(29)

485 61 7
                                    

Aku mengambil kertas dan pulpen dari dalam tas. Menuliskan apa yang ingin kukatakan. Tak lama setelah membaca pesanku, Marlon menoleh. Tatapannya seperti menyelidik isi pikiranku.

I'm in. let’s party to night," katanya.
Sontak aku menelengkan kepala, dan dia tersenyum. Sumpah demi apa pun! Marlon senyum. Dia bukan hanya mengejutkanku dengan melibatkan diri, tapi dia juga membatalkan rencana hari ini. Kurasa keputusannya itu memang tepat. Marlon nggak mungkin menunjukkan tempat biasa padaku. Kalau hanya sekedar properti baru untuk resor atau hal umum lainnya, dia pasti mengajak semua keluarga.

Aku jadi teringat tentang bungker milik Marlon di pulau. Saat merancangnya, dia memang tidak memberitahuku, tapi begitu siap, aku adalah orang pertama yang diajaknya. Bahkan aku juga orang pertama yang dibuatkan akses. Kalau tak salah, hanya aku yang bisa masuk ke semua bungker miliknya. Keluarga lain hanya bisa masuk ke PI05. Sebesar itukah kepercayaannya padaku?

Sebenarnya aku juga bingung kenapa berani menceritakan tentang misi ini pada Marlon. Padahal kami nggak dekat, jarang ngobrol malahan. Dibanding dengan anggota keluarga lainnya, hubunganku dan Marlon, rasanya yang paling renggang.

"Kamu mau pakai apa nanti malam?"
Pertanyaan Marlon menarik kesadaranku. "Hah? Apa?"

"Saya tanya, nanti malam kamu mau pakai baju apa? Jangan bilang kamu akan menunggu menit terakhir untuk beraksi."

"Memang seperti itu rencananya."

Marlon menggeleng pelan. "Makin cepat kamu datang, makin cepat misi selesai. Jadi, waktu yang tersisa cukup banyak untuk melakukan hal lainnya."

"Jadi, aku harus menyamar jadi tamu? Pakai gaun, perhiasan, dan segala hal yang merepotkan itu?"

"Kamu bisa jadi pelayan, koki, pengawal, atau apa pun, sahut Marlon, tapi ingat! Kamu harus mempertimbangankan batasan ruang gerak dari setiap pilihan."

Kuembuskan napas dengan kasar.

*

Aku masih tak percaya saat melihat pantulan diriku di cermin. Gaun merah tanpa lengan ini, begitu pas membungkus tubuhku. Meski rambut yang dibiarkan terurai dan perhiasan minimalis, tidak membuat penampilanku rusak. Rasanya seperti meminjam tubuh orang lain.

Malu sebenarnya bertemu Marlon dalam balutan ini. Lebih tepatnya takut dia mengejekku. Tapi kan aku juga nggak bisa menghindarinya. Secara dia pergi bersamaku.

Pukul 18.45 aku dan Marlon sudah berada di tengah pesta. Untung saja aku mengikuti semua sarannya. Pertama, aku pasti terlihat mencolok jika menggunakan warna lain, dan hal itu akan memudahkanku untuk dikenali. Kedua, apa yang kukenakan ini, serasi dengan Marlon. Semua yang datang ke tempat ini berpasangan, pasti akan aneh jika aku dan Marlon berbeda.

Mr B bukan hanya menyiapkan akses untukku, tapi dia juga memberikan cetak biru tempat ini. Sempat terpikirkan, mengapa dia nggak melakukan semuanya sendiri, jika dia punya segalanya? Cetak biru itu sangat berlebihan, apalagi misiku hanya untuk mengkloning data ponsel. Bisa juga dia hanya menguji kemampuanku.

Target sudah terkunci dan tinggal eksekusi. Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana menjauhkan orang itu dari ponselnya? Sedangkan dia terus berbicara menggunakan benda itu. Aku sibuk dengan pikiranku, saat mendengar jeritan seorang perempuan.

"Matamu di mana?" hardiknya pada seseorang yang tengah membungkuk.

Kejadian itu langsung menarik seluruh perhatian semua yang hadir, termasuk targetku.

Marlon? Sedang apa dia?

Orang yang kuincar menyudahi pembicaraannya dan memasukkan ponselnya dalam saku jas. Orang itu menghampiri perempuan tadi dengan tergesa-gesa. Masih dalam posisi setengah membungkuk, Marlon menoleh, lalu mengedip padaku. Aku mengerti. Kusamakan langkah dengan laki-laki itu, dan begitu jaraknya tepat, kujatuhkan diri ke tubuhnya.

Di saat lelaki itu membantu menopang tubuhku, langsung kuselipkan ponselku ke sakunya. Buru-buru kuucapkan terima kasih. Dia hanya mengangguk dan tersenyum tipis, lalu meninggalkanku.

=================================

Maaf yaaa, atas ketidaknyamanan saat baca part 27 dan 28 yang kebalik posisinya. Pas publish part 27, emang rada eror gitu WPnya.

Mudahan part berikutnya gak eror-eror lagi.

See yaaaa.

Chiara's Little Secret [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang