti biar aku aja yang bersihin badan kamu setelah sarapan." Ucap Jennie lalu hendak bangkit. Namun niatnya terhenti karna Lim menahan lengannya.

Why Do I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang