Seseorang mendekat. Aku bisa merasakan gerakannya, karena tubuhku sudah terlatih. Tali sialan! Tak ada celah sedikit pun untuk melepasnya. Jantungku seperti berhenti saat terasa embusan udara panas di telinga.
"Kalau mau selamat, ikuti kataku! Anggukkan kepala sekali jika mengerti."
Memangnya aku punya pilihan?
Kuanggukkan kepala pelan. "Akan kulepas semua ikatanmu, tapi jangan coba-coba untuk bergerak. Sekali saja terlihat gerakan yang mencurigakan, tanggung sendiri akibatnya." Aku bisa merasakan semua simpul itu melonggar, kemudian lepas. Tinggal penutup mata ini.
Awas saja kalau aku bebas nanti. Kubalas kalian.
Sekarang aku merasakan jarak dari orang tadi. Sayang aku tak bisa berkutik. Kemudian ada yang menarik penutup mataku dengan kasar. Aku mendengus marah, tapi cahaya terang yang tiba-tiba menyerang membutakan mataku sesaat.
"KEJUTAAAAAAAAN!"
Tubuhku siaga. Mataku sudah beradaptasi kurang dari tiga detik, tapi otakku kelu.
"Happy birthday."
"Selamat ulang tahun."
Dua kalimat itu diteriakkan bergantian. Aku mengenal beberapa orang. Ah bukan beberapa, tapi aku mengenal semua orang yang ada di sini. Bahkan aku mengenal ruangan ini.
Aku melirik sinis ke arah Don yang sedang menganggat gelas berisi minuman berwarna merah. Tak ada rasa bersalah atau penyesalan dalam mimik wajahnya. Berkat latihan selama ini, aku pun berhasil menyembunyikan perasaan yang kurasa. Tubuhku memang bergeming, tapi jauh di dalam dadaku, ada lava yang meletup-letup.
"Happy birthdaaaaay, Chi," pekik Luna sambil memelukku. Disusul oleh Andres, Hero, dan Marlon.
Hampir semua yang hadir sudah mengucapkan selamat dan menyalamiku, kecuali Don. Dia tampak tak acuh dan masih asyik mengobrol sambil menyuap sepotong Macaroon.
"Udahan dong, Chi! Jangan marah! Kita semua cuma pengen ngerayain ulang tahun lo," jelas Luna. "Lo itu terlalu serius ngejalanin misi, atau terlalu sibuk sama kerjaan lo di travel, padahal kan cuma kamuflase, sampe lo lupa sama hari lahir lo sendiri."
"Sorry, kalau kelewatan. Tapi tadi seru, kan?! Kapan lagi bisa ngerjain Chiara," timpal Hiro. Dia langsung melipir begitu kutatap matanya. "Peace!" Hiro mengangkat jari telunjuk dan tengah yang membentuk huruf V.
"Mereka yang memaksaku ikut dalam sandiwara ini." Aku terkesiap melihat Don sudah berjarak begitu dekat. Aku bahkan tak menyadari pergerakannya. "Tadinya aku tak mau, tapi mendengar konsep mereka, rasanya sayang untuk dilewatkan. Sesekali, acara begini boleh juga." Don mengatakan hal itu, seolah-olah apa yang dilakukan padaku tadi adalah hal yang menyenangkan. "Selamat ulang tahun, ya!" Katanya lagi sambil menepuk bahuku, kemudian berlalu.
"Macaroon. Kesukaan lo. Aaaa," ucap Andres yang terlihat berusaha mencairkan suasana.
"Sejak kapan?" Sahut Marlon dingin.
Kutinggalkan mereka tanpa berkata apa-apa. Luna menyusulku sambil terus merayu.
"Lo yang rencanain semua ini?" Luna mengangguk. "Mereka ikutan?" Luna mengangguk lagi. "Bagus!"
"Jangan marah dong! Gue kan pengen lo hepi."
"Hepi? Gimana gue bisa hepi, ngumpet di bagasi mobil segitu lama. Gimana gue bisa hepi, tangan dan kaki diikat, mata ditutup dan diancam. Gimana bisa hepi setelah gue dibanting nggak pake perasaan?"
Luna diam.
"Tapi kan, lo dibantingnya di matras, Chi, bukan di lantai." Ucapan Luna barusan begitu lirih hingga terdengar seperti dia sedang kumur-kumur.
Luna kembali diam, begitu pun denganku. Aku memang lupa dengan hari ulang tahunku. Aku memang tidak pernah menganggapnya istimewa. Bahkan aku membencinya. Mengingat hari ulang tahunku, hanya mengingatkanku kalau aku tak diinginkan.
=================================
Woooi! Kangen nggak? I'm back.
.
Btw, apa kabar semua? Semoga sehat -sehat ya. Yang lagi sakit, semoga lekas pulih. Yang lagi WFH atau LFH, tetap semangat. Yang terpaksa harus beraktivitas di luar, jaga kesehatan.
.
Ngedit antologi dengan tema berat bikin kepala mumet. Untung di grup ada jadwal promo karya online, jadi inget sama CLS yang udah lumutan. Biar gak malu drop link, terpaksa deh update. Hahahaha. Alasan macam apa itu?
.
Semoga dengan part yang dipaksain ini, feelnya dapet lagi.
.
See yaaaa,
San Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chiara's Little Secret [COMPLETED]
ChickLitDemi mendapatkan sebuah petunjuk tentang jati dirinya, Chiara harus menyelesaikan sebuah misi. Tidak boleh ada kata gagal dalam melaksanakannya. Dalam menjalankan misinya, Chiara harus menjadi bayangan. Dia boleh terlihat, tapi tak boleh tertangkap...