15. Kontrak Perjanjian

28 7 0
                                    

Jev tidak menyangka Anin akan senekat ini. Dia sudah memerhatikan kegiatan Anin dari tadi malam. Gadis itu terlihat fokus dengan laptop dan Ms. Word. Awalnya lelaki itu tidak menebak apa-apa dan mengira gadis itu sedang mengerjakan tugasnya. Tapi rupanya dia salah.

Ternyata Anin sedang mempersiapkan kontrak mereka.

Setelah mencari contoh kontrak dari internet, gadis itu langsung membuat dan memikirkan syarat-syarat apa saja yang harus dimasukkan. Dari hal yang baginya sangat penting hingga yang kurang penting. Selama 3 jam penuh Anin fokus kepada isi kontraknya dan langsung menuju tempat print.

Dan sabtu ini mereka bertemu di kafe dan membicarakan mengenai bantuan tersebut.

"Jadi... saya harus tanda tangan disini?" tanya Jev. Anin mengangguk.

"Jangan lupa dibaca semua syarat perjanjiannya," ingat Anin.

Dilarang kontak fisik. Jarak minimal 100 meter kecuali jika dibutuhkan. Tidak ada batasan dalam berkomunikasi, jika sangat diperlukan mereka bisa menghubungi kapanpun dan dimanapun. Total ada 15 syarat hingga syarat akhirnya adalah dilarang memiliki perasaan diantara satu sama lain.

Memangnya syarat terakhir ini penting? Masalahnya, mana mungkin dia jatuh cinta dengan manusia. Semua makhluk semacamnya sudah dibuat tidak bisa merasakan jatuh cinta kepada manusia. Kalau ada pun, itu adalah makhluk bandel dan biasanya berakhir hidup di bumi dengan waktu yang tidak menentu. Bisa 100 tahun, 500 tahun, ataupun 10 abad. Belum lagi semua kemampuan ajaib yang dimiliki akan hilang.

Kalau Jev sih ogah kehilangan semua hal yang sudah dia miliki. Melihat dua insan yang jatuh cinta sudah cukup baginya.

"Syarat terakhirmu konyol banget. Buat apa saya punya perasaan sama murid sendiri?"

"Siapa tahu kayak cerita Wattpad gitu," balas Anin lemah. Benar juga ya, ngapain dia menambahkan syarat semacam itu? Eh, tapi kan niatnya buat jaga-jaga.

Jev menoyor gadis itu. "Saya nggak bakal naksir kamu," bilangnya meyakinkan.

Anin mengangkat bahu. Dia juga nggak bakal jatuh cinta kok sama gurunya.

"Oh iya, memangnya Mr tahu masalahku apa aja?" kepo Anin. Seingatnya Jev hanya tahu kalau dia penyendiri, lalu yang terakhir dia sedang bingung membalas pesan dari papaya. Jadi itu sebabnya guru itu menawarkan bantuan. Sejujurnya Anin berharap Jev bisa membantunya lebih dari itu. Rasanya sih nggak mungkin..

Tapi Jev cuma menyeringai. "Saya tahu kamu lebih dari yang kamu pikirkan."

"Masa?" Anin tidak percaya.

"Ya terserah sih kamu mau percaya atau nggak." Yang penting aku sudah bilang. "Pokoknya jangan kaget sama semua bantuan saya, ya."

Kalimat itu sukses membuat Anin semakin penasaran. Dia memang sepenuhnya memberi tanggung jawab tentang bantuan ke Jev. Jadi guru itu dibiarkan sekreatif mungkin untuk membantunya. Palingan juga nanti cuma dicariin komunitas dan perbanyak lomba. Toh dia juga tidak berniat untuk curhat tentang keluarganya lebih dalam lagi kalau semisalnya guru itu tahu sedikit tentang latar belakangnya.

"Bolpoinnya mana?" tanya Jev. Anin segera memberikan bolpoin yang selalu dia bawa. Dengan cepat Jev menandatangani diatas meterai yang sudah tersedia. Melalui kontrak ini, Jev sudah dibebaskan untuk membantu gadis itu.

Baiklah, ini bakal jadi titik balikmu, Nin.

"Sekarang gimana kalau kita ke toko buku dulu?" tawar Jev. Anin mengernyit.

"Toko buku?"

"Iya. Gimana? Mau nggak?" Anin mengangguk.

Mereka berjalan ke toko buku yang memang lumayan dekat dari kafe.

With My Way (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang