Apa yang Anin lakukan sekarang ya?
Jev terus mengaduk kopi Cappucinonya di teras apartemennya.
Seharusnya dia bisa saja kembali ke wujud Penjaga Manusia yang dimana tidak akan ada orang yang bisa melihatnya. Dengan begitu, dia bisa mengawasi Anin seperti biasanya. Hanya saja, dia merasa saat ini hal itu tidak perlu dilakukan. Jev tidak perlu mengawasi Anin hari ini karena gadis itu pasti akan melakukan hal yang sama. Seperti saat Anin mandi, mana mungkin dia ikut mengawasi kegiatan itu?
Walaupun begitu, alhasil dia jadi penasaran mati-matian. Tapi dia ingin mengetahui itu berdasarkan cerita Anin nantinya saja.
"Ah, sudahlah. Kayaknya aku harus jalan-jalan sebentar. Jing, kamu mau ikut keluar nggak?" tanya Jev pada Jingan. Awalnya kucing itu sibuk menjilati tubuhnya, tapi mendengar pertanyaan itu, Jingan bertindak seakan menyetujui ide tersebut.
"Hm, aku bawa kamu pake apa, ya? Tali harnes kucing? Ide bagus." Jev menjentikkan jarinya dan tali harnes tersebut langsung muncul di depannya. Dengan cepat Jev mengikatkan pada Jingan. "Nah, sudah siap. Ayo kita pergi."
Lelaki itu hanya berjalan di taman dekat apartemennya. Kebetulan taman tidak sepenuh seperti biasanya. Mungkin karena ini sore sehingga tidak banyak yang pergi ke taman. Sambil memegang erat tali harnesnya, Jev mulai memutari taman bersama Jingan.
Saat dia mulai melangkahkan kakinya, beberapa memori mulai berdatangan.
Disaat dulu Jev mendapat tugas mendadak, keluarga Anin masih serasi seperti keluarga umumnya, lalu adu mulut mulai bermunculan, Anin yang mulai menutup dirinya dan tidak tersentuh, hingga sekarang dimana gadis itu mau meminta maaf kepada papanya.
Wah, rasanya semua cepat berlalu.
Jev mendecih, berarti selanjutnya dia akan mengawasi Anin seperti 'biasanya'. Tidak terlihat dengan wujud astralnya.
"Thanks a lot, Mr."
Pilihannya memang tidak buruk, kan?
Saat Jev kembali ke dunia nyata, dia sudah mengelilingi setengah taman tersebut. Wow, melamun memang menghabiskan waktu juga.
"Hng, permisi," panggil seseorang sambil menarik lengannya. Ketika Jev menoleh, dia mendapati gadis cantik dengan rambut pirang dan mata berwarna ungu—tapi bukankah softlens ungu itu terlalu berlebihan untuk seorang gadis remaja? Jev tebak dia masih murid, mungkin kelas 11 atau 12. Mana mungkin sekolah memperbolehkan hal semacam itu.
Eh, tunggu. Aura aneh macam apa yang gadis itu pancarkan?
"Aku sedang mencari seseorang, apa anda melihat laki-laki dengan kacamata hitam, tingginya seperti anda, dan membawa tongkat orang buta?"
Jev menggeleng. Mana mungkin dia melihat, kan dia dari tadi melamun. "Maaf, saya nggak lihat."
"Ah, terima kasih. Maaf saya menganggu." Gadis itu membungkukkan punggungnya sebelum pergi. Jev terus melihatnya hingga sosoknya menghilang.
"Dia sudah di kehidupan keempatnya, kan? Apa jangan-jangan dia dipaksa untuk menjalankan kehidupan barunya?" Jev bermonolog. Ada aura kehidupan ketiga dan keempat yang tercampur. Ini kasus yang jarang, tapi pernah terjadi. Terakhir kali, aura dua kehidupan bercampur karena manusia tersebut dipaksa menjalani kehidupan selanjutnya ketika kehidupan sebelumnya belum selesai. Biasanya karena ada beberapa kesalahan penting yang menyebabkan itu terjadi.
"Pantes cantik. Warna mata sama rambut juga berarti asli. Yang kayak gini selalu menarik, sih.."
Ah sudahlah, untuk apa dia pikirkan lebih lanjut? Lagian kayaknya tadi gadis itu mencari orang buta, ya? "Jing, yuk kita pulang."
![](https://img.wattpad.com/cover/209015697-288-k605381.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With My Way (✓)
Genç Kurgu"Ada tugas baru buat kamu. Tolong jagakan perempuan ini di kehidupan akhirnya." --- Melchiah Aitan, atau Jev sebagai nama manusia adalah seorang Penjaga Manusia dan ditugaskan untuk menjaga Anindira Pratista dan memastikan agar perempuan itu bahagia...