(43)

482 65 8
                                    

Semua saran Luna kujalani, aku tak mau membuang masa. Waktuku kurang dari 48 jam untuk melakukan tindakan lainnya. Entah itu acuh atau abai.

Semua terjadi persis ucapan Luna. Mr B memberikan lokasi di mana kecelakaan itu terjadi. Tempat yang terdengar asing bagiku. Kuputuskan untuk mencari tahu dulu sebelum berangkat ke sana.

Jantungku berdegup kencang. Ternyata tempat itu tak jauh dari lokasi acara Pak Yudhi. Aku tak ingat mobil melintasi jembatan di atas sungai karena tertidur. Tapi, ya, di sana ada aliran sungai. Segera kuberitakan hal ini ke Luna. Aku tak mungkin bisa sendirian saat begini. Dua kepala lebih baik dari satu.

Dengan menggunakan mobilku, aku dan Luna langsung ke lokasi. Aku sudah mengantongi nama-nama orang yang menjadi saksi atas kecelakaan itu. Aku berharap mereka berumur panjang dan memiliki ingatan bagus.

Jam tiga pagi aku dan Luna sudah sampai. Tempat ini sudah berubah. Setidaknya dari gambar yang dikirimkan Mr B, dan potongan koran yang sudah menguning. Lebih banyak bangunan di sini. Dari hasil penyelidikan singkatku dengan Luna, ada tiga orang saksi yang masih hidup. Dua di antaranya sudah sangat sepuh. Harapan kami tinggal pada satu orang tersisa. Demi kesehatan jiwa raga, Luna memaksaku untuk tidur. Tiga sampai empat sudah cukup, katanya.

Tubuhku terguncang hebat. Kepala dan mataku masih berat. Suara jeritan Luna melengkapi deritaku.

"Chiara, bangun!" pekik Luna, "Itu orang yang kita cari. Cepetan! Keburu orangnya pergi."

Aku terkesiap. Kukerjapkan mata beberapa kali untuk mengusir kantuk. Kulihat orang yang ditunjuk Luna, kemudian melihat foto yang kami dapat. Luna memintaku untuk memperhatikan ucapan orang itu dengan saksama, sementara dia mewawancarainya. Aku dan Luna, buru-buru menyatroninya.

Laki-laki ini rasanya seumuran dengan Don. Mungkin karena usianya masih terbilang muda, dia bisa lancar menjawab pertanyaan Luna. Hebatnya lagi, dia bisa menggambarkan kecelakaan itu seperti baru terjadi kemarin.

Luna melihatku sebentar, lalu meminta orang yang mengaku bernama Kuwat, menceritakan ulang kejadiaannya.

"Gimana toh, Mbaknya. Mosok, saya disuruh ulang-ulang," protesnya dengan bahasa campuran dan logat medok. "Waktu itu, saya lagi jalan di pinggir. Tahu-tahu ada mobil ngelakson kuenceng. Saya sampai jatuh ke parit, selain kaget karena suaranya, mobil itu hampir nabrak saya."

"Terus, Pak?" selaku tak sabaran.

"Sabar toh! Habis itu, mobilnya mutar-mutar. Sempat berhenti di ujung situ." Pak Kuwat menunjuk jembatan. "Terus ada mobil lain yang ngebut-ngebut juga. Dua mobil. Salah satunya, nabrak mobil yang pertama sampai jebur sungai. Saya ikut lari buat nolong. Wong saya denger ada bocah di dalemnya." Pak Kuwat melihat wajah Luna, lalu melihatku, dan kembali melihat Luna. "Mobil yang nabrak itu kuabur, mobil yang satunya berhenti. Ada laki-laki yang jebur, buat nolongi bareng warga. Kasian bocahnya. Dia nelen air sampai semaput. Dadanya ditekan-tekan. Setelah muntah-muntah, dia nangis. Ibunya ndak selamat."

Tubuhku bergetar mendengar cerita itu. "Ada polisi nggak, Pak?" tanyaku lirih, "Jenazah ibunya dibawa ke mana?"

Pak Kuwat membisu. Pertanyaan ini memang belum dilontarkan Luna, karena kami tidak memasukkannya dalam daftar pertanyaan semula. "Polisi datang dengan truk kait, buat angkat mobil dari sungai. Saya ndak tahu mayatnya dibawa ke mana, tapi saya lihat, bocah itu dibawa pergi sama orang yang dari mobil.”

"Bapak ingat laki-laki itu?" sela Luna.
Pak Kuwat mengangguk. Mataku membesar mendengar perkataannya. Ingatan orang ini benar-benar luar biasa. Luna melihatku, lalu mengangguk. Kusodorkan sebuah foto lama.

"Apa orang ini yang bawa anak itu?"

Lagi-lagi Pak Kuwat mengangguk. "Iya. Yang muda. Ini orangnya. Saya yakin. Kalau ndak salah, di tangan kanannya, ada bekas luka panjang. Saya lihat pas dia lagi nolongin anak itu."

Jantungku seperti copot dari tempatnya. Jangan dia. Jangan dia.

=================================

4 part, Gengs. Gila! New Record, nih!

See yaaaa, very soon. 😘😘😘

Chiara's Little Secret [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang