(30)

523 62 14
                                    

Hanya butuh dua sampai tiga menit untuk mengopi seluruh data yang ada ke ponselku. Karena itulah, Marlon terus membuat pasangan itu sibuk dengan tingkahnya. Setelah waktu yang kubutuhkan dirasa cukup, kuhampiri mereka.

"Permisi," kataku pelan, "sepertinya ponsel saya jatuh di pakaian Anda, Pak." Orang itu menatapku curiga. Kusunggingkan senyum sebelum mengatakan alasannya. "Anda menolong saya tadi. Saya baru sadar ponsel saya menghilang, dan ...." Aku sengaja menggantung kalimatku.

Orang itu merogoh sakunya. Terlihat perubahan tipis dari air mukanya. Dia mengeluarkan dua buah ponsel.
"Ah, itu dia," kataku girang. Dengan wajah datar, dia menyerahkan ponselku. Tanpa berbasa-basi, aku mengambilnya,  mengucapkan terima kasih, lalu pergi.

Dari sudut mata, aku masih bisa melihat Marlon berbicara dengan mereka. Agar tak menarik perhatian, aku berbaur dengan tetamu lainnya sebentar, sebelum akhirnya menghilang.

Kulaporkan langsung semuanya pada Mr B. Aku cukup terkejut dengan perintah berikutnya. Dia memintaku mengirimkan hasil kloningan itu padanya via email. Hal ini sempat membuatku berpikir keras. Dari mana dia mengetahui semua ini dengan begitu rinci?

Wajar jika dia mengetahui banyak orang yang ada disekitar Don, karena dia pernah jadi bagian dari keluarga. Tapi, teknologi untuk mengopi data ponsel dan mengirimkan hasilnya secara elektronik, baru ada dan disempurnakan belakangan ini. Jauh setelah Mr B keluar. Apa dia punya mata-mata di dalam keluarga? Jika iya, artinya ada pengkhianat.

"Sudah selesai?" Lagi-lagi pertanyaan Marlon membuatku terkesiap. "Ada masalah?"

Aku meliatnya sebentar, lalu menggeleng. "Semua beres."

"Oke." Marlon melempar jasnya ke kursi belakang sebelum memasang seat belt. "Masih ada waktu untuk menjalankan rencana semula." Aku hanya mengangguk.

Padahal misi kali ini nggak melibatkan aksi sedikit pun, tapi aku merasa lelah. Marlon menyuruhku tidur. Dia bilang akan membangunkanku jika sudah sampai.

*

Aroma kopi yang menerobos rongga hidung, membangunkanku. Tubuhku langsung siaga saat menyadari berada di lingkungan yang asing.

"Maaf. Tadi saya terpaksa memindahkanmu ke sini. Kamu susah dibanguninnya.”

"Apa? Maksudku, masa sih?"

"Di kamar itu, ada beberapa potong pakaian, kalau kamu mau ganti baju." Aku menatap Marlon dengan bingung. "Kalau kamu lebih suka tidur pakai gaun itu, silakan saja. Pakaianmu yang tadi sore tertinggal di butik." Bahuku melorot mendengar penjelasannya. Aku nggak punya pilihan lain selain mengikuti sarannya.

Kamar ini terasa nyaman. Ranjang yang empuk dan suhu yang kusuka, membuatku ingin langsung merebahkan diri. Sayang, cacing di perutku orasi minta diisi. Benar yang Marlon katakan. Memang ada beberapa potong baju, tapi semua itu bajunya. Atasan piyamanya saja, sudah menutupi tubuhku hingga ke lutut. Jadi, kuputuskan untuk memakai itu saja.

Kami sama-sama canggung pada awalnya. Setelah makan kudapan dan minum kopi, kami mulai terbiasa satu sama lain. Setelah sekian lama tinggal dalam satu rumah, baru kali ini kami bisa mengobrol begini. Jika boleh jujur, aku suka momen ini.

"Chiara! Lo mikir apaan?" Kata suara di kepalaku. "Jangan terbawa suasana!

Ternyata, suasana itu nggak bertahan lama. Apalagi setelah Marlon melontarkan pertanyaan tentang misi tadi.

"Apa kamu nggak mikirin akibatnya ke orang tadi? Dia bisa kehilangan seluruh uangnya di rekening."

"Aku nggak peduli. Kamu sendiri juga tahu siapa orang itu dan dari mana dia mendapatkan semua hartanya." Marlon menggeleng mendengar ucapanku. "Uang kotor hanya berputar di lingkaran yang sama. Gampang dapat, gampang hilang.”

=================================

Walau telat, yang penting bisa apdet 2 part. Bentar lagi juga ditagih, "Yang hari ini belum ya, Thor!"

Eh, ngomong-ngomong, si Chiara sama Marlon, ngapa susah banget akur ya? Jadi gemes-gemes gimana gitu sama mereka.

Apakah kalian mencium bau sesuatu? Tentang hubungan mereka, bukan bau yang lain.

Udahlah. Kita liat aja gimana perkembangan mereka. Apa butuh ditambahin SP atau nggak.

Chiara's Little Secret [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang